Wildan is back

196 52 20
                                    

Seperti subuh pada biasanya yang selalu pulang bareng Rifki dari musholla, bersama Jaka juga Hanan. Ngomongin soal giat nya mereka subuhan jama'ah, mereka mengapresiasi kegigihan Rifki. Dari jaman bocil SMP sampai sekarang masuk SMA, Rifki tak pernah absen untuk subuhan bareng mereka

Dulu, Rifki selalu digandeng ayahnya saat pulang, sekarang anak itu sudah tinggi menjulang. Bahkan Wildan keliatan lebih pendek dibanding dirinya. Dulu sering dijadikan sasaran diantara yang lain, dijahili dan sebagainya. Sekarang liat, Rifki tumbuh menjadi remaja gigih, sikapnya justru sekarang yang lebih jahil. Walaupun begitu, tetap saja, status bocil masih disandangnya. Rifki tetap adek kecil mereka

Habis subuhan, Wildan pulang dengan senyum mengembang. Pemandangan dirumah serasa jauh lebih menyenangkan saat ada suara random Fafa yang pastinya sudah bangun subuh itu

Pampers nya baru diganti, Fafa yang memang masih bau bantal kian lucu dihampiri Wildan. Selagi Mas Hesa tak berada dirumah karena urusan kerja. Selama beberapa hari, kakanya akan stay dirumah Ibu. Walaupun rumah mereka bersebrangan, siapa yang tega, membiarkan Ajeng hanya berdua dengan Fafa dirumah. Mahesa akan langsung memberi nasehatnya panjang lebar, dan meminta Ajeng untuk dirumah Ibu selagi dirinya pergi.

"Adeekkk....."

Ajeng sholat di sebelah, sedangkan Fafa masih dibaringkan ditengah dikasur. Sudah bisa tengkurap - telentang - tengkurap lagi - hingga akhirnya diangkat Wildan lalu dipangku

Menaruh pecinya diatas meja, Wildan menculik Fafa ke kamarnya sendiri. Yang digendong juga anteng, Fafa memerhatikan setiap pergerakan Wildan yang menggantung beberapa pakaian ke gantungan belakang pintu kamar. Lalu keluar kamar dengan Wildan masih mengenakan baju koko dan sarung

Ngambil beberapa selfie Fafa juga buat pamer ke Mahesa, ngechat Masnya subuh² buat kirim pap, baru beberapa detik udah gercep diread aja. Tapi pas Mahesa mau bales, baru mengetik, Wildan langsung lempar HP nya ke kasur. Berbudi banget jadi adek ipar

Matahari perlahan naik, masih terlalu pagi untuk Wildan bersiap sekolah. Ajeng yang tau Fafa digendong Wildan juga tak ambil pusing, kesempatan buat dirinya kedapur dan bebenah lainnya.

"Cucunya Ibu udah bangun ya nak, Aduhh lucunya, Pagi-pagi udah digendong om Wildan"

Ibu tak henti-hentinya menyunggingkan senyum, melihat Fafa yang diam perlahan terkekeh lucu.

"ini bocil bukan sembarang bocil tau Bu, mau ikut subuhan kali. Tadi dikasur aja pake akrobat segala, telentang - tengkurep sambil ngemut jempol" Adu Wildan pada Ibu

Tau dirinya dibicarakan, Fafa mendongak dan menatap Wildan dengan mata bulatnya. Membuat Wildan langsung nyamber lagi "apa liat-liat? Gaseneng?" Nyolot nya. dengan begitu saja fafa langsung buang muka. Ngebatin banget punya om modelan Wildan

Cukup sederhana membuat Wildan bahagia di pagi hari, dilihatnya wajah Ibu yang kian menua itu lekat. Senyum nya mengembang tulus, kakaknya sudah menemukan tempatnya untuk pulang, dan rumah ini sampai kapanpun juga terbuka lebar untuk kakaknya walaupun sudah berumah tangga. Kini giliran Wildan yang memikirkan hal apa yang ia bisa kasih ke Ibu

Anak laki-laki bungsu kesayangan Ibu kini juga beranjak dewasa, tekun sekolah, giat belajar, menjadi anak muda yang bertanggungjawab pada diri sendiri, menghormati dan menyayangi Ibu. Wildan akan buktikan dengan mengejar cita-cita nya. Baru Ibu juga akan bangga punya Wildan, walaupun tanpa itupun Ibu sebenarnya sudah bangga pada anak-anak nya

_______

Jarang-jarang Ibu mendengar kedua anak-anaknya heboh pagi-pagi begini. Wildan menutup mulut rapat saat kakaknya ngomong

"Astaghfirullah Wildan" Ucapnya dengan nada nelangsa, gak tau lagi harus berekspresi seperti apa lagi ke adeknya sendiri

"Iya nanti pulang sekolah aku cuci kaaaakk" Jawabnya agak takut-takut

MA'RUF | Yang JungwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang