hadiah untuk kita

259 69 24
                                    

Keributan sekolah yang biasanya sudah heboh saat pagi, kini menjadi sepi. Pelawak nya lagi diam di bangkunya sejak kedatangannya sepuluh menit yang lalu

Nampak luar memang kakinya Yoga seperti tak cidera sedikitpun. Padahal kalau digerakin buat jalan, linu nya gak kira-kira, katanya. Terpksa dirinya memakai tongkat, tongkat yang Wildan kasih paska dirinya dulu nyusruk di semak-semak bareng Rifki tahun lalu

Coach nya sudah tau apa yang menimpanya kemaren, dengan sangat terpaksa dirinya dihapus dari daftar pemain inti buat turnamen nanti sore

"Mama ku loh padahal udah tumpengan pas tau aku mau dikasih kesempatan buat ikut tes timnas" Kata Yoga sangat melas, lalu menghela nafas berat "tapi kok jadi gini ya"

Wildan dengan pelan menepuk pundak Yoga "ini gak lama juga sembuh, yakin deh bakal ada kesempatan lagi" Katanya menguatkan

Ardi muncul dari ambang pintu, membawa kresek pesanan Yoga tadi "silahkan dimakan tuan muda" Katanya agak nyeleneh, meletakkan kresek itu didepan Yoga dengan agak ogah ogahan. Yoga langsung sumringah "makasih eheheh" Katanya menanggapi, membuat Wildan menatap mereka jengah

Kesempatan banget buat Yoga nyuruh-nyuruh Ardi sama Wildan ini itu gara-gara kakinya yang kini sakit. Ardi yang batang hidungnya baru nongol di aula sekolah aja, Yoga udah request minta dibeliin sarapan dikantin. Kan kampret, batin Ardi

Masih ada waktu buat mereka mengikuti beberapa pelajaran sekolah, lalu bakal pamit undur diri saat jam pertengahan. Mempersiapkan turnamen yang lumayan bergengsi, mewakili sekolah mereka untuk mendapatkan Juara liga olahraga cabang Futsal se-provinsi

________

Ibu tersenyum menatap tatanan baju dilemari Wildan yang kini tampak rapi. dulu pas Ajeng belum menikah, Wildan masih bergantung semuanya dengan kakaknya, jangankan untuk beberes rumah, lemari bajunya sendiri saja Wildan ogah untuk merapikan

Kini saat Ibu sendiri yang beberes semuanya, Wildan perlahan paham. Kini bajunya sebisa mungkin Wildan sendiri yang benahi, terkadang dirinya juga ikut membereskan cucian, walaupun kalau urusan masak, ia angkat tangan. Paling Wildan cuma bisa membuat mie instan untuk dirinya sendiri

Kini Ibu tak perlu lelah dengan semua barang yang berserakan, Wildan sebisanya akan membantu, walaupun kadang dirinya dibelenggu dengan tugas sekolahnya

Sudah sejak seminggu yang lalu Wildan selalu bercerita soal turnamen futsal itu, dan beberapa kali juga Wildan meminta saran untuk tawaran seleksi timnas. Ibu bangga dengan putra bungsunya

Wildan tumbuh jadi remaja laki-laki yang baik, bertanggung jawab, anak bungsu Ibu yang sejak dini diajari mandiri, kini sudah mampu menentukan kemauannya meraih cita-cita

Fafa keliatan antusias pas liat pigura dengan foto Wildan saat masih usia sekolah dasar "Om Wildan imut ya, pipinya embem kayak Fafa" Kata Ibu, sambil memangku Fafa dalam dekapan.

Mata Fafa melihat neneknya, seolah berkata "om Wildan lucu" Maksud hati mendekatkan Fafa ke meja nakas itu agar tangannya bisa memegang foto Wildan, tapi tak berselang lama, Fafa malah menyenggol semua barang disana dengan gerakan random khas bayi

Pigura, pomade, sama barang Wildan yang lain langsung berjatuhan "loh loh, ini cucu nenek niru siapa sih?" Kata Ibu dengan gemas, lalu menciumi pipi Fafa kanan kiri

Ya menurut kalian aja, Fafa barbar itu nurun dari emak apa bapaknya?

__________

Tim yang berjumlah sepuluh orang beserta pemain cadangan itupun sekarang tengah duduk rapi dipinggiran lapangan, mendengarkan instruksi coach dengan baik.

MA'RUF | Yang JungwonWhere stories live. Discover now