14 - Luka lima tahun lalu

533 97 22
                                    

Lima tahun yang lalu

Seorang gadis tengah berlari dari arah sebuah gang menuju jalan raya. Ada dua orang laki-laki yang mengejar gadis tersebut di belakangnya. Kedua laki-laki itu pun berlari menyusul sembari menyerukan nama gadis itu.

"Ryujin!"

"Ryu, berhenti!"

"Stop! Ryu, Stop!"

"Ryujin!"

"Tunggu Ryujin, tunggu gue sama Asahi! Jangan lari, tunggu kita!"

"Ryu, stop!" 

Ya, gadis itu adalah Ryujin. Gadis yang berlari dengan perasaan kesal dan sakit hati. Bukan hanya itu, beberapa bagian tubuhnya pun terluka. Mulai dari pelipis, bibir, siku dan lutut.

Ryujin sempat menoleh ke belakang tanpa berhenti berlari. Hujan yang sempat reda kini kembali turun dengan derasnya. Walau begitu Ryujin tak menghiraukannya, ia tetap berlari sembari sesekali mengusap air matanya yang keluar membasahi wajahnya.

"Seharusnya lo mati aja!"

Ucapan Asahi selalu terngiang-ngiang dalam ingatan Ryujin, rasanya teramat sakit sekali. Ada alasan mengapa Asahi dan Ryujin bertengkar seperti itu. 

Semua bermula pada saat tahun terakhir masa putih biru. Di saat adik kakak ini mengetahui alasan kematian ibu mereka.

"Ryujin, berhenti!" teriak Jaehyuk masih dengan berlari.

Tak terasa sudah di ujung jalan, Ryujin sempat berhenti sejenak lalu mulai berlari kembali. Hingga tiba-tiba Ryujin merasakan tubuhnya terhantam sesuatu.

BRUG – Dari arah samping, ada sebuah mobil yang sedang melaju cukup kencang. Ternyata mobil itulah yang menabrak Ryujin.

Saking kencang laju mobil tersebut, tubuh Ryujin sampai terbang melayang dan mengenai atap mobil. Saat pengemudi mobil itu menginjak rem dan mobilnya berhenti, tubuh Ryujin jatuh ke aspal dengan kondisi bagian kepala terbentur terlebih dahulu.

Asahi dan Jaehyuk yang melihat kejadian tersebut, mereka berhenti berlari. Tentu keduanya sangat terkejut. Namun tak lama Jaehyuk langsung menghampiri Ryujin. 

"Ryujin."

Jaehyuk menyandarkan punggung Ryujin di atas pahanya agar tidak berbaring di aspal sembari memohon semoga Ryujin dapat bertahan. Sedangkan Asahi berdiri terdiam, hatinya terasa sakit melihat Ryujin tertabrak seperti itu. 

Darah pun mulai keluar dari beberapa bagian tubuh Ryujin. Bahkan darah tersebut ikut mengalir bersamaan dengan air hujan yang kini mengenai dan membasahi kaki Asahi.

"Arrgh!"

Asahi memegangi dadanya yang mulai sesak, rasa sakitnya semakin dalam. Tak hanya itu, ia juga memukul dadanya untuk menghilangkan rasa sakit tersebut. Sampai kedua kakinya terasa lemas, akhirnya tubuh Asahi ambruk dan kini ia bersujud di atas aspal.

"Tanpa lo minta, gue emang pengen mati. Puas lo?!"

Dada Asahi terasa semakin sakit kala mengingat perkataan Ryujin. Tak terasa kedua bola matanya mulai panas. Seiring dengan rasa sakit yang ia rasakan, akhirnya Asahi menangis juga.

"Aaaaaaarrgghhhh!"

Asahi berteriak dengan cukup kencang. Ia juga memukul aspal berkali-kali, sehingga tangan Asahi luka-luka.

Asahi tidak memedulikan luka pada tangannya. Ingin rasanya ia berlari menghampiri Ryujin namun entah mengapa ia tak mampu melakukannya.

Kebetulan di daerah tersebut cukup sepi. Sehingga hanya ada beberapa orang saja yang melihat kejadian tersebut, itupun hanya di trotoar saja.

My Dearest Twin - Asahi RyujinNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