8. The King of Suicide

15 2 0
                                    

Semua penduduk Woodbury percaya pada kata-kata Govenor. Mereka kompak menyerukan, "Bunuh mereka! Bunuh mereka!"

Norman cemas. Bukan takut pada gerombolan bajingan ini. Ia mengkhawatirkan kondisi Han yang katanya tertembak. Mungkinkah ini adalah akhir mereka berdua? Jika ya, akan sangat disayangkan.

Laurie tidak tahan. Ia menyeruak. "Hentikan!"

Milton berusaha menahannya.

"Kumohon hentikan semua ini, Govenor!" pinta Laurie.

"Kini bukan tergantung padaku lagi," kata Govenor. "Tetapi rakyat Woodbury."

Sebenarnya, Michelle pun tidak setuju cara ini. Tetapi ia juga tahu, Govenor sedang murka dan dendam. Tidak ada alasan yang tepat untuk menghentikannya. Ia hanya duduk dengan tenang di samping Milton.

Goovenor berkata pada Mike, "Kau mengatakan kesetiaanmu ada di sini. Sekarang, buktikan pada kami semua. Saudara lawan saudara! Berkelahilah sampai mati!" Lalu ia kembali berjalan ke tribun, menonton duel maut ini di samping Michelle.

Perkelahian dimulai. Mike memukuli Norman. Sang adik awalnya kesulitan mencari celah untuk melawan. Tetapi ketika penjaga melepaskan zombi, perhatian Mike terbagi. Antara terus bertarung atau menyelamatkan diri. Di situlah Norman menemukan celah. Ia sempat mencekik kakaknya.

"Jangan bodoh, Adikku!" pekik Mike. "Kita akan keluar dari sini dengan selamat. Ikuti caraku."

Norman pun sadar, bahwa kakaknya hanya melakukan trik di depan Govenor. Darah lebih kental daripada air.

Mereka sama-sama bangkit dan saling memunggungi. Hanya punya dua tangan kosong, mereka hendak melawan zombi yang kian mengepung.

Tiba-tiba, DUAR!

Senjata api meletus dan menembus kepala zombi yang hampir menerkam Norman.

Situasi jadi kacau. Tembakan beruntun juga lepas dan menyasar para penjaga di Woodbury.

Norman melihat Lauren dan Andrew berada di atas tembok, dan menembak. Lalu Andrew melemparkan bom asap.

Arena itu dipenuhi asap. Govenor menyuruh Michelle meninggalkan tempat ini bersama Milton.

"Kau juga ikut kami," kata Michelle.

"Tidak, Sayang," jawab Govenor. "Aku harus menyelesaikan ini."

Andrew dan Lauren menyelamatkan mereka semua. Membawa mereka keluar dari arena itu.

Govenor membiarkan mereka lolos, sembari memendam rencana balas dendam dalam pikirannya.

*

Di luar hutan, Danai menemani Steven dan Han menunggu mereka semua.

"Lihat saja kalau dia selamat!" umpat Han, sambil menahan rasa sakit. Ia duduk di dalam jok belakang mobil.

"Geumanhae!" desis Steven, menahan sakit di rahangnya. Ia berdiri bersandar pada badan mobil. "Kalau bukan karena ada Mike di sana, dia pasti lebih memilih melihat kondisimu." Di depannya Danai berjongkok sambil melap katananya yang berlumuran darah.

"Kau dengar kata-katamu sendiri? Kalau tidak ada Mike di sana. Artinya, aku ini apa? Dia tidak akan peduli sekali pun aku mati." Han juga menahan rasa sakit. Meski ternyata ini hanya luka serempetan peluru dan sudah dibantu Danai mengobatinya.

Kemudian.

"Steven!" Itu suara Andrew. Ia dan yang lainnya muncul dari dalam hutan. Bersama mereka, ada juga Mike.

Steven dan Danai menodongkan senjata pada Mike.

Andrew langsung menengahi. "Hentikan!"

"Kau tidak tahu apa yang dia perbuat!" pada kami. Aku dan Lauren!" teriak Steven.

Live vs DeathWhere stories live. Discover now