seperti dua sisi koin yang tak sama

216 51 13
                                    

Kali ini kesabaran Wildan sangat diuji, kesabarannya yang biasanya cuma setipis tisu dibagi dua, kini mendadak setebal buku akuntansi sekolahnya. Wajah yang biasanya selalu menyuguhkan manisnya lesung pipi, kini berubah menjadi smirk mempesona

"Kamu mau dikasih tau atau nggak?" Katanya dengan tenang

Tangannya kembali mendekat, tapi buru-buru ditepis lagi dan lagi, membuat Wildan akhirnya sedikit menjaga jarak. Memandang dengan seksama siapa yang ada dihadapan nya saat ini

"Mau ya?" Lagi-lagi Wildan merayu

Tak mau patah semangat Wildan terus berusaha merayu, walaupun ditolak berkali-kali. Mendekat pun Wildan seolah tak mendapatkan celah, hingga akhirnya Wildan nekat memaksa kehendaknya sendiri

"Nurut ya cantik" Katanya semanis mungkin, dan langsung melancarkan aksinya secepat kilat

Tak sampai tiga detik, tangisan Fafa terdengar, memecah keheningan sebelumnya. Wildan langsung nyengir dan buru-buru bangkit untuk menggendong keponakannya itu, Wildan yang merasa bersalah sebisa mungkin pukpuk Fafa dengan lembut

"Eh eh cupcup... Maafin om Wildan ya?"

"Adek cantiknya ciapa ini? Inces fafa udahan ya nangisnya, om Wildan minta maaf deh"

Setelah mengatakan itu Wildan langsung memberikan jurus terakhirnya, susu formula yang sebelumnya disiapkan, kini dikasih ke Fafa. Tepat, tangisan Fafa mereda juga pada akhirnya. Hingga diambang pintu Wildan melihat sang kakak yang menatap nya

"Ehehehe...." Responnya cengengesan

Wildan sebenarnya cuma mau memakaikan Fafa hijab lucu miliknya, Fafa yang ditaruh di stroller dibujuk Wildan susah payah dan berhasil, walaupun Fafa nangis akhirnya

"Anaknya mama cantiknya, adek mau ikut sholat berjamaah, iya?"

Ajeng mendekat, mengambil alih Fafa untuk dipangku. Dengan lucu Fafa cemberut ke Wildan sambil ngedot, bayi yang satu itu memang kadang suka sebel ke omnya. Tapi pas Wildan mendekat lagi untuk diajak bercanda Fafa dengan mudahnya terkekeh lucu. Dengan gemas kepalanya Wildan diusak di perut kecil Fafa, membuat bayi itu kegelian dan tertawa.

Seperti niat awal sebelumnya, Mereka berkumpul untuk menjalankan sholat jama'ah dengan Wildan yang otomatis menjadi imamnya, Ibu juga akhirnya datang, lalu Fafa diletakkan lagi stroller bayi dan pastinya dikasih pengaman yang ditaruh persis disamping mereka

"Adek yang anteng ya ditinggal mama sholat bentar aja, oke?" Seperti menurut perintah mamanya, Fafa dengan anteng juga sibuk ngedot dan merebahkan diri dengan nyaman.

Like father like daughter, gen e mahesa iki mesti, kang rebahan

Saat selesai melaksanakan kewajiban, semuanya khusu berdzikir, Fafa dengan gemasnya ikutan ngoceh sendiri. Menepikan dot nya yang kini isinya tinggal setengah, Fafa melirik mamanya, melihat neneknya, dan terakhir memerhatikan Wildan diposisi paling depan

Siapa yang tidak gemas, dzikir baru sebatas istighfar, Wildan langsung membawa Fafa lagi ke dekapannya. Dan dari belakang Ajeng mencoba menghubungi Mahesa lewat sambungan video call

"coba dek do'anya gimana? Fafa ikutin om Wildan ya" Tangannya Fafa yang kecil mungil diposisikan Wildan untuk menengadah

"Bismillahirrahmanirrahim..."

Fafa dongak keatas, menatap dagu Wildan dengan seksama

"Ya Allah, ampunilah dosaku, dosa kedua orang tuaku. Sayangilah mereka, sebagaimana mereka menyayangi ku diwaktu kecil, Aamiin"

Lalu Wildan dengan gemas menangkup kan tangan kecil Fafa ke wajah. Membuat keduanya kompak terkekeh, sehati dan se frekuensi

"Assalamu'alaikuuumm adeek... Pinternya... Ya Allah kangen banget"

MA'RUF | Yang JungwonWhere stories live. Discover now