27 - Saat usia dua tahun

373 75 11
                                    

Yoojin masuk ke dalam kamar sembari membawa sebuah nampan berisi makanan. Yoojin menyimpan nampan itu di meja samping kasur, lalu duduk di hadapan Yoongi.

"Makan siang dulu ya, nak."

Yoongi menganggukkan kepalanya lalu berkata. "Aku ingin disuapi ibu."

Yoojin tersenyum mendengar permintaan putranya. Tentu dengan senang hati ia lakukan. Segera Yoojin membawa nampan lalu duduk kembali.

"Pesawat siap terbang. Lihat sebentar lagi datang, aaaa."

Baik Yoojin maupun Yoongi sama-sama tersenyum, Yoojin sedikit malu. Mendadak ia merindukan kenangan saat menyuapi Yoongi kecil.

"Gapapa bu, terusin aja."

Yoongi mulai membuka mulutnya lebar sembari mencondongkan tubuhnya lebih mendekat pada Yoojin. Bukan hanya Yoojin, Yoongi pun merindukan saat-saat seperti ini.

Suapan pertama sudah diberikan. Yoongi mengangguk-anggukan kepalanya terus-menerus. Ia juga mengacungkan jempol tangan kanannya.

"Enak, nak?" Yoongi menganggukkan kepalanya kembali.

"Syukurlah. Berarti indera perasamu sudah kembali normal, nak."

"Masakan rumah sakit gak ada satupun yang enak."

Yoojin menganggukkan kepalanya lalu menyuapi Yoongi. Sejujurnya nafsu makan Yoongi belum bagus. Perutnya masih mual namun tetap ia tahan demi ibunya.

Hingga tak terasa sudah suapan terakhir, Yoongi menghabiskan makan siangnya. Setelah itu, Yoojin membantu Yoongi minum obat.

"Apa ibu menghubungi anak-anak?"

"Sudah, nak. Sebelum menyiapkan makanan, ibu mencoba menelepon Asahi. Mungkin di sana tidak ada sinyal, Asahi tidak angkat teleponnya."

"Kalau Woozi?"

"Ibu juga menghubunginya. Woozi bilang siang ini anak-anak akan pergi jalan-jalan. Oh iya, nak Jaehyuk dan nak Soojin juga ada di sana."

"Baguslah, bu."

"Kamu ingin melihat anak-anak?"

"Iya, bu. Tapi aku harus pulih, bu. Mereka tidak boleh melihat kondisiku yang seperti ini. Makanya aku ingin lepas infus."

"Cepat atau lambat, Asahi dan Ryujin akan mengetahui kondisimu, nak. Mungkin sudah saatnya kamu menjelaskan hal ini pada mereka."

"Aku belum siap. Aku takut mereka kecewa padaku, bu."

Ibu tersenyum sembari mengusap punggung tangan Yoongi. "Untuk apa mereka kecewa padamu, hm? Mereka pasti bisa memahaminya. Sudah, yang terpenting saat ini kesehatanmu."

"Makasih, bu. Ibu selalu ada untuk Yoongi. Ibu selalu merawat aku, menjagaku, memberikan dukungan untukku."

"Aduh kamu ini, seperti sama siapa saja. Bukankah kamu tau rasanya saat anak-anakmu sedang sakit? Apalagi pas mereka tantrum."

"Aku kasian pada mereka, hatiku sakit melihat mereka dirawat di rumah sakit berminggu-minggu. Aku ingin selalu menjaga mereka, bu."

Yoojin menatap Yoongi dalam, setelahnya menyentuh wajah putranya seraya berkata. "Itulah yang ibu rasakan, nak. Kamu jangan terlalu mengkhawatirkan kondisimu ya, nak. Ibu ada di sini, selalu ada untukmu. Kamu, Woozi, Yoshi, Asahi dan Ryujin adalah hidup ibu."

*

*

*

Asahi dan Ryujin berusia dua tahun

Saat kedua anaknya berusia dua tahun, menjadi usia rentan yang harus diperhatikan oleh Yoongi. Tantrum, anak-anak Yoongi mengalami salah satu tumbuh kembang anak yang disebut dengan Tantrum.

My Dearest Twin - Asahi RyujinDonde viven las historias. Descúbrelo ahora