11. For Happiness

110 19 0
                                    

"Ugh..."

Kepalaku jadi sangat sakit, dimana ini? Aku membuka mata dan melihat cahaya yang masuk dari pintu gua. Sudah pagi? Apa yang terjadi semalam? Harusnya aku memanggang babi itu untuk kami makan hari ini! Kenapa? Oh, leherku!

Leherku!

"Wooshik!" Teriakku marah.

"Apa?" Dia berbalik dan melihatku.

Dia memanggang babinya?

Bukan itu! Dia sudah keterlaluan semalam dan meminum darahku seperti orang kesetanan! Aku juga memiliki batas kesabaran dan aku lelah hari ini! Tubuhku lelah. Aku tidak bisa bergerak bebas. Apakah aku mengalami kekurangan darah karena pria itu?

"Kau bermasalah!"

"Aku? Apa yang kulakukan?" Dia memutar kayu untuk memanggang babi utuh.

"Kau! Arghttt... Kenapa kau meminum darahku sebanyak itu? Hah? Kenapa?" Teriakku.

"Entahlah! Beristirahatlah, aku akan memasak hari ini!"

"Itu karena kau! Apa katamu semalam? Manis? Darahku manis?"

Dia melirikku dan kembali memasak babi. Aku tidak paham lagi kenapa aku justru setuju untuk membantunya demi iming-iming keluar dari kubah ini? Kenapa aku bisa percaya sangat mudah?

Kupikir hidupku akan lebih tenang keluar dari rumah tapi ini?

Ini lebih tidak tenang dan jantungku terus di buat berlarian dengan tindakannya. Apakah dia membayangkan aku makanan berjalannya?

Sebuah darah yang akan memberinya makanan.

"Maaf untuk semalam!"

Maaf? Wooshik menyayat daging dan membawanya padaku. Dia menunduk melihatku, apakah dia merasa bersalah telah membuatku terkapar tidak berdaya seperti ini? Wooshik mengambil daging dan menyuapiku. Menyuapiku karena dia menyuruhku membuka mulut.

"Hmmm..."

Enak! Ini enak!

Tidak buruk untuk laki-laki ini.

"Aku tidak bisa menahannya semalam. Itu salahku membuatmu seperti ini."

"Kenapa? Apa sebelumnya juga seperti ini?"

"Tidak, dulu aku hanya meminum darah binatang dan itupun bukan darah langsung. Para pelayan akan membawanya dengan mangkuk kecil. Ini pertama kalinya aku meminumnya dari manusia sepertimu. Rasanya membuatku gila!"

"A-pa? Jangan menakutiku!"

"Aku berkata jujur, saat darahmu masuk ke dalam tubuhku aku merasa kembali sehat dan aku tidak merasa haus lagi. Tapi saat meminum darah hewan, aku justru semakin haus dan haus. Aku tidak bermaksud untuk menyakitimu tapi semalam itu di luar kendaliku."

"Sepertinya kita butuh batasan! Bagaimana rasanya kau bisa merasa haus untuk meminum darah?" Tanyaku mencoba bangkit dan mengambil daging di tangan Wooshik.

Aku bisa saja mati jika kami tidak memiliki batasan dalam hidup. Dia akan terus menggigitku dan aku akan mati perlahan karena kelelahan!

"Saat aku bertarung kekuatanku akan cepat keluar dan itu membuatku merasa haus setelahnya. Jadi, saat itu. Kau tidak boleh melarangku untuk meminum darahmu!"

"Kau gila?! Kau pasti akan terus bertarung!"

"Jika pertarungan itu berbahaya untuk keselamatanku, aku baru akan meminum darahmu. Jika hanya berburu itu tidak masalah. Itu saja! Aku pasti akan mengeluarkanmu dan aku akan membalasnya setelah kita berhasil keluar. Kau mau sebuah rumah?"

The Number : The Last ( END )Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon