▫️ 16

53 4 0
                                    

Hello guyss!!!

Sunday lagi nihh, weekend ngapain aja kalian???

Udah siap ketemu Ansel??
Siapa nih yang nungguin Ansellina update??

Ramaikan part ini yups, jangan lupa tinggalkan jejak biar rame 😉

Happy reading

Happy reading

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


◾◽◾

Best Friend

🍇🍇

Kelopak mata yang sedari tadi terpejam rapat itu kini mulai bergerak pelan, perlahan Ansel membuka matanya, cowok itu menyipit seraya mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan intensitas cahaya yang masuk ke dalam matanya. Hal pertama yang Ansel rasakan adalah pusing, kepalanya terasa berat sedang tubuhnya seolah tak bertenaga. Ansel bisa merasakan selang oksigen yang terpasang dihidungnya begitupun dengan infus yang saat ini tertempel dipunggung tangan kirinya.

Begitu kesadaran itu sudah benar-benar Ansel dapatkan, Ansel mendongakkan wajahnya, memberanikan diri untuk berkontak mata dengan Arvino yang berdiri disamping brankar tempatnya berbaring. Tak ada raut wajah khawatir atau lega karena melihat putra pertamanya siuman, ekspresi yang Arvino tunjukkan tetaplah raut wajah datar yang seolah tak peduli. Kedua tangannya ia tenggelamkan
kedalam saku celana, sorot tajamnya terus menatap Ansel penuh maksud.

"Ceroboh" cerca Arvino dengan tajam. Pria itu mengeluarkan tangan dari saku lalu beralih melipatnya didepan dada.

"Maaf, Ansel salah" lirih Ansel dengan suara serak, tatapan matanya menurun, cowok itu tak berani menatap manik mata Arvino lagi.

"Jelas kamu salah, udah tau kamu punya alergi masih makan sembarangan. Gimana mau bersaing kalo jaga diri sendiri aja gak bisa" omel Arvino masih tak habis pikir dengan putranya. Jika Ansel masih anak kecil usia TK atau SD, mungkin hal ini bisa dimaklumi, tapi disini posisinya Ansel sudah dewasa, dia sudah tau mana yang baik dan yang buruk, tak seharusnya seteledor ini. Apalagi reaksi tubuh Ansel semakin parah setiap bertambah usia, jika dulu waktu kecil hanya gatal-gatal dan paling pentok demam, sekarang sampai sesak napas, Ansel seharusnya lebih bisa menjaga dirinya.

DLS [ 2 ] Ansellina Where stories live. Discover now