20. Live Bait

10 1 0
                                    

Setelah membunuhi semua anak buahnya, karena gagal merebut penjara, Govenor meninggalkan jalanan itu bersama Lukas dan Karry. Mereka sudah kehilangan Woodbury. Sehingga mengharuskan mereka hidup nomaden, berpindah-pindah tempat dan tidur di tenda.

Govenor seperti orang depresi. Setiap harinya, ia hanya diam. Entah apa yang direncanakan dalam pikirannya. Hingga pada suatu hari, Lukas dan Karry pun meninggalkannya. Ia harus hidup sendirian.

Ia berjalan kaki sepanjang waktu. Membiarkan tubuhnya tidak terawat. Rambutnya gondrong, wajahnya dipenuhi bulu. Ia yang dulunya tampan dan bersih, kini lebih mirip dengan gelandangan gila.

Pada suatu ketika dulu, awal pertemuannya dengan seorang wanita luar biasa bernama Michelle Grahms. Terjadi percakapan seperti ini.

"Aku ada di jalanan selama beberapa bulan," katanya pada Michelle.

Saat itu, mereka berada di dalam sebuah kamar hotel yang sudah terbengkalai, tetapi masih bagus. Mereka berhasil masuk ke sana setelah mengamankan jalan dari zombi. Kamar yang masih bersih dan fasilitasnya lengkap.

"Sendirian?" tanya Michelle.

"Ya," jawab pria bernama Phillip itu.

"Kau tinggal di mana sebelum itu?"

"Sebelum itu aku di kota."

"Apa ada monster di sana?"

"Tidak. Di sana aman. Penuh orang baik."

"Apa yang terjadi?"

"Dia jadi gila."

"Siapa?"

"Pria yang jadi pemimpinnya. Aku nyaris tidak selamat."

Hanya tinggal berdua di tempat itu, dan obrolan manis terus terjadi, ditambah kebutuhan sebagai manusia normal antara pria dan wanita, maka terjadilah hubungan manis itu.

*

Sebuah keluarga kecil terdiri dari dua orang wanita dewasa, satu anak perempuan, dan satu orang pria. Mereka tinggal di sebuah apartemen yang sudah terbengkalai. 

"Tampaknya kau memang hampir tidak selamat," kata Tara.

Kakaknya menegur. "Tara!"

"Maksudku..." Tara tidak bermaksud menghina.

Kakaknya yang bernama Lily berkata, "Kami gugup. Kami bersembunyi, menunggu Pengawal Nasional sejak..."

"Masalah buruk ini muncul," tegas Tara.

"Tara, jaga ucapanmu!" hardik Lily.

"Sejak masalah ini muncul. Memang begitu, sebelum itu menyebar ke mana-mana." Tara menegaskan ceritanya, seolah tahu semua seluk-beluk penyebab terjadinya bencana mengerikan ini.

"Kau berencana tetap di sini?" tanya Lily pada Phillip. Pria itu diam. Lily mengulangi pertanyaannya. "Tetap di sini atau tidak?"

Phillip tetap diam,

"Sial! Jangan diam saja!" hardik Tara tidak sabaran. "Kakakku bertanya, jawablah!"

Akhirnya Phillip berkata, "Hanya untuk malam ini."

Lalu Tara menegaskan sesuatu. "Kau lihat ini." Ia menunjukkan sepucuk pistolnya. "Ini diisi penuh, keluaran standar Smith & Wesson. Aku Polisi Kota Atlanta, dan cukup punya senjata untuk membunuhmu tiap hari selama sepuluh tahun ke depan." Ia merasa bangga akan semua itu. "Jika cari masalah denganku atau keluargaku, akan kubunuh kau! Paham?"

Phillip berkata pelan, "Paham."

"Bagus!" Lalu Tara hendak menyerahkan kembali senjata milik Phillip.

Tiba-tiba Lily menahannya. "Kami akan menahan ini sampai kau pergi."

Live vs DeathWhere stories live. Discover now