57 - Sebuah naskah (chapter terakhir)

265 34 28
                                    

Mobil berwarna putih memasuki area basemen sebuah gedung. Setelah mendapatkan tempat parkir, perempuan yang mengemudikan mobil tersebut segera memarkirkan mobilnya.

Tak lama keluarlah perempuan itu dari dalam mobilnya. Perempuan itu mengenakan kaos polos dipadukan dengan blazer polos berwarna coklat muda. Perempuan itu juga mengenakan celana mom jeans denim dan heels senada dengan warna blazernya.

"Hampir lupa," ucap perempuan itu sembari membuka pintu mobil sebelah kiri.

Ternyata ada dua tas spunbond yang tertinggal di dalam mobil. Perempuan itu segera mengambilnya lalu menutup pintu mobil kembali. Setelah mengunci mobilnya, ia berjalan memasuki gedung.

Ia memasuki gedung melewati lobi, semua karyawan perusahaan apapun yang ada di gedung itu diharuskan begitu. Sesampainya di lobi, perempuan itu menyapa resepsionis.

"Selamat pagi," sapa resepsionis itu.

"Selamat pagi," sapa balik perempuan itu.

"Wah hari ini banyak kerjaan, bu?"

"Proyek besar," balas perempuan itu sembari tersenyum.

"Semangat, bu."

Resepsionis itu memberikan gestur tubuh seolah menyemangati perempuan itu. Tentu saja perempuan itu sangat bersemangat hari ini. Akhirnya apa yang ia tunggu-tunggu datang juga.

"Kalau begitu saya masuk dulu."

"Iya, bu."

Perempuan itu berjalan pergi. Ia harus berjalan melewati commuter line dan melakukan tapping kartu identitas karyawan. Setelah masuk, barulah ia berjalan menuju lift. Kantor tempat perempuan itu bekerja berada di lantai lima belas.

Satu gedung itu digunakan oleh beberapa perusahaan di dalamnya. Perusahaan-perusahan ternama dengan berbagai macam jenis usaha.

TING

Pintu lift terbuka, perempuan itu masuk ke dalam lift. Ia masuk bersama beberapa karyawan lainnya. Setelah menekan tombol lantai yang dituju, perempuan itu berdiri menunggu.

Tak butuh waktu lama, perempuan itu sampai juga di lantai lima belas. Ia keluar dari lift lalu berjalan masuk ke kantor tempat ia bekerja. Setelah membuka pintu utama, ia disambut oleh resepsionis kantor tersebut.

"Wah, proyek besar nih, kak?"

"Iya, nih. Doain ya yang ini lancar."

"Pasti dong. Eh, traktir ya kalau udah approved."

"Nah kan ada udang dibalik batu."

Perempuan resepsionis itu hanya tersenyum, begitu pula perempuan itu. Di luar pekerjaan, perempuan dan resepsionis itu berteman dekat.

"Oke, nanti gue kabarin."

"Yes. Oke, makasih, kak."

"Oh iya, bapak udah dateng?"

"Udah, kak. Beliau ada di ruangannya."

"Oke."

Setelah berkata begitu, perempuan itu berjalan pergi. Ia berjalan menuju salah satu ruangan milik pimpinannya. Setelah merapikan penampilannya, perempuan itu mengetuk pintu.

"Masuk!"

Sudah dipersilahkan masuk, perempuan itu segera membuka pintu. Sesampainya di dalam perempuan itu membungkukkan badannya.

"Akhirnya yang ditunggu datang. Gimana, beres?"

"Aman, pak. Saya sudah bawa naskahnya."

"Oke, bagus. Um, saya lihat nanti saja. Kamu mau saya kenalin sama script editor untuk proyek ini."

My Dearest Twin - Asahi RyujinWhere stories live. Discover now