29. Go Away

96 14 0
                                    

Korea Selatan...

"Akhirnya kalian datang!" Miraa membuka pintu dan melihat sepasang suami istri yang baru datang.

Dia sudah sangat menunggu kedatangan mereka juga beberapa orang lainnya akan segera datang dalam beberapa jam ke depan. Mereka harus segera bergerak ke Inggris tempat dimana Retoz berada.

"Masuklah, aku akan memberitahu kalian apa yang terjadi!"

"Kenapa kau terasa begitu lelah? Siapakah temanmu itu?" Tanya Xander membantu Jieun berjalan.

"Aku dalam keadaan gila!"

Miraa memang dalam keadaan gila setelah Wooshik meneleponnya. Dia juga sangat terkejut saat tahu bahwa Wooshik hidup kembali setelah peristiwa mengerikan itu. Kemungkinan besar dia seperti Minsuk yang terlempar ke tempat lain. Apakah Miraa bisa berharap tentang Zero? Tapi nyatanya laki-laki itu telah menyerahkan kekuatannya kepada Minsuk.

Tidak ada harapan pasti tentang hidupnya di dunia ini.

"Jieun, apakah kau baik-baik saja? Kalian pasti buru-buru datang ke tempat ini. Maafkan aku!" Miraa merasa bersalah kepada Jieun.

Terutama karena Jieun sedang membawa janin di dalam perutnya. Miraa juga khawatir membuat ibu muda ini berpergian kesana-kemari.

"Tidak apa-apa, aku memang ingin pergi bersama Xander. Apakah ini rumahmu dan Minsuk?" Tanya Jieun duduk di sofa dengan hati-hati.

"Tempat ini tempat sementara kami, aku juga tidak bisa selalu berada di dalam kubah. Aku harus menuntaskan pendidikanku yang tertunda. Bagaimana kabar teman-temanmu? Aku mendengar kabar baik dari Alexander. Minsuk sering menonton acara musiknya. Dia menjadi penggemar beratnya!" Miraa melihat Minsuk yang begitu sibuk dengan handphonenya.

Minsuk menonton acara musik dengan menampilkan seorang laki-laki yang bernyanyi. Dia membawa banner kecil bertuliskan Alexander. Ketika keadaan seperti ini Minsuk sama sekali tidak bisa diganggu oleh siapapun. Bahkan Miraa.

"Jadi apa yang terjadi sebenarnya?" Tanya Xander.

"Wooshik adalah seorang vampir, dia juga dirasuki dan dihasut oleh Retoz. Kami berpikir bahwa dia telah mati di dalam kubah itu. Tapi nyatanya dia masih hidup dan justru berada di kubah lain di Inggris. Aku juga berbicara dengan seorang wanita, dia berasal dari kubah dan meminta bantuan kita semua untuk kesana. Wooshik sudah mengirimkan alamatnya padaku, kita hanya perlu pergi dan mencarinya. Xander, apakah kau akan ikut?"

"Untuk membunuh Retoz yang telah menghancurkan kubahku? Tentu saja! Tetapi aku meminta perlindungan untuk Jieun!"

"Tenang saja! Ibu Minsuk dan Minjae akan datang menjaganya. Juga aku meminta seseorang yang akan menjaga mereka." Miraa tersenyum cerah.

"Siapa? Apakah dia orang kuat untuk menjaga anakku?"

"Iya, Ryu akan menjaga mereka! Aku tidak berharap dia ikut dalam misi kali ini. Dia bisa datang ke kubah sewaktu-waktu melewati pintu itu!" Miraa menunjuk satu pintu berwarna hitam.

"Jadi kalian bisa pergi ke kubah dengan hanya melewati pintu itu?" Tanya Xander ingin bertepuk tangan.

Miraa mengangguk.

"Pintu itu Minsuk yang membuatnya cara kerjanya juga hampir sama dengan rumah Luna di Canada. Kami menggunakannya untuk transportasi cepat. Aku juga membutuhkan tempat lain bukan hanya di kubah. Ayahku pasti akan membunuhku jika aku terlalu fokus pada kubah daripada kehidupanku."

"Ayahmu memang orang yang ambisius untuk putrinya." Xander mengusap kepala Jieun.

"Bagaimanapun aku adalah pewaris perusahaan ayah. Minjae sama sekali tidak bisa diharapkan untuk itu. Walaupun kami kembar, isi otakku lebih besar darinya."

