51

561 68 7
                                    

1 tahun kemudian...

Suasana ramai mengisi taman yang berada di belakang vila milik keluarga Kim. Hiruk-pikuk orang  dengan tugasnya masing-masing sudah terjadi sejak pagi hari. Merapikan kursi, menata bunga, membersihkan apa pun yang perlu dibersihkan.

"Mas, ini kuenya jangan ditaruh sini dong. Agak sana, ya," oceh perempuan yang sekarang sudah sah menjadi seorang Ibu.

"Iya, Mbak."

"Mbak, aduh! Ini bunganya bukan di sini, taruh situ dekat meja akad," serunya lagi sambil menggendong anaknya yang hanya diam tidak mengerti apa yang Ibunya lakukan.

"Aaaa..."

"Apa Aerin? Mau sama Papa?" tanya sang Ibu dan hanya dijawab dengan anggukan lucu.

"Mana, ya? Oh, itu. Sayaaaang!!!" teriaknya.

Yang merasa dipanggil pun langsung menghampiri mereka berdua. Tak berapa lama, Aerin sudah berada digendongan sang Ayah yang langsung dihujani dengan ciuman di seluruh wajah mungilnya. Teriakan kecilnya mulai menambah ramai suasana.

"Sayang, Jimin jadi pulang hari ini?"

"Aku gak tahu mereka ikut atau gak. Yang pasti Ayah, Bunda, sama Ajun pulang," jelas Seokjin yang kini juga sudah sah jadi seorang Ayah.

"Hmmm... Semoga aja mereka juga ikut pulang, kasian Jisoo kalo kembaran dan sahabatnya gak datang hari ini," jelas Irene.

Seokjin yang mendengar penjelasan istrinya hanya bisa tersenyum tipis. Dia hanya berharap apa yang dikatakan Irene menjadi kenyatan. Karena memang dirinya tidak tahu masalah kepulangan adiknya itu.

Pulang?

Ya, sebulan setelah Jimin diperbolehkan pulang. Ayah langsung membawanya ke luar negeri untuk mendapatkan perawatan dan juga terapi yang lebih baik. Tidak hanya Bunda dan Ajun saja yang ikut, tapi juga Rose. Keluarga Rose juga memperbolehkan tapi dengan satu syarat dan Ayah pun menyanggupinya.

Beberapa hari sebelum berangkat, kedua keluarga bertemu untuk menikahkan anaknya. Itulah yang keluarga Park minta. Mereka memperbolehkan Rose ikut dengan syarat mereka harus menikah terlebih dahulu. Bukan tanpa alasan, mereka hanya takut terjadi hal yang tidak diingankan.

Pernikahan sederhana yang hanya dihadiri keluarga Kim dan Park saja. Tidak ada pesta atau apapun itu. Hanya makan malam bersama saja. Jimin dan Rose pun juga tidak keberatan jika tidak ada pesta mengingat keadaan mereka juga masih dibilang belum cukup baik dari kejadian sebelumnya.

Jisoo yang notabene tidak bisa jauh dari kembarannya pun sempat marah karena tidak diijinkan ikut oleh Ayah. Hasil marahnya adalah dirinya sakit karena aksi mogok makan. Walaupun begitu, Ayah tetap tidak mengijinkan Jisoo untuk ikut.

Hingga sekarang Jisoo belum sekali pun bertemu kembali dengan Jimiin ataupun sahabatnya, Rose. Mereka hanya bertukar kabar via telpon dan video call.

Rindu? Sangat jelas. Seperti keadaannya saat ini yang seharusnya bahagia, tapi sedikit mendung menghiasi wajah cantik kakak perempuan Jungkook ini.

"Senyum napa, Jis. Cemberut mulu daritadi," celetuk Lisa yang masih berkutat membenarkan riasan Jisoo.

"Kangen."

"Kangen Tae? Hilih, baru juga dipingit 3 hari udah kangen aja lu. Ntar juga ketemu, besok malah bakalan ketemu terus. Mau tidur liat muka dia, mau makan liat muka dia, bangun tidur liat muka dia, mau boker juga liat muka dia kayaknya."

"BUKAN TAEHYUNG! TAPI JIMIN!!!" teriak Jisoo secara tidak sadar.

"Lha kok ngamok? Jadi, lu gak mau nikah sama Taehyung nih? Acaranya gagal dong?" entah Lisa benar-benar bertanya atau hanya ingin menggoda sahabatnya ini.

FRATRES MEI [My Brothers]Where stories live. Discover now