Tiada gading yang tak retak, artinya tak ada sesuatu yang benar-benar sempurna. Kalimat itu bukan hanya sekedar pribahasa, namun memang benar adanya.
-Utuh bukan berarti sempurna-
••••
Ansel, cowok tampan, berotak encer, yang terlahir dari sendok em...
Sebelum discroll yuk tekan bintangnya dulu, ramaikan dengan vote dan komen yups ☺☺
Semoga kalian suka Happy reading
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
◽◾◽
Prinsip yang selalu Ansel terapkan dalam hidupnya adalah tak ada waktu yang tak bermanfaat, sebisa mungkin Ansel mencoba mencari kegiatan untuk tetap produktif disetiap kesempatan yang ia punya, jangan sampai nanti dirinya menyesal karena terlalu menunda atau membuang waktu yang seharusnya bisa ia gunakan.
Seperti saat ini contohnya, sekali dayung dua pulau terlampaui, sembari mengawasi Sellina yang membersihkan perpustakaan Ansel menggunakan waktunya untuk membaca beberapa buku. Itung-itung sebagai ganti dirinya meninggalkan pelajaran hari ini karena kegiatan razia.
Cukup sekali baca Ansel sudah mampu memahami materi yang sedang dipelajarinya, sehingga dengan cepat Ansel menyelesaikan bab yang ia tinggal hari ini. Ansel menutup buku paket tebal dihadapannya, kepalanya menoleh untuk memudahkan dirinya melihat jam yang tergantung ditembok. Masih ada waktu sekitar sepuluh menit sebelum bel istirahat berbunyi. Ansel mengalihkan pandangannya pada Sellina yang masih menata buku di rak paling pojok.
Ansel berdiri dan membawa bukunya, berniat mengembalikan buku itu sekaligus mengecek pekerjaan Sellina. Ansel mengangguk beberapa kali, cukup puas dengan hasil Sellina, sebenarnya perpustakaan tak begitu kotor, buku-bukunya bisa terbilang rapi juga karena ada petugas yang membersihkan setiap hari, tapi Sellina salah, dan ini hukumannya, sekali-kali meringankan pekerjaan petugas kebersihan.
Setelah meletakkan bukunya di rak, Ansel berjalan ke arah Sellina, cewek itu terlihat kesulitan untuk menyelipkan buku di rak paling atas. Bukannya mau membahas fisik seseorang namun Sellina memang tak begitu tinggi, wajar kalau Sellina kesulitan menggapai rak paling atas.
Sellina terus memaksakan buku ditangannya untuk masuk kebarisan buku-buku yang lain, membuat buku yang diatas tergeser dan jatuh, untungnya Ansel melihat hal itu, Ansel bergerak cepat menangkap buku cukup tebal sebelum buku itu jatuh tepat mengenai kepala Sellina.
"Lain kali hati-hati" Cetus Ansel mengembalikan buku tadi pada tempatnya.
Sellina yang sempat menutup mata karena refleks, perlahan memberanikan diri untuk membuka matanya, sedikit kaget saat menemukan Ansel berdiri di sampinya, bahkan Ansel juga yang menolongnya.