3. Black Sky

139 20 2
                                    

Apa yang Hugo katakan tadi?

Menikah dengan Tuan Ivon?

Lebih baik aku mati saja bunuh diri daripada harus menikahi pria tua yang suka menggoda wanita. Semua orang tahu kelakuan busuk pria itu tapi menatap bisa-bisanya Hugo menyuruhku menikah dengannya? Apa dia tidak mencemaskan kakaknya sendiri? Apakah dia berniat menjualku dan mendapatkan banyak uang tanpa harus bekerja sebagai ksatria?

Jika ayah dan ibu terhasut, aku benar-benar akan pergi dari rumah meninggalkan mereka. Aku tidak peduli menjadi buronan keluarga untuk demi masa depanku yang lebih cerah itu!

Aku hanya ingin memiliki rumah sendiri dan menanam sayuran!

"Ini makan malam kalian! Jangan berteriak-teriak memanggilku lagi! Aku juga ingin tidur nyenyak!"

"Nggokk... Nggokk..."

Mereka memakan makanan dari sayuran sisa. Para babi ini pasti akan mahal nanti jika terus bertambah besar dari hari ke hari.

Brukkk...

Apa itu?

Suara apa itu?

Brukkk...

"Moooo..."

Sapi! Sapi perahku!

Astaga, apakah seseorang berniat buruk pada sapi kebanggaanku? Tanganku mengambil cangkul dan mengendap-endap masuk ke dalam kandang besar bersisi dua sapi perah milikku. Tentu saja milikku karena hanya aku yang merawat dan membereskan mereka sejak kecil. Ibu dan ayah hanya membelinya sebagai hadiah walau aku tahu apa maksud dari senyuman mereka saat itu.

"Moooo..."

Tanganku begitu bergetar membuka pintu dan masuk secara sembunyi-sembunyi tanpa menimbulkan suara sama sekali. Bagaimana ini? Apakah aku harus memanggil Hugo? Tapi apa pedulinya dia pada kakak perempuannya. Dia pasti menyuruhku untuk membereskannya sendiri karena dua sapi itu adalah hewan peliharaanku.

"Si-apa!"

"Moooo..."

Kenapa Mulmul terus mengeluarkan suara? Aku sudah memberi mereka banyak makanan sampai aku paham mereka kenyang. Apakah sesuatu mengganggu mereka? Mungkin ular, anjing, serigala, atau hewan lain. Tapi aku sudah menutup pintu serapat mungkin, datang dari mana hewan-hewan berbahaya?

Tidak mungkin dari atas sana!

Hanya ada sebuah lubang besar karena tempat ini sangat gelap saat malam hari. Sinar bulan akan leluasa masuk dan menyinari tempat luas ini. Sebenarnya aku ingin menggunakan listrik atau lentera tapi uangku akan pergi lebih cepat. Semua biaya perawatan hanya aku yang menanggung.

"Hemm... Mulmul? Kau baik-baik saja? Bulbul kau baik bukan?" Aku mendekati para sapi yang terus bergerak.

"Mooo..."

"Hah..."

Apa itu?

Suara apa itu?

Ini bukan suara hewan liar, apakah dia manusia? Apakah pencuri hewan? Aku memegangi cangkul erat, setidaknya dia akan terluka dengan cangkul ini. Aku maju dan menahan napasku saat melihat mata seseorang.

Mata yang begitu tajam melihatku.

Tubuhku bergetar dan kakiku seakan tidak mau diajak untuk berdiri. Aku mau lari!

Sayangnya aku bukan seseorang yang memiliki keberanian untuk lari. Aku takut melihatnya mendekat dari kegelapan. Dia kian maju sampai wajahnya terkena sinar bulan.

Rambut hitam lurus yang hampir menutupi matanya, sorot mata tajamnya, bibir yang penuh dengan warna merah.

Warna merah?

"Agh...hmfff..."

Dia melesat cepat dan menutup mulutku dengan tangannya. Siapa dia? Itu darah! Dimulutnya ada darah! Baunya sangat amis sampai aku ingin muntah saat ini juga. Bagaimana dia bisa meminum darah? Apakah dia seseorang yang dicari-cari oleh para ksatria?

