16. Infected

32 1 0
                                    

Tengah malam itu. Seseorang pergi ke pagar dan menggunakan senter sebagai penerangan. Ia memberi makan zombi-zombi dengan tikus. Apa yang ada dalam pikirannya?


Sementara itu, Tyreese dan Karen tengah menikmati malam penuh suasana romantis. Mereka berciuman dan bercinta. Hanya saja, Tyreese tampak tidak tenang.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Karen.

"Kemarin," jawab Tyreese. "Tentang Zack. Aku tidak bisa berhenti."

Karen pun meletakkan kepalanya di pundak Tyreese. "Ya, aku juga tidak bisa."

"Dulu kita punya kenalan. Orang datang dan pergi dalam kehidupan kita. Tidak penting. Terkadang kita lihat mereka di jalanan. Kini, hanya sedikit yang kita kenal, itu saja. Mungkin hanya mereka orang yang tersisa di dunia. Aku terlalu banyak bicara, ya?"

Karen tidak keberatan menjadi pendengar Tyreese. Ia menjawab, "Sedikit. Tapi aku suka." Lalu ia tertawa. Ia berniat mengundang senyum kekasihnya dengan tawa itu.

Tyreese pun mencium kening Karen, lalu mendekapnya erat. Bersenandung pelan, membalas menghibur Karen. Wanita itu menikmatinya. Mereka seperti remaja yang baru pertama kali jatuh cinta.

"Sebaiknya kita istirahat," kata Karen.

"Menginaplah di tempatku," ajak Tyreese. Karen hanya tergelak pelan. Tetapi Tyreese menjawab sendiri ajakan itu dengan berkata, "Baik, aku akan menginap di tempatmu."

"Jika kita mulai melakukan itu, kita tidak akan mau berhenti," ujar Karen. Maksudnya bercinta. Ia berhenti tersenyum. "Jangan sekarang."

Tyreese menghormati keputusan Karen. Ia membiarkan kekasihnya itu kembali ke kamarnya.


Di malam yang gelap itu, Karen berjalan seorang diri menyusuri bangsal. Hanya dengan senter yang kadang lampunya padam sendiri, dan ia harus menggoyang-goyangkannya agar kembali menyala. Sinar senternya mengarah ke dinding. Terdapat hasil menggambar karya anak-anak di Penjara itu.

Karen tidak langsung pergi ke kamarnya. Ia masih ke pantri, mengambil air minum yang hendak dibawanya ke kamar.

Tidak ada hantu yang tiba-tiba muncul. Juga bukan itu yang membuat seseorang takut pada ruangan gelap, di zaman serba hancur seperti ini. Karen merasa ada sesuatu yang menemaninya dalam ruangan itu. Penasaran, ia menyenteri ruangan itu, siapa tahu memang ada sesuatu. Sialnya, ia tidak mendapati apapun. Ia memutuskan kembali ke kamarnya.


Tanpa mereka tahu, sesosok zombi memasuki blok sel D, tempat Karen dan warga tinggal. Ia memangsa satu per satu orang yang menimbulkan suara dan merangsang kedatangannya.


*


Keesokan paginya.

Suasana masih kondusif di blok sel A. Tampak Andrew tengah menggendong Judith. Membuat susu untuk bayi perempuannya.

Suara alarm berdering. Menunjukkan pukul enam tepat. Andrew menyingkap kelambu di pintu kamar Chad. Membangunkan putranya yang masih terlelap. "Chad!" Ia melihat Chad menggeliat, dan membuka mata. "Chad, ayo!" Ada kegiatan yang hendak mereka lakukan.

Sebelum pergi, Andrew menitipkan Judith pada Emily.


Di menara, di mana kamar Steven dan Lauren berada. Pemuda Korea itu memandangi istrinya dengan penuh cinta. Ia tersenyum. Ketika menoleh keluar jendela, ia melihat gerombolan zombi yang masih terus berusaha merobohkan pagar kawat. Hidup di zaman seperti ini sungguh menggelikan.

Live vs DeathМесто, где живут истории. Откройте их для себя