setia kawan

246 63 10
                                    

Notifikasi panggilan berulang kali dari Ibu urung membuat Wildan menyadari keadaan, Ibu menunnggu dirumah dengan harap-harap cemas karena anaknya yang tak kunjung pulang sore itu. Tak ada kabar satupun yang diterima, andai Wildan ada jadwal latihan pasti kabar itu akan diterima ibu lebih dulu

Wajah yang semula menunjukkan raut sinis kini ditambal plester karena hampir babak belur, masih ada yang disyukuri karena tak ada cidera yang dialami Wafi. Wildan sendiri seperti memikul beban, memikirkan bagaimana nasib Yoga didalam ruangan sana, saat suara teriakannya terdengar jelas saat dokter menangani

"Si Yoga teriaknya kayak mau disunat lagi" Gumam Wildan

Mengambil ponsel ditas, Wildan baru sadar banyak notifikasi dari ibu, setelahnya dia menelepon memberi kabar kalau bakal telat pulang. Untuk alasannya kenapa? Wildan memilih belum mau jujur. Setelahnya nomor orang tuanya Yoga yang Wildan hubungi, yang jujur membuat jantung Wafi ikut berpacu. Ia beranggapan musibah ini tidak akan terjadi jika bukan karena dirinya

Dan yang pasti latihan yang rencananya dijadwalkan hari ini juga pastinya gagal. Karena dirinya sendiri captain juga beberapa tim inti seperti Yoga juga Wafi berhalangan hadir

Senja tadi semuanya bersorak girang karena bakal ada kebahagiaan yang mereka impikan selama ini akan terjadi, tapi malang juga tak bisa dihindari. Ditengah perasaan yang membuncah karena bakal ada seleksi timnas Garuda, justru Yoga meringkuk kesakitan karena cidera

Dikursi tunggu sebuah klinik, Wafi merasa frustasi, menyesali segala perbuatannya karena terlalu mudah terpancing emosi, jika bukan karena Wildan menolongnya saat itu, mungkin dirinya sekarang yang sekarat babak belur, dan jika bukan Yoga yang nekat menarik Wildan, mungkin sekarang Wildan lah yang bakal cidera.

Anak paling slengean, penuh lawakan yang membuat orang sekeliling nya mudah tertawa, justru dengan nekat mengorbankan dirinya sendiri demi temannya yang lain. Yoga itu terkenal santai, sikap jailnya membuat yang lainnya kadang emosi, namun disaat yang sama canda tawanya juga menjadi hiburan tersendiri

________

Rencana mau leha-leha karena kabar mendadak coach nya membatalkan jadwal latihan tanpa alasan jelas.
Dering ponsel milik Ardi berbunyi nyaring, saat dirinya baru menyangga piring dengan nasi dan lauk-pauk bersiap untuk menikmati makan, lengkap dengan kaos dan sarung karena baru saja melaksanakan magrib

Netranya membaca nama Wildan disana

"Opo wil? Tumben telpon jam segini?" Katanya tanpa basabasi

"Yoga Ar, kalau gak ada kegiatan lagi, susulin kita ke klinik yang deket kantor pos. Tadi kita ada insiden dan Yoga kena musibah"

Baru juga mau menyuapkan nasi ke mulut, setelah mendengar kabar, Ardi tanpa pikir panjang langsung menaruh lagi piringnya di meja. Dengan gugup melempar sarungnya dan menyambar jaket denim yang tergantung di belakang pintu kamar.

"Maaaaa... Aku pamit keluar sebentar, ada urusan mendadak dirumah temen. Assalamu'alaikum" Pamitnya begitu saja, dan langsung tancap gas ke lokasi

_______

Hanya satu kata, sendu. Hanya itu yang ketara diwajah Yoga saat ini. Tak ada airmata ataupun tangis pilu karena hatinya jujur dilanda emosi luar biasa saat harapannya, asa yang selama ini diidamkan akhirnya pupus hanya karena satu insiden

Waktunya hanya tinggal esok hari, tidak mungkin kakinya yang sekarang dipasang gips bisa langsung sembuh dan dibuat berlarian untuk tanding dilapangan. Bahkan bayang² seleksi jadi timnas Garuda membuat Yoga kian menciut dengan harapannya sendiri

Saat Wildan juga Wafi datang menghampiri kedalam ruangan, helaan nafas dalam terdengar. Sekuat hati Yoga tak meluapkan emosinya untuk dua temannya ini. Walaupun Wafi dimatanya selama ini dianggap sebagai anak paling sok dan sebagainya, begitu² juga Yoga masih menganggapnya teman dan rekan satu tim. Dan sedekat²nya dirinya dengan Wildan yang dianggap sahabat ataupun keluarga, Yoga juga greget setengah mati kala anak itu berbuat ceroboh

MA'RUF | Yang Jungwonحيث تعيش القصص. اكتشف الآن