Aku pasti mati!

Brukkk...

🥀🥀🥀

"Ashlen!"

"Ashlen!"

Byurrr...

"Hah..."

Air? Banjir?

Aku mendongak dan melihat wajah ibu yang memegangi ember.

"Kenapa kau disini? Kenapa kau tidur di kandang sapi dan tidak membuat makanan untuk kami? Hah?"

Pagi? Sudah pagi? Dimana orang itu? Bukankah semalam dia menutup mulutku dan aku...

Pingsan!

"Ibu! Ibu! Aku... Aku melihatnya!" Aku mencoba memegangi tangan ibu tapi dia menghindar dengan cepat.

Kami harus segera melaporkannya! Dia sangat berbahaya sampai aku tidak mampu lagi berteriak dan sadar. Dia bergerak cepat, dia meminum darah sungguhan, dan dia laki-laki tidak normal! Pakaiannya juga lusuh compang-camping seperti gelandangan! Dia pasti orang jahat yang dibicarakan Hugo dan para ksatria lainnya!

Dia harus mendapatkan hukuman berat!

Sapi-sapiku! Hartaku!

"Mulmul! Bulbul! Kalian baik-baik saja? Apakah kalian hidup? Apakah kalian selamat?" Tanyaku pada mereka.

"Mooo... Mooo..."

"Apa yang kau katakan Ashlen!" Tanya ibu padaku.

"Itu... Aku melihat orang itu! Orang yang dibicarakan Hugo! Aku lihat dia semalam disini, dia juga meminum darah Mulmul!" Teriakku keras.

Brukkk...

Ibu menjatuhkan embernya dan berlari keluar sekencang-kencangnya. Ibu pasti akan memberitahu Hugo atau petugas patroli lainnya. Jika aku bertemu orang itu lagi! Aku akan memukulinya dengan tangan ini! Bisa-bisanya dia menggangu hewan kesayanganku, cintaku, hartaku paling berharga di dunia ini!

Aku tidak akan memaafkannya!

🥀🥀🥀

"Jadi kau melihatnya meminum darah sapimu?" Tanya seorang ksatria.

"Iya! Matanya sangat tajam, dia juga memiliki taring dengan mulut penuh darah, bajunya juga seperti gelandangan, dia juga... Laki-laki muda! Mungkin seusiaku atau lebih tua dariku!" Jelasku panjang lebar kepada mereka.

Setelah ibu memberitahu Hugo, beberapa ksatria datang dan memeriksa tempat ini. Mereka menemukan ceceran darah dan dua lubang kecil di tubuh Mulmul. Saat diperiksa tubuh Mulmul baik-baik saja sampai aku paham bahwa dia tidak menjadi cacat. Aku bisa bernapas lega saat tahu hartaku tidak menjadi murah. Mungkin seseorang akan senang membelinya karena memiliki dua lubang aneh.

"Terima kasih, kami akan melakukan patroli di sekitar lingkungan ini. Jika kau melihatnya lagi segera laporkan kepada kami!"

"Iya!" Aku mengangguk paham.

Apakah aku mendapatkan uang atas kesaksian ini? Mungkin upah karena telah menjadi saksi dan selamat dari bahaya luar biasa.

"Ashlen! Segera bersihkan tubuhmu dan siapkan makanan hari ini!" Perintah ayah.

"Iya ayah!"

Bajuku juga basah karena ibu menyiramku juga aku bisa mencium aroma kotoran sapi dan darah. Malam ini aku akan berjaga kembali dan menjaga para hewan. Mungkin saja dia datang dan meminum darah babiku? Aku berjalan menuju tangga, kamarku berada di loteng atas. Cukup luas untukku tinggal sendiri walau saat malam udara menjadi begitu dingin sampai aku harus memberi banyak selimut untuk tubuhku.

Tapi tidak masalah, aku bisa mengambil tungku dan membakar kayu.

Setidaknya aku tidak akan mati kedinginan.

"Kau sudah sampai?"

🥀🥀🥀

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

The Number : The Last ( END )Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin