4. Green Sky

146 19 0
                                    

"Kau sudah sampai?"

"Arg... Hmfff..."

Mulutku tertutup lagi oleh tangannya, dia segera menutup pintu dan menguncinya. Aku akan mati! Ayah! Ibu! Hugo! Ksatria di bawah sana! Aku bersama laki-laki aneh ini! Dia disini! Tolong aku! Aku belum ingin mati mengenaskan!

Uangku!

"Diam! Jika kau berteriak aku akan membuatmu mati disini!"

Mati? Mati?

Aku mengangguk kaku, aku belum ingin mati sebelum hidup nyaman di sebuah rumah impianku. Dia melepaskan tangannya dan membuatku ingin segera melarikan diri.

Tapi aku tahu kematian lebih dekat denganku jika melawan orang ini. Dia duduk di atas tempat tidurku dan menatapku dari atas ke bawah. Bisakah dia pergi dengan damai?

Aku tidak bisa sihir!

"Siapa namamu?"

"Hah... Nama? Itu... Ashlen!"

"Ashlen, aku tidak akan menyakitimu atau membunuhmu jika kau tutup mulutmu itu!"

Glekkk...

Kenapa nada bicaranya sangat aneh? Bahkan wajahnya juga aneh. Dia seperti seseorang dari tempat yang sangat jauh. Matanya sedikit kecil, wajahnya putih cerah, dan dia laki-laki tampan.

Dia tidak seperti laki-laki di tempat ini.

Siapa dia?

"A-ku di-am! Ta-pi bisa-kah kau pergi? Aku tidak akan memberitahukan keberadaanmu disini! Jadi kumohon tuan, siapapun kau! Pergilah! Aku harus segera membuat makanan!" Aku berlutut dan memohon padanya seperti seorang rakyat pada raja.

Asalkan dia pergi dan meninggalkan tempat tidur yang penuh uang itu. Aku pasti akan bahagia atas hatinya yang memaafkanku. Dia mengetuk pipinya dan masih menatapku tajam. Apa dia masih meragukanku?

"Hah... Sialan! Kau tahu dimana tempat ini sekarang?" Dia berdiri dan berjalan ke arah jendela.

"Ya, ini Moonland."

"Moonland?" Dia memijat kepalanya.

"Iya, kerajaan ini bernama Moonland. Kau bukan dari sini?" Tanyaku mencoba untuk berani.

"Bukan, bukan itu! Katakan apakah ini wilayah Eropa? Belanda? Rusia? Inggris? Dimana itu?"

Apa itu?

Nama-nama aneh apa itu? Aku tidak tahu tentang semua nama yang dia sebutkan. Apa itu nama seseorang atau makanan? Atau hewan?

"Aku tidak tahu!"

"Kau tidak tahu? Apakah tempat ini memiliki kubah?" Tanyanya mendekatiku.

"Iya, kerajaan ini memiliki kubah. Kenapa kau tidak tahu? Semua orang tahu itu! Kubah ini sudah ada sejak dulu kala." Baiklah, aku harus menjadi orang yang baik dimatanya dan segera setelah dia pergi. Aku akan memberitahu para ksatria di bawah sana.

Tunggu, bagaimana dia bisa masuk ke tempat ini? Aku hanya sedikit membuka jendela untuk angin masuk. Semalam aku lupa menutupnya karena orang ini. Apakah dia hantu? Penyihir jahat?

"Gara-gara orang itu aku berada di tempat ini! Sialan! Sialan kau Retoz!"

Dia berbicara dengan sangat aneh sampai aku tidak tahu apa yang dia katakan. Apakah dia membuat mantra untuk membunuhku disini? Aku berjalan mundur selangkah demi selangkah sampai menemukan kunci untuk membuka pintu ini. Selagi dia sedang memikirkan banyak hal, aku harus lari.

Brakkk...

"Kau mau lari kemana?"

"Itu..."

The Number : The Last ( END )Where stories live. Discover now