Rentetan pertanyaan turut menyertai Ibu, menanyakan keberadaan putra bungsunya kemana? Atau kenapa? Dari tetangga sekitar
biasanya pagi pas hari libur, ataupun sore sepulang sekolah Wildan itu kerap kali wara-wiri di lingkungan sekitar jika tak ada jadwal latihan futsal. Ataupun Wildan akan pergi bersama Ibu, entah itu ke pasar atau kemanapun tujuan yang mau Ibu tuju, Wildan akan siap sedia mengantarkannya dengan berboncengan berdua layaknya Ibu dan anak yang hangat dilihatnya
Tapi sekitar beberapa hari ini para tetangga terutama ibu-ibu mendadak kangen dengan keberadaan Wildan, sungguh. Wildan yang biasanya lewat pas pulang pergi saat jama'ah di musholla bareng anak-anak lainnya. Tawanya, candaannya, semua kenal dengan ciri khas Wildan.
Siang itu Ibu menjawabnya dengan hati menghangat, putranya yang dirumah kelihatannya jahil, nyatanya dimata-mata warga sekitar cukup baik. Saat Ibu memberitahu Wildan sakit, ucapan do'a lekas sembuh dan kata-kata penyemangat langsung didapatnya, bahkan ada beberapa yang memberi saran, bagaimana merawat Wildan agar sembuh dari sakitnya segera. Karena pengalaman anak mereka yang pernah terkena tifus sebelum nya
Ibu belanja beberapa bahan makanan, saat Wildan memberitahu teman-temannya akan datang menjenguk nanti. Ibu tau seberapa dekat sahabat² Wildan itu. Kata Wildan, lebih baik memberitahu Ibu dahulu, agar Ibu bisa menyiapkan segala sesuatunya saat mereka kedatangan tamu nanti
__________
Dirumah, Wildan masih berbaring. Sudah tiga hari dia belum bisa berangkat sekolah, setiap sore demamnya akan kembali, walaupun suhunya tak terlalu tinggi. Perutnya juga tak sesakit saat itu, walaupun badannya masih lesu
Masih di kursi sofa depan tempat Wildan rebahan, kamarnya kini dibersihkan Ajeng, sedangkan Fafa turut menunggu mamanya sambil anteng memperhatikan, duduk di stroller bayi dengan bekal biskuit ditangannya.
Bayi yang sekarang menginjak umur 6 bulan itu kian lucu dengan pertumbuhannya. Sudah minum asi, ditambah susu formula juga, sekarang belajar dikasih MPASI.
Tiga hari ini juga Wildan tak berani menyentuh Fafa karena takut keponakannya nanti bakal tertular demam juga. Jadilah dirinya gabutnya luar biasa, saat biasanya heboh main bersama.
"Ibuuuk"
Ajeng tau adiknya tiap sakit pasti begitu, random manggil-manggil tapi nyatanya tak ada apa-apa.
"Fafaa tolongin, om Wildan mau dimakan dinosaurus" Padahal dirinya lagi megang boneka dino punya Fafa terus di deketin ke lehernya seolah digigit
Tak lama suara motor parkir bersahutan, Wildan melongok ke arah pintu, terlihat mas Mahesa disana, diikuti segerombolan anak sekolah yang masih pakai seragam ikutan belok ke halaman rumahnya dengan sedikit huru-hara
Ardi boncengan dengan Rizal, Yoga naik motor sendiri, begitu juga dengan Wafi. Dan paling akhir ada mas Hanan yang tampak membonceng adiknya, Amel.
Wildan yang lagi pewe goleran sambil berselimut kan sarung seperti biasanya, otomatis ngacir melarikan diri ke belakang untuk cuci muka.
"Assalamu'alaikuuumm" Sahut mereka bersama
"Waalaukumussalam. Sana masuk dulu, Wildan pasti lagi rebahan di ruang depan itu" Ucap Mahesa ke teman-temannya Wildan, dia memilih balik pulang kerumah nya sendiri untuk ganti baju setelah memarkirkan motor Wildan yang hari ini Mahesa pakai untuk bekerja
Ardi terseyum ramah "makasih mas"
Paling belakang ada Amel narik masnya "cepetan napa sih mas, pakai benerin rambut segala kayak mau lamaran" Protes Amel, Hanan kan niat hati tetep mau tampil kece gituloh "iya adekku sayang, sabaaarr"
![](https://img.wattpad.com/cover/310267920-288-k723514.jpg)
YOU ARE READING
MA'RUF | Yang Jungwon
Teen FictionBAGIAN KEDUA DARI [STMJ] _______ "menjadi anak muda yang bisa gaya, dan gak ketinggalan jaman, itu harus sih menurut ku, tapi ya kudu tau aturan juga" "Kata temen² motto paling enak itu (muda foya-foya, tua bahagia, mati masuk surga)" "Surga, surga...