47. Bite Me

81 13 2
                                    

Byurrr...

Air! Tempat ini penuh air!

Tanganku meraih permukaan air walau rasanya tidak ada yang bisa kuraih. Bagaimana ini? Tidak mungkin aku mati tenggelam begitu saja. Apa yang harus aku lakukan? Aku mencoba meraih lagi tapi tidak bisa!

Ayo, Ashlen! Seperti bebek atau ikan!

Gunakan kaki! Kaki!

Jangan menyerah disini! Aku harus bisa!!!!

"Nggokkk... Nggokkk..."

Eh? Suara babi?

Aku bangun dan merasakan kembali udara segar. Bukan udara segar tapi aroma babi dan kotorannya. Aku melihat sekitar dan merasa aneh dengan tempat ini. Kenapa aku muncul di tempat minum para babi peliharaanku?

Apa juga itu? Kenapa ada bangunan aneh di depan rumahku? Apa ini? Siapa orang-orang berkulit gelap itu? Aku tidak pernah melihat mereka di sini. Bahasa mereka juga aneh.

Tunggu! Aku harus membunuh Retoz!

"Permisi! Aku harus membunuh Retoz!" Aku berlari melewati kerumunan orang-orang.

Bagaimana tempat ini menjadi sangat ramai? Bangunan-bangunan disini juga! Apa itu? Siapa itu? Kenapa dengan dunia ini? Aku terus berlari sekuat tenaga yang kubisa.

Aku harus memberitahu Wooshik bahwa aku masih hidup di dunia ini! Dia harus tahu bahwa aku tidak mati! Dia pasti khawatir padaku.

"Hah... Hah..."

Apa-apaan ini? Aku menemukan banyak orang berkumpul di satu tempat. Mereka mengelilingi sesuatu yang begitu bersinar terang.

"Miraa? Miraa!" Aku berjalan menuju Miraa yang tengah berbicara dengan banyak orang. Bukankah mereka menggunakan bahasa seperti Wooshik? Bahasa Korea?

"Miraa!" Panggilku sekali lagi.

Semua mata tertuju padaku. Miraa terkejut dan menyingkir dari orang-orang itu. Dia memelukku begitu erat sampai aku kehabisan banyak napas. Bisakah dia melonggarkan pelukannya padaku?

"Miraa? Apa yang terjadi? Kenapa banyak orang asing di tempat ini?"

"Kau selamat? Bagaimana bisa?"

"Aku juga tidak tahu! Tiba-tiba saja aku berada di dalam tumpukan sampah."

Miraa melepaskan pelukannya dariku dan melihatku dari atas ke bawah. Apa dia pikir aku bau? Aku sudah tercebur di sungai dan bangun di kandang babi. Jadi mungkin aroma ku seperti aroma babi.

"Kenapa banyak orang di tempat ini? Katakan padaku?"

"Kubah menyatu Ashlen! Semua orang disini berasal dari kubah lain. Mereka datang dari berbagai tempat di penjuru dunia. Kita semua berkumpul menjadi satu kubah bersama."

Apa? Bagaimana ini bisa terjadi?

Wooshik? Dimana Wooshik?

"Miraa! Wooshik dimana?" Tanyaku gelisah.

Apakah dia baik-baik saja?

Miraa menunjuk seseorang yang tubuhnya bersinar begitu terang. Dia sedang berteriak-teriak seperti orang gila. Apa yang terjadi padanya? Apakah dia baik-baik saja seperti itu? Kenapa mereka semua tidak menolongnya? Aku tidak memiliki sihir apapun! Kenapa mereka hanya diam saja dan sibuk menonton!

"Miraa! Bantu dia! Bantu Wooshik! Kau memiliki sihir cahaya pasti bisa menolong Wooshik! Apa ini perbuatan Retoz? Aku akan membunuhnya. Jadi tolong Wooshik lebih dulu!" Pintaku.

"Tidak bisa Ashlen!" Miraa menggeleng lemah.

"Kenapa? Kenapa tidak bisa? Cepat bantu dia! Bantu dia! Kumohon! Tolong bantu Wooshik! Hiskkk... Tolong dia!" Aku memegangi tangan Miraa.

The Number : The Last ( END )Where stories live. Discover now