"Nak, jangan seperti Miraa! Jadilah anak yang baik untuk ayah dan ibu!" Xander mengusap perut Jieun.

Itu memang benar, Miraa memang ditakdirkan dengan otak lebih cerdas dari Minjae. Dia juga memiliki kekuatan ibunya dan diharapkan penuh untuk mewarisi perusahaan ayahnya. Tapi tanggung jawab yang dia pikul akan jauh lebih besar dan harapan ayahnya juga akan menambah bebannya. Minjae adalah anak-anak yang memiliki banyak keinginan terutama anak itu tidak menyukai urusan bisnis keluarga. Dia lebih suka tentang meneliti sesuatu atau mengembangkannya menjadi sebuah hal besar untuk masa depan manusia.

"Jadi apakah kau akan ikut?" Tanya Miraa sekali lagi.

"Tentu saja! Jika Ryu menjaga anakku dan kubah itu. Aku akan pergi ke Inggris!"

"Minsuk! Siapkan barang-barangmu, kita akan pergi ke Inggris setelah orang-orang dari akademi datang!" Miraa bangkit dan merenggangkan ototnya.

Sebentar lagi hal yang besar akan terjadi kepada mereka semua.

🥀🥀🥀

"Kita kembali lagi ke tempat ini! Kenapa kita tidak langsung pergi saja ke Inggris?" Tanya Lui begitu lelah terus menerus terbang.

"Tenang saja! Karena kita harus menjemput Miraa, Minsuk, dan Xander. Jadi bertahanlah sedikit saja! Mereka akan segera datang!" Luna melihat jam tangannya.

Dia mengetuk kakinya berulang kali menunggu sepupunya datang ke bandara. Mereka akan melakukan penerbangan langsung menuju Inggris tentu saja dengan sebuah hal yang sangat spektakuler. Sin menggoyangkan ekornya melihat jet pribadi milik Ryu.

Untuk penerbangan kali ini dia merasa lebih senang karena cepat untuk sampai.

"Semua barang milik kita sudah masuk. Apakah mereka belum datang?" Tanya Kai turun dari jet.

"Belum! Mereka sangat lama, pasti ini karena Minsuk yang pasti merepotkan Miraa atau Xander yang sulit berpisah dengan istrinya! Dua orang itu sangat menyulitkan!" Teriak Luna kesal.

Dia tidak sabar untuk menemui Retoz dan menghajarnya! Kali ini dia tidak akan pernah melepaskan Retoz sampai kapanpun!

"Hah... Aku lelah!" Lui melompat ke atas tubuh Sin dan meringkuk.

"Kapan kita akan pergi?" Tanya Sin ingin segera menaiki pesawat jet ini.

"Sabar Sin! Aku tahu kau sangat ingin pergi, kita harus menunggu mereka lebih dulu!" Kai mengusap kepala Sin.

Luna melihat beberapa orang datang dengan begitu lambatnya. Apakah mereka tidak tahu berapa lama dia menunggu kedatangan mereka? Sangat lama sampai kakinya panas! Luna menatap sengit Minsuk yang terus berada di samping Miraa.

"Maaf terlambat. Kami harus menyiapkan sesuatu di kubah. Jadi ini milik Ryu?" Tanya Miraa melepaskan kacamata hitamnya.

"Iya! Huh... Kalian kemana saja? Aku sudah menunggu kalian tahu! Ini pasti karena kau!" Tunjuk Luna pada Minsuk.

"Aku? Memang, lalu kenapa? Xander juga! Dia begitu lama berbicara dengan istrinya sampai aku lelah mendengarnya! Miraa, apakah aku akan baik-baik saja di pesawat ini? Bagaimana jika aku terbang saja?" Tawar Minsuk.

"Minsuk tenanglah! Kita akan aman dan sampai disana bersama. Bukankah aku sudah mengatakannya tadi?" Miraa memeluk tangan Minsuk menenangkannya.

"Tapi! Aku takut!" Minsuk meringkuk di samping Miraa.

Luna membuka mulutnya, pasangan ini akan merepotkan dirinya! Xander lebih dulu masuk membawa barangnya. Sin dan Lui juga. Mereka lebih bersemangat daripada Minsuk yang ketakutan.

"Ayo! Kita harus sampai ke Inggris!" Ajak Luna telah siap untuk berperang.

🥀🥀🥀

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

The Number : The Last ( END )Where stories live. Discover now