36 - Permintaan sulit Rosé

314 61 9
                                    

Berdiri saat ini seorang wanita cantik bersama putrinya dengan ditemani Yoojin. Asahi dan Ryujin tidak mengenali wanita dan putrinya itu. Kini semua orang sudah berada di ruang keluarga. Kue ulang tahun dan beberapa bingkisan tersimpan di atas meja.

"Happy birthday, Yoongi. Wish you all the best."

"Makasih, Jieun."

Ya, wanita itu adalah Jieun. Ia datang bersama dengan Gaeul, putrinya.

"Ibu yang undang nak Jieun dan gaeul ke sini. Gapapa kan, nak?" tanya Yoojin sembari memegang lengan Jieun, wajahnya selalu tersenyum sedari tadi.

Yoongi mengangguk. "Iya, bu. Makasih kamu mau dateng ke sini, Jieun."

"Aku senang bisa mengucapkan selamat untukmu, Yoongi," balas Jieun dengan tersenyum.

Asahi yang berdiri di samping kanan Yoshi, ia menyenggol lengan omnya itu. "Kak, mereka siapa?"

"Calon ibu dan ade lo."

PLAK – Asahi memukul lengan Yoshi. Tindakan tersebut cukup mengundang atensi lainnya, namun mereka kembali mengobrol.

"Serius dong, kak Yoshi," kini yang berucap adalah Ryujin, ia berdiri di samping kiri Yoshi.

"Seratus persen serius. Nyokap mau jodohin tante Jieun sama kak Yoongi."

"WHAT!" pekik Ryujin.

"Ada apa, Ryu? Oh iya, sini sayang kenalan dulu sama tante Jieun dan Gaeul."

Yoojin memberikan isyarat menggunakan tangannya meminta Ryujin dan juga Asahi mendekat. Asahi dan Ryujin menurutinya, kini mereka berdiri di depan Jieun dan Gaeul.

"Kalian pasti Asahi dan Ryujin."

Asahi menganggukkan kepalanya pelan, sedangkan Ryujin hanya tersenyum tipis. Saat Jieun mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan, Asahi dan Ryujin membalas jabat tangan tersebut. Setelah berjabat tangan dengan Jieun, Asahi dan Ryujin juga berjabat tangan dengan Gaeul.

"Gaeul kuliah di kampus yang sama loh sama kalian. Iya kan, nak Gaeul?" ucap Yoojin.

"Iya, tante."

"Jurusan apa ya, nak? Maaf tante agak lupa."

"Kedokteran, tan."

"Semester?"

"Semester 4 habis liburan ini."

"Beda satu angkatan, ya. Nah, Ryu, Sa, kalian bisa saling berteman."

Gaeul tersenyum, namun Asahi dan Ryujin tidak merespon. Suasana menjadi canggung karena tidak ada yang berbicara satupun. Sampai akhirnya Yoojin mengajak Asahi, Ryujin dan Yoshi menuju ruang keluarga di lantai atas.

"Nikmati waktu kalian, ya," pungkas Yoojin sebelum ia dan lainnya menaiki tangga.

Asahi dan lainnya sudah sampai di lantai atas, kini mereka duduk di sofa ruang keluarga. Ekspresi wajah Ryujin terlihat kesal, Yoojin menyadari itu.

"Maksud nenek apa?"

"Soal calon ibumu?" Ryujin menganggukkan kepalanya.

Yoojin tidak langsung menjawab, ia memandangi cucunya itu dari samping lalu mengusap rambut Ryujin pelan. Sejujurnya ia ragu, namun apa boleh buat ia harus mengatakannya.

"Sebelum nenek jelasin, nenek mau kamu janji satu hal. Ya?"

"Janji apa, nek?"

"Kamu harus bisa menerima orang baru dalam hidup papahmu."

"Gak! Papah gak boleh nikah."

"Aw, nenek!" pekik Ryujin saat ia mendapat pukulan di lengan kanannya.

"Kenapa nenek pukul aku?" Ryujin mengusap lengannya, pukulan neneknya tidak main-main.

My Dearest Twin - Asahi RyujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang