18

811 98 5
                                    

3 tahun kemudian...

Sudah 3 tahun berlalu. Sekarang gue dan yang lain sudah duduk dibangku kuliah. Entah idenya siapa, kami semua juga berada di kampus yang sama. Hanya beda jurusan aja.

Taehyung tetap ngintilin gue di jurusan Seni. Jennie dan Rose di jurusan Bisnis. Kembaran gue alias Jimin di jurusan Teknik.

Lisa di jurusan Komunikasi yang katanya biar tambah lancar kalau adu bacod. Sedangkan adik kesayangan gue, Jungkook dapat beasiswa di jurusan Olahraga.

Kai? Dirinya memutuskan buat ikut orangtuanya ke Spanyol dan kuliah di sana. Hubungannya dengan Jennie masih aman-aman saja kok.

Hubungan gue sama Taehyung juga baik-baik aja. Jangan tanya gimana Jimin dan Lisa. Mereka masih berusaha mendapatkan tambatan hatinya, sebut saja Mbak Mawar dan Dek Jungkook.

Walaupun beda-beda jurusan, kami masih sering kumpul bareng. Ya kalau gak di kantin, pasti di kafe.

Gak banyak yang berubah, kan? Yang berubah hanya gue, semakin gue lihat dicermin, gue terlihat tambah cantik ya... Hehehe... Miss Korea gitu~

Kondisi saudara gue yang lain?

Bang Seokjin akhirnya memberanikan diri nembak Mbak Irene dan untungnya diterima. Coba kalau gak? Malunya kaya' mana itu. Udah ganteng, mapan, masa' iya ditolak.

Kalau Bang Yoongi tambah lengket sama kamar dan studionya. Maklum semakin hari popularitasnya semakin tinggi. Tambah banyak juga artis yang pengen kolaborasi sama Bang Yoon. Kolaborasi dipelaminan kapan ya?

Bang Namjoon udah lulus S2 dan S3, guys. Entah itu otak apa perpus berjalan. Udah jadi dosen juga, cita-citanya terkabul akhirnya. Aura daddy-nya juga naik level dan gue hampir khilaf. Sialan emang peletnya kuat banget.

Nah, kalau Bang Hobi juga udah selesai ambil S2 juga. Sekarang udah punya gedung start-up sendiri. Dia juga masih minta tolong ke gue buat jadi modelnya, terkadang minta tolong ke Taehyung juga. Hemat gitu kata dia. Ngomong aja pelit susah amat.

Buat masalah percintaan, kemarin sempet mau nembak cewek. Tapi malah tremor, mana puncaknya pingsan lagi. Dah lah emang pantes jombs aja Bang Hobi.

Orang tua gue juga sudah mulai sering pulang ke rumah. Tapi semenjak Bang Hobi ngomong masalah Ayah dan Jimin. Gue jadi agak gimana kalau lihat Ayah. Dipikiran gue masih antara percaya gak percaya.

Sudah 3 tahun tapi gue masih nyari jawabannya. Beberapa kali gue coba mancing Jimin atau Ayah buat cerita tapi hasilnya nihil. Gue juga coba ke Abang yang lain tapi gak ada yang mau jawab.

"Bisa liat kalian senyum aja udah cukup buat gue kok, Jis."

Kata-kata Jimin semalam bikin gue janji ke diri gue sendiri. Gue harus bahagia, gue harus senyum, gue harus selalu positif bukan cuma buat diri sendiri tapi juga buat Jimin. Tapi kalo positif hamil sih besok aja sama Taehyung. Hehehe...

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

"Kook, kamu tanding basketnya kapan?" tanya Bang Namjoon disela sarapan.

"Lusa, Bang. Kalian bisa datang kan kali ini? Ini pertandingan final, kalo menang Adek bakal masuk Tim Nasional Senior. Ya ya... Datang kan?" ucapnya penuh harap dengan mata belo'nya yang berbinar-binar.

Gue lihatin semua malah pada saling pandang. Seperti mau ngomong sesuatu tapi susah banget.

