Bab 22 Sebuah keputusan

1.5K 152 11
                                    

Zea mendesah pelan mendengar jawaban sang ayah tentang audisi yang Miss Ella beritahukan padanya. Jelas papanya menentang keras adanya pastisipasi Zea didalamnya. Apalagi dengan papanya yang terus mengungkit masalah malam kemarin dimana ia mimisan.

"Adek tahu sendiri ikut audisi itu gak semudah yang adek bayangkan. Yang pasti itu akan menguras tenaga dan papa gak mau kamu tumbang gara-gara hal yang sebenarnya tidak perlu." Jelas Sean terdengar dari ponsel yang Zea genggam.

"Perlu papa, Zea harusnya ikut memang." sanggah Zee menoleh ke arah jendela mobil menampakkan jalanan ramai.

"Itu menurut Zee saja kan, papa yakin miss Ella bakal terima misalkan kamu tidak ikut." Balas papanya.

"Tapi Zee pengen ikut." Zea meluruhkan bahunya.

"Kali ini papa tidak mau dibantah,"

"Demi kebaikan adek sendiri." lanjut Sean dengan nada melembut.

"Oke." Zea mengalah, lebih memilih mengikuti permintaan sang ayah.

"Kali ini dengarkan keputusan papa ya?"

Zea mengangguk walaupun papanya tak melihat. "Iya, pa."

"Papa tutup, jangan lupa makan siang kesayangan papa."

"Humm, sayang papa."

"Sayang adek juga. Bye Princess."

Klik

"Ada baiknya, nona- jika tuan tidak mengizinkan anda ikut. Saya dengar hari audisi bertepatan dengan perkumpulan keluarga besar yang dibuat oleh nyonya besar Niami." beritahu uncle Miko melirik nonanya di spion mobil sesekali karena tengah berfokus mengemudi.

"Oya? Tapi nenek gak kasih tahu Zee." Zee tengah menampakkan raut berpikir.

"Mungkin belum saatnya, nona. Mengingat banyak persiapan yang harus dilakukan bisa saja Nyonya besar sedang sibuk." Ara mengangguk membenarkan kata mba Alinnya itu.

"Tidak salah dengar juga, nyonya besar mengundang besannya termasuk keluarga besar dari keluarga Wardana." lanjut Miko memberitahu.

"Kakung sama Uti?"

"Iya nona."

"Kenapa nenek buat acara besar? Bukannya hari itu tidak ada hari special?" heran Zee.

Mba Alin terkekeh kecil. "Untuk mempereat silaturahmi bukankah tidka menunggu hari yang special, nona muda?"

"Mba bener." Zee tertawa, diikuti Miko dan Alin.

Zee menatap bosan pada guru yang sibuk menjelaskam di depan sana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Zee menatap bosan pada guru yang sibuk menjelaskam di depan sana. Tatapannya beralih ke samping kiri  memandang sekumpulan pemuda yang sibuk mengoper satu bola sana sini, terlihat berebut hak milik dari bola tersebut.

A Piece Of ZEA'S MemoriesWhere stories live. Discover now