33. She Is

77 19 0
                                    

Tokkk... Tokkk...

"Siapa?" Wooshik membuka pintu dan mendapati banyak orang di depan.

Matanya membulat dan melihat beberapa orang yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Dia menatap Miraa yang langsung masuk ke dalam dan menemukan seorang wanita yang tengah tertidur pulas. Mungkin orang itu yang bernama Ashlen. Seseorang yang berasal dari dalam kubah.

"Jangan bangunkan dia! Dia baru tidur!" Wooshik berjalan ke sisi Ashlen dan menyembunyikan tubuh gadis itu.

"Kenapa? Sepertinya kau sangat menjaga anak itu, kupikir dia seorang anak-anak dari suaranya. Tapi sepertinya dia wanita dewasa. Apakah benar dia berasal dari dalam kubah?" Tanya Miraa ingin melihat wajah Ashlen.

"Dia hidup disana tapi aku tidak yakin apakah dia benar-benar asli kubah atau tidak. Dia satu-satunya yang tidak memiliki sihir apapun. Dia juga bukan seseorang dari koloni. Dia hanya manusia biasa." Jelas Wooshik.

Bagi Miraa, Wooshik adalah bukan laki-laki yang bisa menjaga seseorang. Dia penuh tipuan dan pemikiran yang sulit di tebak. Tapi saat Wooshik menceritakan Ashlen, laki-laki ini menjadi begitu berbeda. Dia begitu lancar dan menceritakan banyak hal. Miraa tersenyum dan mengangguk mengerti.

"Jadi, apa yang terjadi di dalam kubah? Aku sudah membawa orang-orang yang menolong. Minsuk, memiliki sihir penyembuh yang akan menyembuhkan kita semua. Sin, Lui, dan Luna, akan menyegel Retoz, Xander memiliki kekuatan cahaya sepertiku. Kai memiliki sihir api. Kami siap untuk berperang Wooshik!"

"Ternyata kau memikirkannya sampai disitu Miraa?" Tanya Minsuk.

"Terlalu banyak orang akan membuat malapetaka untuk kita semua. Jika sewaktu-waktu Retoz pergi lagi. Mungkin saja dia akan pergi akademi atau Busan. Kita harus menjaga tempat itu, untuk tempat lainnya. Aku juga belum tahu dimana itu, itu di luar kemampuanku." Jelas Miraa.

"Kau terbaik sayang!" Minsuk mengusap kepala Miraa tanpa mempedulikan tatapan Wooshik.

Mereka sudah lama tidak bertemu dan Minsuk juga tidak mau peduli. Dia hanya ingin bersama Miraa. Urusannya dengan Wooshik telah berakhir saat kubah pertama di Korea Selatan hancur berkeping-keping. Tidak ada lagi pembahasan yang perlu di bicarakan.

"Miraa memang terbaik untuk situasi ini. Jadi, mantan putra mahkota? Apa yang kau tahu? Beritahu kepada kami semua!" Lui melompat ke atas kepala Minsuk.

"Iya, beritahu kami juga bagaimana kau bisa ada disana?" Tanya Luna sangat ingin tahu.

"Saat aku membuka mata untuk pertama kalinya. Aku hanya melihat gua dan hutan. Aku tidak berpikir untuk terdampar di kubah itu. Kupikir aku tersesat disebuah hitam Amazon atau apapun itu. Tapi saat aku mencoba menjadi kelelawar lagi, aku dibuat terkejut dengan sayapku yang kembali dan kemampuanku. Aku seperti terlahir lagi tanpa cacat tapi tubuh ini memiliki batasan sendiri. Saat batasan itu menipis, kesadaranku mulai hilang. Aku menjadi haus darah dan meminum banyak hewan di hutan. Ketika aku mencoba pergi, aku menemukan sebuah kota aneh. Mereka seperti tinggal dimasa lalu dan tidak tahu apapun tentang dunia luar. Sama sekali. Seakan mereka tidak tahu apa-apa tentang kubah dan semuanya. Kehidupan mereka terus berjalan dengan sihir dan aku menemukan Ashlen! Dia membantuku untuk keluar dari sana. Raja Moonland tempat itu, dia telah mati dan dirasuki oleh Retoz. Dia mengincar orang-orang kuat yang berhasil menjadi pemenang pertarungan. Setiap yang berhasil menang, mereka akan mendapatkan kesempatan untuk pergi ke dunia luar. Tapi raja justru membunuh mereka dan menyerap kekuatannya. Menjadikan mereka menjadi pengikut setianya. Itulah yang terjadi!"

"Bagaimana caramu bisa keluar dari sana?" Tanya Xander.

"Sungai! Kami terjatuh dari jurang dan tercebur di sungai. Tapi sungai itu membuat kami keluar dari sana. Mungkin semua itu berkat seekor anjing kecil, dia lah yang memberitahu kami." Jelas Wooshik.

