20 - Mencoba merelakan luka masa lalu

483 109 21
                                    

Yoongi masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Mengenai keinginannya untuk menemui Asahi dan Ryujin harus tertunda. Hal itu dikarenakan kondisinya yang belum memungkinkan untuk melakukan perjalanan jauh.

Ibu selesai merapikan ruang rawat inap Yoongi, setelahnya ia duduk di kursi dekat ranjang. ia memandangi Yoongi yang kini tengah tertidur. Raut wajah ibu terlihat sedih.

"Ibu tidak tau mengapa kamu sangat bersikeras untuk merahasiakan hal ini dari Asahi dan Ryujin, nak. Mengapa perasaan ibu jadi tidak enak, ya?"

Ibu menghembuskan nafas panjang lalu melanjutkan, "Bagaimana jika..."

Ibu menggelengkan kepalanya lalu kembali berkata. "Tidak, mereka pasti akan mengerti. Ya, yang terpenting saat ini adalah kesembuhanmu, nak. Semua akan baik-baik saja."

TOK TOK TOK

Ibu bangun dari duduknya lalu berjalan keluar. Ada seorang perempuan mengenakan pakaian rapi dengan rambut panjang tergerai.

"Permisi tante, apakah benar ini kamar inap Yoongi?"

"Iya benar. Kalau boleh tau mbak ini siapa, ya?"

Perempuan itu tersenyum lalu berkata, "Um maaf sebelumnya karena saya datang menjenguk di malam hari. Saya Jieun, teman satu SMA Yoongi."

"Jieun?"

"Iya, tante. Dulu saya dan Yoongi mewakili sekolah menghadiri acara musikal di New York. Um, mungkin tante sedikit lupa sama saya karena dulu saya berkacamata."

Ibu terdiam, ia sedang berusaha mengingat kembali memori masa lalu sesuai yang diucapkan oleh wanita bernama Jieun itu.

"Oh ya ampun, iya iya tante ingat sekarang. Kamu gadis pintar berkacamata yang sering latihan bareng Yoongi tiap pulang sekolah itu, ya. Aduh maafin tante ya, maklum faktor umur."

"Tante tidak perlu minta maaf."

"Tidak terasa ya waktu berjalan begitu cepat. Aduh maaf lagi nih, malah ngobrol di sini. Mari duduk, nak."

Ibu dan Jieun duduk di kursi tunggu depan ruang rawat inap. Saat itu pula, Jieun menyerahkan satu buah parsel buah-buahan kepada Ibu.

"Maaf tante hanya seadanya."

"Ya ampun tidak usah repot-repot, nak Jieun. Um maaf tidak bisa masuk kamar soalnya Yoongi baru saja tidur."

"Iya gapapa, tente. Seharusnya saya gak datang malam hari. Di kantor sibuk banget, baru bisa ke sini setelah kerjaan selesai."

"Pekerja keras sekali ya, nak Jieun. Oh iya, omong-omong tau dari mana Yoongi dirawat di sini?"

"Tante masih ingat kak Jin? Kakak kelas saya dan Yoongi, teman satu band Yoongi. Nah kebetulan saya satu kantor sama kak Jin. Saya tau soal Yoongi dari kak Jin. Awalnya kita mau datang bareng tapi besok pagi dia harus berangkat ke luar kota."

"Jin yang tinggi dan ganteng itu ya, nak?" Jieun menganggukkan kepalanya.

"Kak Jin menitipkan salam untuk Yoongi dan tante."

"Iya, tolong ucapkan terima kasih ya pada nak Jin," Jieun kembali menganggukkan kepalanya.

"Maaf tante, sebenarnya apa yang terjadi sama Yoongi? Kak Jin saja terkejut mendengar kabar sakitnya Yoongi. Padahal katanya mereka sering komunikasi."

"Hidup Yoongi hancur setelah ditinggal oleh mendiang istrinya. Ia tidak pernah memperhatikan kesehatannya."

Jieun terkejut mendengarnya. Ia mengetahui soal Yoongi yang telah menikah walau dulu ia tak hadir di acara pernikahan tersebut. Namun tentang meninggalnya Rosé, ia tidak mengetahuinya sama sekali.

My Dearest Twin - Asahi RyujinWhere stories live. Discover now