DLS [ 2 ] Ansellina

▪57

Haii guyss!!!

Ketemu lagi nihh, hehe telat lagi yaaa, maaf kemarin prepare buat lebaran, ngetik udah dapet setengah tapi gak ada waktu buat lanjut😭😭

Btw, happy eid mubarak yaaa semuaa... Taqabbalallahu minna wa minkum, maafkan aku yang jarang update ini yaaa🙏🙏

Langsung aja yups
Ada yang udah penasaran sama kelanjutannya?

Ramaikan chapter ini yupss..

Happy reading!!

◽◾◽

Suasana di kediaman Giavanno terasa canggung setelah kepulangan Aris dan Emily, Arsel sendiri langsung berpamitan untuk mengantar Ellena pulang, sekarang di ruang tengah itu hanya tersisa Arvino dan Anya, tak ada pembicaraan diantara mereka. Untuk menghindari suasana awkward itu keduanya memilih menyibukkan diri dengan ponsel masing-masing.

"Kemana?" Tanya Anya saat Arvino menegakkan tubuhnya.

"Ruang kerja, banyak yang harus aku urus" Jawab Arvino datar lalu berniat melanjutkan langkahnya tapi kalah cepat dengan gerakan Anya yang menghadangnya.

"Lupa kata dokter kalo kamu harus istirahat dulu?"

Arvino tak langsung menjawab, matanya menatap Anya dalam, seolah mencari sesuatu di dalam sorot mata itu. "Kenpa peduli?"

Anya bergumam sejenak, otaknya ia suruh untuk bekerja keras mencari jawaban karena jujur saja pertanyaan tadi keluar begitu saja dari mulutnya. "Karena kalo ada apa-apa sama kamu aku yang kena marah anak-anak, terutama Ansel" Balas Anya mencari alasan paling logis.

Arvino memanggut beberapa kali, raut wajahnya sedikit berubah. Memang jawaban apa yang dia harapkan?

"Kamu gak perlu tanggung jawab atas hidup aku" Arvino berjalan melewati Anya dan meninggalkan Anya yang sedikit bingung dengan reaksi Arvino yang terlihat kesal.