"Maaf ya, Dek. Abang ada 2 jadwal operasi di rumah sakit. Jadi kemungkinan pulang malam," kata Bang Seokjin denga muka bersalahnya.

"Lusa ya? Maaf juga, Kook. Abang ada seminar, besok juga harus berangkat. Maaf ya," kali ini Bang Namjoon.

"Kook..."

"Iya, Jungkook tau kok. Bang Yoongi sama Bang Hobi juga gak bisa kan. Udah gak papa. Bang Jimin sama Kak Jisoo kalo gak bisa juga gak papa. Adek ngerti kok," jelasnya dengan nada seperti sedang menahan tangis.

Semua langsung menghentikan makannya. Rasa bersalah terlihat dimuka mereka semua.

"Heh, siapa yang bilang Jimin sama gue gak bisa? Kita berdua bisa kok!"

"Ho'oh bener! Gue sama Jisoo malahan udah bikin spanduk gede buat dukung tim lu, Kook!"

"Taehyung juga datang besok. Yang lain juga datang! Pokoknya adeknya Kak Jisoo harus menang!!!" teriak gue. Bodo amat baru di meja makan.

"Iya bener! Kalo lu menang gue traktir makan Pizza kesukaan lu!"

Jungkook yang tadinya murung, sekarang sudah mulai tersenyum. Tapi masih rasa kecewanya masih terlihat. Dia sama sekali tidak melihat ke arah Abang yang lain dan hanya fokus ke kami berdua.

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼


Hari pertandingan...

"Lis, lu bawa apa an tuh?" pertanyaan Taehyung membuat gue ikut melihat ke arah tas ranselnya.

"Hehe... Rahasia."

"Kita cuma mau nonton adek gue tanding ya, Lis. Bukan mau kemah," balas Jimin.

"Ih, ntar juga tau isinya apa an. Ayok masuk buruan," ajak Lisa antusias.

"Bentar, ini si Jennie di mana? Datang gak sih?" kami semua langsung melihat ke arah Rose.

"Datang katanya, dia bilang udah berangkat," jelas Taehyung.

Kok dia tahu? Jennie aja gak ngasih tahu gue. Gak boleh su'udzon, Jis.

"Oh, ya udah kita masuk dulu aja. Keburu kursi terbaik diisi orang."

Jimin langsung gandeng tangan gue. Ngajak masuk ke dalam. Harusnya gue seneng ya, harusnya gue semangat buat Jungkook, tapi kenapa malah kaya' gini.

"Jis, lu gak papa kan?" tanya Rose yang ada di samping gue.

"Ha? Gak papa kok. Hehe..." gue gak baik-baik aja.

"Woy! Sini! Duduk sini!" kebiasaan deh ni anak teriak gak tahu tempat.

Kami semua akhirnya duduk dibangku agak tengah. Not bad...

Kami bisa lihat lapangan basket dengan leluasa. Gak deket banget, gak jauh banget. Kami juga gak lupa nyisain satu bangku buat Jennie.

Tepatnya di samping Taehyung.

"Kenapa, Jis?" tanya Tae tiba-tiba.

Jis???

"Gak papa. Gak tau baru nge-blank aja. Mmm... Boleh gak gantian duduk? Aku di situ, kamu di sini?" tawar gue.

"Kenapa?" tanyanya.

"Gak papa. Pengen di situ aja."

"Ok~" kami pun bertukar tempat duduk.

"Kenapa? Sakit? Udah makan? Dah minum susu? Dah aku cium kan?" lah malah nyengir sambil lihatin gue.

"Cium mulu pikirannya!"

"Aku mau beli minum bentar. Mau air putih, teh, cola, apa yang lain?"

Mau kamu jujur bisa gak?

"Gak usah. Aku belum haus kok," jawab gue yang masih lihatin mata dia.

"Oke, boba. Bentar ya."

Belum sempet gue ngomong, udah maen pergi aja tuh anak. Ckck...

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

FRATRES MEI [My Brothers]Where stories live. Discover now