hari olahraga

193 45 2
                                    

Ahad pagi ini diwarnai dengan suasana berbeda, yang biasanya sibuk dengan rutinitas layaknya bebersih dan sebagainya, kini tidak. Mahesa yang sudah pasti libur dari kerjaannya otomatis mengemban sebagian tugas dirumah dengan Ajeng.

Hari ini dilingkungan mereka sebenarnya sedang ada acara jalan sehat, yakni acara tahunan yang biasanya diselenggarakan untuk mengingat kan masyarakat akan kesehatan berolahraga. Tentu saja dengan berbagai hadiah doorprize diakhir acara yang dibagikan gratis untuk yang bersedia mengikuti

Mahesa juga Ajeng rasanya tidak tega jika mengikuti acara tersebut dan membawa Fafa yang masih kecil, jadilah mereka mau olahraga sendiri dihalaman rumah nantinya.

Baju jersey bola super mini yang Wildan berikan untuk Fafa akhirnya kepakai juga, dipadu dengan tudung topi berbulu berbentuk beruang kecil, Fafa tampak gemas. Dan Mahesa sendiri mengenakan hoodie hitam dengan celana jersey selutut, cukup membuatnya tampak seperti anak remaja usia SMA.

Keduanya asik menyiram tanaman dihalaman depan, sesekali juga meladeni sapaan ibu-ibu yang lalu lalang beraktifitas pagi hari itu

"Kita olahraga apa ya dek enaknya?" Mahesa menunduk, melihat atensi Fafa yang ada di gendongannya

"Zumba mau ndak? Atau mau senam poco-poco?" Tanya nya antusias, yang ditanya juga cuma memperhatikan wajah papa nya dengan seksama

"BOCIIIIILLL"

Panggilan menggelegar dari Rifki mengalihkan perhatian keduanya, dengan semangat Rifki juga mengenakan setelan baju olahraga, mendekat menghampiri sambil menggowes sepedah nya

"Haiii mas Rifki" Sapa Mahesa mewakili Fafa

"Kok belum ikutan kumpul dilapangan?"

Rifki menengok kediaman Wildan "nunggu mas Wildan, katanya mau nebeng" Jawabnya

"Ini Fafa mau ikut olahraga juga? Lucu amat pake jersey segala" Rifki tertawa "Iya dong, aku mau ikut olahraga biar cehat"

Baru setelah itu Wildan datang, tampak kece dengan topi terbalik "oyy yok berangkat" Menghampiri Fafa sebentar cuma mau cium pipinya "kaan, cantik fafa kalau pakai jersey tuh. Nanti om Wildan beliin lagi yang versi jersey futsal, yang ada nama Fafa di punggung nya, Oke" Katanya, yang cuma ditanggapi Mahesa dengan kekehan

"Yowes mas, pamit. Assalamu'alaikum" Keduanya cium tangan dan langsung bergegas tancap gas ke lapangan

"Waalaikumsalam, semoga beruntung pulang dapet kulkas sama TV. Dadaaaah" Tangannya Fafa yang dibuat dadah

______________

Di dilapangan banyak yang sudah kumpul untuk mengikuti acara jalan sehat pagi ini. Wildan juga Rifki udah mentereng paling depan, menunggu kedatangan teman masing-masing. Sampai atensinya teralihkan dengan kedatangan Yoga yang boncengan dengan Ardi pakai sepeda ontel jadul, membelah gerombolan orang-orang disana dengan tampang jumawa

"Misi misiii Lee Min Ho mau lewat"

Ardi turun, sedangkan Yoga bablas mencari area parkir "bentar, aku parkir dulu" Pamitnya

Disana juga ada Pak guru Jaka yang sedang ngawasin murid-murid bocilnya, menata barisan juga memastikan anak didiknya aman dan nyaman selama mengikuti kegiatan

Bahkan atensi beberapa orang disana juga terfokus dengan keberadaan Jaka, melihat bagaimana sabarnya dia menemani para muridnya, mengajaknya bernyanyi dan siap siaga jika ada muridnya yang menanyakan sesuatu.

Tak boleh ketinggalan juga, seorang Hanan yang udah necis bareng adiknya. Tapi ada yang terlihat beda, keberadaan Sultan Adiwijaya disana, sohib yang rumahnya mencelat jauh sendiri itu, kini digiring Hanan untuk ikutan juga. Sekali-kali Jaya biar merakyat kayak yang lainnya

Sampai akhirnya acara dimulai, dengan panitia yang memberitahukan rute mana yang harus ditempuh. Dan pasukan Wildan and the gang masing-masing khusyuk berdo'a, semoga aja pulang-pulang nanti dapet doorprize gede.

