18. Siapa?

509 85 6
                                    

JenSoo

JenTop

Happy reading all........

___________________________

Kantor itu begitu tampak megah, suasana yang terlihat tenang dan bahkan dengan karyawan yang tampak fokus pada pekerjaan masing-masing. Sementara di salah satu ruangan, tepatnya di ruangan direktur. Seorang wanita tengah terfokus pada layar komputer didepannya. Mengerjakan beberapa file yang harus ia selesaikan.

Beberapa menit, tangannya tampak menjauh dari keyboard. Tubuhnya menghempas, dan kepalanya menengadah. Pikirannya entah kenapa sangat kacau. Beberapa ingatan berputar di kepalanya, dan kemudian matanya terlihat bening.

"Aku merindukan putriku!" Gumamnya.

Beberapa menit dalam posisi seperti itu, pintu ruangannya terketuk. Setelah mendapat ijin, si pengetuk itu lantas masuk. Seorang lelaki yang tampak lebih muda darinya itu, menunduk. Menampakkan wajah sedihnya.

"Ada apa denganmu?"

"Aku mendapat kabar dari Appa, jika Eomma meninggal aunty." Mata perempuan itu melebar sempurna.

"Astaga! Unnie!" Pekiknya tak percaya.

"Aunty, ayo pulang!"

"Kita pergi sekarang juga, Jimmy!"

Si pria yang tak lain adalah Jimmy itu segera mengangguk. Keduanya sama-sama bergegas pergi untuk melihat Ibu Jimmy yang dikabarkan meninggal.

.*.*.*.*.

Disinilah mereka, berada disebuah pemakaman. Dengan didepan mereka baru saja salah satu dari mereka dikuburkan, bahkan Jimmy terduduk disebelah makam Ibunya. Ia tak percaya, jika Ibu yang disayanginya akan pergi secepat ini. Padahal kemarin, Ibunya itu masih berbaring dan bahkan bercanda dengannya. Tapi, hari ini ia harus kehilangan Ibunya. Sungguh sangat disayangkan. Ia bahkan belum mampu membahagiakan Ibunya, meski sang Ibu pernah mengatakan syukur karena memiliki putra seperti dirinya.

Temannya datang. Baik Krystal, Jihoon dan juga Jennie. Mereka datang bersama, ikut datang ke pemakaman. Tapi, Jimmy berusaha keras untuk tetap tegar dan mencoba menerima takdirnya. Ia kacau, tapi ia harus bisa mencoba untuk menerima.

"Jim, sudahlah. Ikhlaskan kepergian Ibumu, dia sudah tenang sekarang." Kata perempuan yang saat ini mendekat kearah Jim.

"Iya, aunty. Aku hanya masih tak percaya jika Eomma akan pergi secepat ini." Balasnya mencoba tersenyum. Senyum yang menyakitkan.

"Jim... Ini surat dari Ibumu."

Si Ayah memberikan sebuah kertas yang terlipat, dan kemudian Jimmy membukanya dan membaca setiap kata yang tertulis didalamnya. Dan matanya tampak memerah saat melihat dan membaca isi surat itu.

Maafkan Eomma, Jim. Eomma mungkin bukan ibu terbaik. Kesalahan yang Eomma lakukan selama ini membuatmu kecewa, apalagi telah membenci sepupumu yang tak bersalah. Maafkan Eomma, nak. Tolong juga sampaikan maaf pada sepupumu, Eomma tak bisa mengucapkan secara langsung, karena jika kamu sudah menerima surat ini itu berarti Eomma telah tiada. Penyakit Eomma seolah menggerogoti tubuh Eomma, dan Eomma ikhlas menerimanya. Karena mungkin, ini adalah balasan untuk Eomma. Sekali lagi, tolong sampaikan maaf Eomma pada sepupumu. Kau benar, dia adalah gadis polos dan baik, dia yang tak mengerti apa-apa dan masih suci. Eomma menyesal membencinya hanya karena kekurangan yang dia miliki. Temukan dia, agar Eomma tenang disini.

Jimmy menangis, tapi ia juga tersenyum saat sang Ibu telah menyesali perbuatannya. Mungkin terlambat, tapi ia akan mencoba untuk menemukan sepupunya yang saat ini entah berada dimana keberadaannya. Agar ibunya bisa tenang, dan mendapat maaf dari sepupunya itu.

My Little Girlfriend || JenSooحيث تعيش القصص. اكتشف الآن