kunci persahabatan

305 62 25
                                    

Setelah riuh dengan isi kepala yang kudu jumlahin hasil bersih atau netto dari tugas akuntansi, rasanya kini kepala Wildan dan kawan-kawan mulai berasap. Kalkulator pun sampai keteteran ngitungin duit puluhan juta

Dibangku belakang terlihat Yoga yang sudah diambang batas sadar. Ini overdosis ekonomi untuk yang kesekian kali ia alami. Netranya menatap jengah papan tulis didepan, sampai akhirnya sebuah panggilan membuat lamunannya buyar "Kita ada rapat klub futsal, buru" Kata Wildan yang mengguncang pundaknya pelan, Yoga bangkit diikuti Ardi dibelakangnya, dan beberapa anak lain yang mengikuti klub futsal

Sampai di lapangan futsal indoor, Wildan selaku leader langsung memberi pengarahan kepada para anggotanya. Beberapa anak dari kelas IPS, dan lainnya ada yang dari IPA , Juga dari adik kelas yakni kelas XI. Pemain inti buat turnamen nanti sudah Wildan juga Coach mereka atur. Jadi ada beberapa anak yang harus mempersiapkan diri mengikuti ajang bergengsi itu

Klub yang pada awalnya mendapat banyak pandangan remeh, kini berhasil bangkit. semua bermain solid sebagai grup, menciptakan prestasi cabang olahraga pada beberapa turnamen besar untuk mewakili sekolah

Ditunjuk menjadi ketua tim membuat Wildan mengemban tanggung jawab besar di pundaknya. Ia mungkin memang anak biasa, tapi tekadnya selalu berusaha agar menjadi yang terbaik untuk para anggotanya

Satu anak yang selama ini selalu dibuat bahan bandingan dengan dirinya, anak IPA 1 yang terkenal berprestasi itu menjadi bahan untuk mengkritik segala tindakan Wildan selama ini. Sampai titik kesabarannya selalu diuji karena Wildan dianggap kurang pantas dengan jabatannya sekarang ini oleh salah seorang guru

Wafi Pratama, namanya selalu dikaitkan dengan Wildan saat adu prestasi dan sebagainya. Padahal Wildan sendiri tak pernah memusingkan hal itu, tak ada rival dalam tim sendiri. Tapi keadaan membuat seolah mereka sedang adu keunggulan

Sikap Wafi yang dingin dan angkuh ke Wildan malah membuat suasana semakin tak nyaman. Semua ini bisa berimbas fatal jika dalam tim inti ada permusuhan.

Beberapa kali Wildan mencoba mencari jalan aman dengan berbicara sopan, tapi sampai sekarang sikap dingin yang ditujukan untuknya dari Wafi tak berubah sama sekali. Situasi itu di perkeruh dengan beberapa anak yang menganggap mereka sebenarnya adalah rival.

"Tim inti sudah ditentukan dan selama ini sudah melaksanakan latihan. Seperti yang kita tahu, turnamen bakal diadakan esok lusa. Jadi persiapkan diri kalian dengan baik, jaga kesehatan dan atur pola latihan. Jangan sampai pas hari H kalian malah keteteran karena kondisi fisik dan sebagainya. Bapak harap kita semua bisa memaksimalkan permainan, kompak dan menerapkan strategi yang sudah kita atur. Mengerti!!" Nasehat coach

"Mengerti coach" Semuanya menjawab kompak

Dan pada akhirnya sore nanti bakal ada sesi latihan lagi, ini jadi ajang paling Wildan dan yang lainnya tunggu sebab permainan mereka akan dipantau saat turnamen nanti, mereka akan mendapat kesempatan untuk seleksi menjadi Tim Nasional U-19 Futsal putra. Harap-harap salah satu atau mereka semua lolos

"Yakin lo mampu bawa tim kita jadi juara?" Satu pertanyaan lolos dengan nada sengak, membuat Wildan berkali-kali harus bersikap sabar

"Bukan aku aja, kita ini tim. Dan insyaallah aku bakal jalanin amanah sebagai kapten dengan sebaik-baiknya" Jawabnya tenang, jujur itu membuat Ardi yang mendengar nya ikut emosi

"Wildan emang kapten, awakmu anggota gak usah kebanyakan gaya. Kita wajib kompak bukannya nyudutin satu orang aja" Saut Ardi geram

"Kenapa lo malah nyolot, gue tanya baik-baik juga" Wafi keki

"Cocote sopo iku? WES SILAHKAN GELUT, TAK JADI WASIT" sentak Yoga

Wildan memejamkan matanya, rasanya berat menahan emosi disaat begini, waktu² yang seharusnya digunakan untuk musyawarah tim malah akan berbuntut adu debat. Sampai dirinya menyuruh semuanya untuk balik lagi ke kelas

MA'RUF | Yang JungwonWhere stories live. Discover now