23 - Alergi

550 75 16
                                    

Seorang dokter perempuan keluar dari ruang IGD puskesmas satu-satunya di desa ini. Ryujin dan lainnya langsung menghampiri dokter tersebut.

"Bagaimana kondisi keponakan saya, dok?"

"Pasien sudah siuman namun tanda ruam di kulit dan pembengkakan di ujung bibirnya masih ada. Hal tersebut merupakan salah satu tanda alergi makanan. Apakah memang pasien memiliki riwayat alergi?"

"Iya, dok. Asahi alergi kerang," jawab Ryujin.

"Emang tadi Asahi makan kerang, ya? Kayaknya enggak deh," timpal Jaehyuk.

"Kalian makan apa aja di prasmanan?" tanya Woozi.

"Semua yang disajikan sih, om. Seingetku gak ada makanan laut."

"Kayaknya ada, Jae. Um gue gak yakin seratus persen juga sih, soalnya cara mengolahnya beda," kini yang berkata adalah Soojin.

"Nah, ada kemungkinan pasien tidak menyadarinya karena cara pengolahan yang berbeda. Untungnya kondisi pasien tidak terlalu parah. Pasien juga diperbolehkan untuk pulang atau rawat inap di sini. Saya sudah buatkan resep obat melalui perawat, ya. Silahkan segera konfirmasi akan menginap atau pulang. Kalau begitu, saya permisi."

"Terima kasih, dok," balas semuanya.

"Iya sama-sama," setelah berkata begitu, dokter itu berjalan pergi.

"Ryujin, sejak kapan Asahi alergi kerang?"

"Akhir tahun ketiga SMP, om Woozi."

"Kok gue gak tau," ucap Yoshi dan Woozi pun menambahkan.

"Iya, om juga tidak tau soal ini."

"Ini emang kali kedua Asahi terkena alergi, om. Dulu alerginya gak terlalu parah jadi kita gak bilang ke siapa-siapa, cuma aku sama papah yang tau."

Ya, soal alergi yang diderita oleh Asahi tidak pernah dibicarakan pada siapapun. Terlebih tidak pernah terjadi lagi setelahnya.

"Ya sudah, sekarang kita temui Asahi," ajak Woozi dan semuanya mulai masuk ke dalam ruang IGD.

Asahi berbaring di ranjang dengan infusan yang mengalir pada lengan tangan kirinya. Tubuhnya terasa lemas, perutnya mual namun ia masih bisa mengatasinya.

"Gimana keadaanmu, Asahi? Sudah lebih membaik?"

"Masih mual, om."

"Om kaget pas lihat kamu pingsan. Tapi dokter bilang kondisimu tidak terlalu parah. Dokter membolehkan kamu untuk pulang tapi kamu tetap di rawat di sini, ya?"

Asahi menggelengkan kepalanya, "Aku gapapa, om. Aku bisa istirahat di rumah."

"Enggak," sanggah Ryujin, sedari tadi ia berdiri tepat di samping sebelah kiri Asahi.

"Ada apa, Ryu?"

"Aku setuju sama om Woozi, lebih baik Asahi dirawat di sini. Soal siapa yang menjaga, biar aku aja."

Asahi terharu mendengarnya, kini ia menatap Ryujin yang mana adiknya itu tengah menatapnya juga. Bahkan Ryujin menggenggam punggung jemari tangan Asahi.

"Demi kebaikan lo, Sa. Walau lo ngerasa baik-baik aja tapi alergi lo belum sembuh total," ucap Ryujin.

"Iya bener. Nanti gue bisa ikut gantian jaga."

"Kita juga, kak Yoshi," ujar Soojin dan Jaehyuk.

"Oke, baiklah. Bagi nak Jaehyuk dan nak Soojin tidak perlu repot-repot ikut menjaga, bagaimanapun kalian tamu kami. Kalian boleh di sini namun tidak sampai menginap ya dan Yoshi yang kan menemani kalian di rumah. Di sini om dan Ryujin yang akan bergantian jaga."

My Dearest Twin - Asahi RyujinWhere stories live. Discover now