34. Always

76 20 1
                                    

"Apakah dia akan bangun? Kenapa dia mati? Kenapa sangat lama?" Tanya sebuah suara.

"Mungkin sebentar lagi! Jangan ganggu dia!" Suara lainnya.

Suara-suara siapa ini? Siapa mereka? Aku membuka mata dan melihat dua bayangan seseorang. Bukankah di kamar ini hanya ada Wooshik? Kenapa menjadi dua orang? Mataku mengerjap menyesuaikan cahaya yang ada. Disana aku bisa melihat dua orang wanita yang tersenyum padaku. Satu orang memakai baju merah muda dan satunya memakai pakaian hitam.

Siapa mereka dan aku dimana? Ini bukan penginapan kami, ini tempat lain. Ataukah mereka menculikku dan akan menjual organ dalamku?

"Si-apa ka-lian?"

"Hai, Ashlen! Namaku Luna!"

"Lu-na?" Siapa dia?

"Namaku Miraa, kita sudah berbicara di telepon. Wooshik berpesan padaku, jika kau sudah bangun. Dia menyuruhmu untuk makan bersama kami!" Miraa tersenyum ramah. Tidak seperti penampilannya yang menyeramkan tapi wanita ini sangatlah ramah.

Jadi mereka yang akan membantu orang-orang di kubah. Mereka teman Wooshik! Syukurlah mereka benar-benar datang ke tempat ini! Aku bangun dan menjabat tangan Miraa.

"Namaku Ashlen! Aku berasal dari kubah! Kau benar-benar menyelamatkan mereka disana? Mereka dalam bahaya! Raja dirasuki Retoz sampai bisa membunuh Reid yang sangat kuat dengan sekali sentuh! Aku juga akan membantu kalian, walau aku lemah tapi aku pintar!"

Aku sudah pernah mengulur waktu dan bertarung bersama Reid. Jadi aku pintar untuk menghindari masalah!

"Kami akan mencobanya! Tapi apakah Wooshik tidak melakukan sesuatu padamu?" Tanya Miraa dengan suara pelan.

"Melakukan apa?"

"Mungkin tindakan yang membahayakan nyawamu? Apa dia berperilaku baik padamu?"

"Iya, dia sangat baik padaku! Dia juga membeli pakaian dan membantu disini! Dia benar-benar anak yang baik." Aku harus menjelaskan bahwa Wooshik telah berubah menjadi baik.

"Senang mendengarnya darimu! Ashlen, apakah kau bisa memeriksa tubuhmu? Minsuk mencoba mengobatimu tapi dia merasa tidak yakin karena dia baru saja jetlag. Jika lukamu masih ada, dia akan mengobatimu lagi!" Miraa menyentuh kedua tanganku.

Luka? Mengobati? Aku tidak memiliki luka yang serius! Untuk apa mengobati? Aku melihat Luna yang tersenyum padaku. Maksud Miraa apa?

"Minsuk bisa menyembuhkan luka apapun! Bahkan bekas luka sekalipun! Kami hanya ingin memastikan saja apakah pengobatannya berhasil atau tidak." Jelas Luna.

"Luka apapun?"

Sungguh? Aku mengintip dari celah atas dan melihat tubuhku.

Apa ini? Kenapa tidak ada bekas luka sama sekali. Luka cambukku juga tidak ada! Tanganku! Aku menggulung lengan baju dan melihat kedua tanganku yang begitu bersih. Apakah ini nyata? Lukaku benar-benar hilang dan sembuh? Aku menatap Miraa dan Luna berkaca-kaca. Bagaimana bisa? Kupikir luka ini akan terus berada di tubuhku.

Bagaimana ini? Aku sangat senang dan ingin berterima kasih!

"Ini sungguhan? Bagaimana bisa? Hiskkk... Terima kasih banyak!" Aku menunduk dalam pada dalam.

Bahkan uang saja tidak bisa mengganti pengobatan ajaib ini. Aku menutup wajahku dan menangis. Selama ini aku selalu menutupi serapat mungkin, aku tidak ingin orang lain merasa jijik padaku. Ini sangat membuatku bahagia! Sekarang aku tidak akan malu!

"Hiskkk... Jangan menangis Ashlen! Ini bukan apa-apa!" Luna memelukku dengan isakan yang keras.

Mereka sangat baik! Mereka orang-orang baik!

The Number : The Last ( END )Where stories live. Discover now