Setengah perjalanan rute terasa aman dan damai. Posisi Wildan, Yoga, Ardi, Rifki dan satu teman kelas Rifki bernama Wawan itu berada paling akhir. Mereka sepanjang perjalanan itu isinya becanda, ngakak, gelut, becanda lagi, gelut lagi. Sampai kakinya Wildan dengan iseng nendang batu kecil yang apesnya tepat menghantam salah satu pagar rumah warga sekitar.

Bunyinya yang cukup nyaring ternyata memicu hewan peliharaan si pemilik rumah kaget. Beberapa detik hening, sampai sebuah suara angsa yang lari bersahutan membuat semuanya kocar-kacir

"AAAAAAAAAA" Teriak mereka histeris

Posisi mereka yang tadinya berada dipaling akhir, kini lari terbirit-birit sampai menyalip orang-orang didepannya.

___________

Yang dirumah gak mau kalah juga, Ajeng sama Mahesa kompak olahraga bersama. Dari mulai pemanasan sampai ngajak Fafa senam, namanya juga bayi, ya bisanya cuma loncat² ditempat sambil dipegangin orang tuanya

"Main basket mau gak Jeng?"

Ajeng menoleh "boleh, tapi aku agak lupa beberapa tekhnik nya" Jawabnya jujur. Ajeng bisanya main badminton, bukan basket

"Nanti aku ajarin, mau gak?"

Ajeng setuju dengan tawaran itu, dan Mahesa yang senang hati mengajarkan beberapa tekhnik basic basket seperti dribbling dan cara shooting yang benar agar bolanya gak meleset masuk ring

Sudah sejak Mahesa menduduki awal masuk kuliah, sebuah Ring basket sengaja dia pasang untuk sekedar menikmati hobinya. Halaman rumah yang tak begitu sempit dijadikannya lapangan kecil untuk dirinya sendiri.

Tak heran juga, jika postur tubuh Mahesa yang tinggi juga didapatkan nya dari hobinya ini

Fafa yang tampak sudah lelah senam sama orang tuanya kini terlihat mengantuk berat, sambil digendong sebentar mereka meletakkan Fafa yang mulai tertidur di stroller bayi dan menempatkan nya ditempat aman juga teduh tak jauh dari mereka

Mulai dari hal basic cara memegang bola yang benar, passing, mendribble bola yang stabil, sampai ke tekhnik Lay up shoot segala.

"Okeee let's Go"

Menit pertama bola dikuasai Mahesa, begitu mudah dan enteng nya dia menggiring bola dan memasukkan nya ke ring

"Intinya tuh buat pergerakan yang mengecoh lawan pas mau ngerebut bolanya, pakai kecepatan juga. Terus fokus buat ambil ancang-ancang masukin bola ke ring nya"

Mahesa memberi tutor sambil terus men dribbling bola, melihat pergerakan Ajeng yang semakin mendekat kearahnya.

Semilir angin pagi dan sinar matahari yang belum terlalu terik saat itu membuat Mahesa dengan jelas memperhatikan setiap inci wajah Ajeng. Wajahnya, matanya, serta senyumannya yang menyiratkan rona bahagia yang membuat Mahesa sudah berkali-kali terpesona akan sosoknya

Sepersekian detik dunia Mahesa seolah berhenti, seluruh atensinya direbut oleh Ajeng saat ini, sampai bola basket yang harusnya dia pertahankan, kini direbut Ajeng dengan begitu gampang

Ajeng sadar Mahesa menatapnya begitu lekat, hingga fokusnya tak lagi diajukan untuk permainan bola basket nya saat ini.

Ajeng tersenyum, mendekati Mahesa yang posisinya setengah membungkuk seolah masih mempertahankan bola di dekapannya, disitulah Ajeng yang sudah leluasa menguasai bola, jantung nya berdetak lebih cepat dari sebelumnya. Mendekati wajah Mahesa tanpa harus berjinjit lagi, Ajeng mengecup singkat pipi Mahesa dengan manisnya, lalu melarikan diri dan melakukan Lay up shoot, hingga bola tadi masuk ke ring dengan sempurna

"Yes" Ucap Ajeng spontan, membuyarkan lamunan Mahesa yang rasanya masih terbang di awang-awang.

Melihat Ajeng yang sudah meloncat-loncat girang, Mahesa berlari menghampiri. tersenyum sumringah "good job beib" Lalu keduanya saling tos dengan kepalan tangan layaknya bestie.

Saat Mahesa niat hati merentangkan tangannya untuk mendekap Ajeng, suara tangis bayi keburu menginterupsi. Keduanya reflek lari bersama-sama dengan tawa yang masih menggema













__________

Minal aidzin walfaidzin, mohon maaf lahir dan batin bestie-bestie ku tercinta ❤😚🙏 Lebaran kedua dengan keluarga Ajeng juga Mahesa.

Lebarannya sabtu ngikut pemerintah hahaha.

MA'RUF | Yang JungwonOnde histórias criam vida. Descubra agora