35. With Me

77 17 0
                                    

"Kau bodoh!" Bentakku masih tidak terima akan kebohongan Wooshik.

Selama ini aku menurutinya sampai dia selalu membenarkan panggilannya sendiri saat aku lupa. Tapi dia menipuku! Untuk apa?

Apakah mempermainkan seseorang begitu membuatnya senang? Aku memilih berada disisi Miraa dan Luna. Aku masih sangat kesal dan marah!

Kenapa dia seperti itu?

"Ashlen! Bagaimana jika kita pergi hari ini?" Luna menghadapku penuh semangat.

"Pergi?" Sepertinya menyenangkan.

"Tidak! Hari ini kau bersamaku!" Wooshik bersuara tapi aku tidak peduli.

"Aku mau! Kau mau Miraa?" Tanyaku.

"Aku tidak bisa, aku akan pergi bersama Minsuk mencari keberadaan kubah." Tolak Miraa yang begitu sibuk dengan layar pipihnya.

Dia lebih sibuk daripada semua orang di tempat ini. Apa yang dia kerjakan? Dia juga tidak terlihat seperti orang biasa saja. Aku mudah mengenali orang kaya yang aman membayar seluruh sayuranku dulu di pasar. Jadi aku tidak mudah ditipu.

Jika Miraa akan pergi mencari keberadaan kubah, apa yang bisa kulakukan untuk membantu?

"Sayang, kau juga harus mencarinya. Sin dan Lui sudah lebih dulu pergi. Mereka juga pasti membutuhkanmu!" Kai melihat Luna lekat.

"Dua makhluk itu pasti bisa! Ayolah, Kai!" Luna menunduk dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Itu tugasmu, sayang! Ayo sekarang pergi dan cari mereka! Jangan membuatku membawamu dengan cara lain!" Kai mendekati Luna.

"Hah! Menyebalkan! Maaf, Ashlen! Kita pergi lain kali. Aku harus menemukan Sin dan Lui." Luna menarik tubuh Kai pergi.

Jadi masih ada dua orang lagi yang belum aku tahu siapa mereka? Aku jadi tidak sabar melihat dua orang itu. Apakah mereka sepasang kekasih?

"Aku akan pergi juga denganmu, Miraa! Aku ingin tahu bagaimana cara Minsuk menemukan kubah." Xander mengusap kepalanya dan mengacak-acaknya.

"Kenapa kau sangat terobsesi padaku? Hanya aku yang tahu caranya dan aku tidak bisa menjelaskannya! Aku hanya ingin berdua bersama Miraa!" Minsuk menggeleng cepat dan beralih ke samping Miraa.

"Ikut saja! Kau pasti sangat penasaran tentang cara kerja kubah. Minsuk jangan seperti itu! Jika bukan Xander, aku tidak mungkin mendapatkan kontak manager Alexander! Setelah kita kembali, aku akan pergi denganmu menemuinya." Miraa mengusap kepala Minsuk seperti anak kecil.

"Aku sayang padamu!" Minsuk mencium pipi Miraa cepat.

Aku baru saja melihat hal yang menakjubkan! Mereka berciuman di depan umum? Aku mengusap pipiku dan melihat interaksi mereka. Memangnya bagaimana rasanya mencium orang lain? Aku ingin bertanya tapi aku malu. Aku tidak tahu apapun tentang menjalin hubungan serius dengan seseorang. Apakah aku bisa?

Memiliki kekasih dan saling berbicara mesra? Wajahku memanas seketika, aku saja tidak memiliki kekasih. Bagaimana mungkin aku bisa melakukannya seperti mereka?

"Ashlen! Ayo pergi berjalan-jalan di luar!" Wooshik menarik tanganku untuk bangkit dari sofa.

"Tidak mau! Aku masih marah padamu!"

"Marah? Bagaimana dengan memakan es krim lagi?"

Es krim? Godanya sangat besar.

"Ayo! Tapi aku tidak ingin memanggilmu Oppa lagi!" Aku berdiri dan melangkah lebih dulu.

"Kenapa kau marah? Aku mungkin lebih tua darimu!"

"Kau bukan kakakku atau kekasihku, jadi aku tidak mau memakainya!"

"Aku tidak akan memaksa! Jangan marah padaku lagi!" Wooshik memainkan rambutku.

"Jangan! Kau mau apa?" Tanyaku menarik semua rambutku darinya.

Dia pasti menginginkan sesuatu dariku!

Sudah pasti! Wooshik mendorongku dan membuka satu pintu. Dia mengusap lehernya dan tersenyum senang.