Miraa mengetuk pipinya dan mulai paham. Mungkin saja kubah mereka sama seperti kubah di Selandia Baru. Kubah kuno yang telah terbentuk begitu lama, sayangnya kubah di tempat ini begitu rahasia dan menutupinya fakta yang ada. Alasannya mungkin juga hanya orang-orang disana yang tahu. Untuk sekarang mereka harus mencari pintu masuk ke dunia itu.

Tidak mungkin mereka akan menggunakan sungai lagi untuk berpergian.

"Untuk sementara kita harus mencari pintu lain. Minsuk, Luna, Sin, Lui, ini tugas kalian untuk mencarinya. Kita harus lebih dulu masuk ke dalam kubah itu. Wooshik, kami akan pergi ke tempat lain untuk beristirahat. Bawalah Ashlen, tempat ini tidak layak!" Miraa merasa kasian kepada Ashlen.

"Baiklah, tapi bisakah kau mengobatinya?" Tanya Wooshik pada Minsuk.

"Luka apa?"

"Jangan banyak bertanya dan sembuhkan saja dia!"

"Apa bayarannya? Kau pikir mudah mengobati seseorang yang aku sendiri saja tidak tahu apa penyakitnya." Minsuk mendekati Ashlen yang masih tidur walau di tempat ini dipenuhi banyak orang.

Tidak ada yang salah dengan Ashlen, selain Minsuk melihat luka mirip luka bakar dan sayatan di tangan dan bahunya. Dia melirik Wooshik, tidak mungkin orang itu yang membuatnya. Luka ini terlihat luka lama yang telah mengering.

"Apa yang kau inginkan?" Tanya Wooshik membuat Minsuk melebarkan senyuman.

"Apapun?"

"Apapun aku akan membelinya untukmu! Rumah? Tanah? Mobil? Apa yang kau mau? Tapi sembuhkan Ashlen sampai dia sembuh total!"

"Hahahah... Kau sekarang jadi memohon padaku. Bagaimana kau mencium kakiku?"

Wooshik menunduk begitu saja dan siap mencium kaki Minsuk. Sebelum dia benar-benar menciumnya, Minsuk mundur beberapa langkah.

"Kau bercanda? Kau benar-benar akan mencium kakiku?" Wajah Minsuk begitu terkejut. Dia sudah mengenal Wooshik begitu lama dan tahu watak laki-laki itu yang lebih keras dari batu. Tapi untuk meminta bantuannya menyembuhkan seseorang bernama Ashlen, Wooshik siap mencium kakinya tanpa berpikir panjang. Minsuk mengusap wajahnya dan melihat Wooshik yang menatapnya tanpa ekspresi. Dia sungguhan! Wooshik memang berniat mencium kakinya.

"Minsuk, jika kau lakukan aku akan membelikan PS5 padamu, tiket konser Alexander, albumnya, dan aku akan meminta pertemuan khusus untukmu. Apa kau bisa menyembuhkan Ashlen?" Pinta Miraa sudah tidak tahan dengan perubahan sifat Wooshik.

"Baik-lah!" Minsuk menyentuh tangan Ashlen.

"Jangan sentuh lainnya atau kau akan mati ditanganku!" Peringat Wooshik yang berada di dekat Minsuk mengawasi.

"Bisakah kau diam? Memang siapa wanita ini? Pacarmu?" Tanya Minsuk mulai menyembuhkan luka di tubuh Ashlen.

Sulur-sulur hijau menjalar dari tangan Minsuk ke tubuh Ashlen perlahan. Dia mengerahkan segala kemampuannya demi wanita yang begitu Wooshik perhatikan. Beberapa menit mereka terus saling menggenggam tangan. Minsuk melepaskan tangannya dan berdiri dengan sempoyongan. Dia masih saja mabuk udara.

"Coba periksa! Aku ingin muntah!" Minsuk berlari pergi menuju kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya lagi.

"Apa dia kekasihmu?" Tanya Miraa melihat Wooshik memeriksa tubuh Ashlen perlahan.

"Dia seseorang yang berharga untukmu. Terima kasih telah menyembuhkannya!" Wooshik tersenyum dan mencium tangan Ashlen yang sembuh total.

Tidak ada lagi luka bakar atau luka cambuk. Ashlen tidak akan malu lagi, dia bisa memakai gaun yang selalu ingin dia pakai. Wooshik tahu betapa wanita ini menahan rasa saat melihat wanita lain yang memiliki gaun indah dan menakjubkan. Tapi Ashlen selalu memendamnya dan hanya tersenyum saja. Wooshik ingin melihat betapa cantiknya Ashlen memakai gaun indah. Pasti sangat cantik.

"Kalau begitu kau harus benar-benar menjaganya Wooshik! Lindungilah dia!" Miraa tersenyum dan menghampiri Minsuk yang tidak kunjung keluar.

"Tentu saja!"

Wooshik akan menjaganya apapun yang terjadi!

🥀🥀🥀

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

The Number : The Last ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang