suka cita bersama

240 52 16
                                    

Tidak ada kata terlambat untuk berubah dan bertaubat, selagi raga masih bernyawa. Semua akan ada jalan untuk kembali menjadi yang lebih baik jika mau berusaha

Terdengar suara tawa lepas dari telepon seberang, Mahesa mengarahkan sambungan video call itu ke depan wajah Fafa. Tampaknya bayi itu juga serius melihat siapa yang kini tengah berbincang dengannya

Zain dan juga Pak Le' tertawa melihat tingkah Fafa, membuat Mahesa larut dengan suasana. Do'anya diijabah, kini keluarga nya utuh, keluarganya hangat, keluarga yang saling melengkapi layaknya definisi keluarga pada umumnya

"Coba adek sapa om Zain nya gimana? Hallooo om Zain!!"

Disitu Fafa antusias dan kembali ingin merebut ponsel dari tangan Papanya.

"Adek Fafa madep sini coba, pipi embul nya mana? Nanti om Zain beliin adek baju princess lagi, mau ndak?" Kata Zain lewat video call

"Sekarang dia udah bisa ngambek Zain kalau dibilang embul, mukanya jadi cemberut. Kebanyakan digituin sama Wildan hahaha" Mahesa tertawa menjelaskan

"Udah bisa ngambek segala sekarang ya, gemes banget" Katanya, lalu Zain mengarahkan kamera nya pada Ayahnya, Pak Le'nya Mahesa "liat Yah, anaknya mas Hesa sekarang udah selucu ini, padahal kemarin masih bayi banget" Katanya

Jujur dalam hati Pak Le' masih malu dengan Mahesa, masih menyesali segala perbuatan nya dimasa lalu yang rasanya tak pantas untuk dimaafkan. Tapi lihat sekarang? Keponakannya sendiri tak sekalipun memutus tali silaturahmi, Mahesa tak pernah ada niatan juga untuk berjaga jarak dengannya dan keluarga nya

Dengan seulas senyum Mahesa turut menyapanya, bertanya bagaimana kabar dan keadaan Pak Le' nya sekarang. Pasca terkena stroke. Saat itu Mahesa yang sebelumnya dibenci setengah mati, nyatanya Mahesa juga yang pontang-panting cari biaya pengobatan. Mahesa jual tanah peninggalan almarhumah nenek dan uangnya diberikan ke Pak Le' semua tanpa sisa

Flashback masa lalu yang rasanya begitu campur aduk. Disaat Mahesa terluka karena ulah rentenir, sedangkan dirinya disumpah serapah dan dicacimaki dengan keadaan hampir sekarat, disitu Pak Le' jatuh terkena stroke, lalu disaat yang sama Ajeng drop. Tapi semuanya seolah diganjar dengan kabar bahagia yang membuat Mahesa yang terluka, tanpa ragu langsung bersujud syukur karena kehadiran Fafa

"Pak Le' gimana keadaannya? Semua pengobatan nya lancar?"

Terlihat wajah yang kini kian menua itu menatap teduh, tak ada lagi rasa benci ke Mahesa, keponakannya sendiri yang sejak kecil begitu diusik kehidupannya

"Alhamdulilah Sa, Pak Le' sehat dan semuanya kian membaik. Kalian semua juga sehat terus yo, Fafa cantik mirip mamanya"

Mahesa tersenyum "Bapak nya juga ganteng hehehe, Alhamdulillah kalau gitu"

Tak banyak kata-kata yang sanggup Pak Le' ucapkan, ponsel itu kembali ke arah Zain, sebelum akhirnya saling berpamitan satu sama lain

Menyimpan ponselnya ke atas meja, Mahesa melihat Fafa yang sibuk menggigit mainannya walaupun belum punya gigi. "Okey babygirl, kita bikin cucu dulu" Berjalan kedapur dan mulai mencari botol dot susu dan lainnya. Sambil mengambilkan makanan di piring buat Ajeng.

Fafa yang dalam gendongan memperhatikan Papanya dengan seksama, matanya yang bulat lucu terkadang juga tampak anteng tanpa berkedip, tangan mungilnya juga tak jarang menepuk-nepuk pipi Papanya saat didekatkan ke wajah "awawa" Katanya, yang selalu dijawab Mahesa "dalem sayang!" Lagi-lagi membuat Fafa tersenyum malu-malu sampai gusinya yang belum tumbuh gigi itu terlihat lucu

MA'RUF | Yang JungwonWhere stories live. Discover now