"Kau mau berkencan denganku?"

🥀🥀🥀

Kencan? Kencan?

Dengan Wooshik? Aku melihat Luna dan Miraa yang akan segera pergi untuk menemukan kubah. Aku ingin meminta tolong pada mereka. Bagaimana cara menjelaskannya? Aku memainkan tanganku dan menatap mereka penuh harap. Tidak ada cara lain!

"Luna! Miraa! Apakah kalian akan segera pergi?" Tanyaku memastikan.

"Kai sudah menungguku di luar!" Luna menggulung rambutnya dan menyatukannya untuk di ikat.

"Aku akan segera pergi! Ada apa Ashlen?" Miraa melepaskan sesuatu dari telinganya dan melihatku.

"Itu... Itu... Wooshik... Wooshik mengajakku kencan tapi aku tidak tahu harus apa." Wajahku sangat malu mengatakannya!

"Ken-can? Apa? Katakan lagi?" Luna mencengkram erat pundakku.

"Dia memintaku tadi untuk kencan dengannya. Dia juga mengatakan akan menunggu ku di luar. Tapi aku tidak tahu harus apa? Aku bingung. Ini pertama kalinya seseorang memintaku." Aku menutup wajahku malu.

"Miraa! Pergilah lebih dulu dan katakan pada Wooshik untuk menunggu Ashlen! Juga Kai! Tolong katakan padanya, aku sedang melakukan tindakan kepahlawanan!" Luna tersenyum senang.

"Baiklah! Lakukan yang terbaik!" Miraa memasang lagi benda ditelinganya dan berjalan pergi keluar.

Jadi sekarang hanya Luna yang membantuku? Apakah aku bisa percaya padanya? Tapi kenapa aku lebih percaya Miraa?

"Luna kau bisa membantuku?" Tanyaku ragu.

"Iya! Sekarang bersihkan tubuhmu dan aku akan meminjamkan gaunku padamu! Akhirnya aku bisa mengeluarkan banyak barang disaat seperti ini! Gaun-gaun dari Kai sangat berguna. Pergilah dan jangan lupa gosok gigimu sebersih mungkin!" Luna mendorong tubuhku.

Untuk apa memangnya? Apa untuk gigiku akan terlihat sehat dan putih? Aku melakukan apa yang Luna minta dengan hanya waktu 10 menit saja! Hanya 10 menit yang Luna berikan dan dia langsung menyodorkan sebuah gaun untukku!

Gaun tanpa lengan dan panjangnya hanya sampai selutut. Bukan itu saja, bagian punggungnya terlihat jelas. Aku tidak tahu jenis pakaian apa ini tapi Luna langsung bertepuk tangan dengan meriah. Tapi kenapa warna merah muda? Ini sangat cantik! Aku menyukainya! Luna menarik tubuhku menuju cermin dan membuat hal-hal aneh lainnya. Apa dia sedang meriasku?

"Luna apakah aku harus seperti ini?" Tanyaku merasakan sapuan aneh pada pipiku.

"Harus! Ini adalah kencan pertamamu, jadi kau harus melakukannya semaksimal mungkin! Wooshik akan membuka matanya lebar-lebar sampai dia tidak bisa berkata-kata lagi. Kau diam saja dan lihat hasilnya nanti!"

Tapi...

Kami hanya kencan mengelilingi taman saja. Apa harus memakai banyak riasan? Tapi perlu aku akui, tampilan wajahku di cermin terlihat sangat cantik. Apa ini aku? Rambutku mendapatkan hal aneh lainnya. Luna menunjukan namanya catokan! Dia menggulung rambutku beberapa saat dan rambutku menjadi bergelombang cantik.

Ini hebat! Rambutku seakan berbeda.

Ini memang cantik!

"Selesai! Hah... Tidak kusangka hasil belajarku dari Amber berguna juga. Kakak ipar memang terbaik. Ayo, Ashlen! Wooshik sudah menunggumu dan Kai juga menungguku!" Luna menarik tanganku pergi.

Kenapa jantungku berdegup kencang seperti ini? Aku menutup mataku sesaat kami keluar dari dalam kamar penginapan. Dimana Wooshik?

"Semoga berhasil! Aku pergi dulu!" Bisik Luna.

"Terima kasih!" Bisikku juga.

Aku membuka mata pelan dan melihat Wooshik yang diam di depan pintu kamar penginapannya.

Jadi apa yang harus aku lakukan? Aku tidak bertanya hal ini kepada Luna!

🥀🥀🥀

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

The Number : The Last ( END )Où les histoires vivent. Découvrez maintenant