28

798 99 13
                                    

Saat ini kami sudah berkumpul di ruang makan. Seperti biasa Ayah duduk di paling ujung menghadap kami semua. Di sisi kirinya, ada Bunda, gue, Jungkook dan Bang Namjoon. Sedangkan di sisi kanannya ada Bang Seokjin, Jimin, Bang Yoongi, dan Bang Hobi.

Ngerti gak???

Suara sendok bertemu piring mengisi gendang telinga kami semua. Tidak ada suara selain itu di makan malam saat ini.

Perasaan gue?

Perasan gue masih nyesek karena perkataan Ayah di Mall tadi. Beberapa gue melirik sosok depan gue. Beberapa kali pandangan kami bertemu dan seolah dia bertanya 'kenapa'. Tapi hanya gue jawab dengan kembali fokus pada makanan.

"Oh iya..." suara Ayah memecahkan keheningan ruang makan.

"Tadi Ayah sama Jisoo jalan-jalan sebentar dan sempat beliin kalian beberapa barang," jelasnya.

Kalian bisa tebak? Mereka semua kelihatan penasaran, tapi gak bagi Jimin. Dia tetap melanjutkan makannya tanpa tertarik dengan perkataan Ayah.

"Kok Jungkook gak diajak?" kan mulai kan ngambeknya.

"Kan tadi lu merem di kamar sama Bunda. Siapa tadi yang masih ditepokin pantatnya waktu tidur?" Bang Hobi sudah mulai mode julid.

"Gak ya! Jungkook gak ditepuk-tepuk kok pantatnya!" mulai deh.

"Terus ini apa?"

Bang Hobi pun mengeluarkan ponselnya dan memutar sebuah video. Seorang kelinci bongsor yang sedang tidur dengan posisi tengkurap agak nungging. Mulutnya sedikit terbuka. Bagian epic adalah pantatnya masih ditepuk-tepuk sama Bunda.

"Bwahahahaha!!!" Bang Namjoon sudah gak bisa nahan ketawanya lagi.

"ABANG!"

"Ahahahaha! Kaya' gitu mau punya adek?" Bang Yoongi yang jarang ketawa aja bisa lepas sekarang.

"Hiks... Bundaaaa!!!"

"Kan kan mewek malahan. Malu sama badan bongsor," jelas Bang Hobi.

"Aaaaa! Bundaaaaaa!!!" malah tambah kencang ini bocah.

"Abang kirimin ke Lisa ya?" goda Bang Seokjin.

"Bundaaa! Abang nakal semua!" dirinya sudah pindah posisi memeluk Bunda, sedangkan gue hanya menyimak saja.

"Gue diem aja ya daritadi," kata Jimin gak terima.

"Udah diem. Ini buat kalian satu-satu, ada namanya. Punya Bunda sama Jisoo udah tadi," Ayah memberikan kantong besar ke Bang Seokjin dan menyuruh membagikannya.

Kembaran gue terlihat masa bodoh di luar, tapi terlihat juga sangat berharap. Satu-persatu semuanya mulai kebagian. Terlihat masih tersisa satu tas, tapi itu milik Bang Seokjin.

Sosok yang ada dihadapan gue mulai menurunkan pandangannya, kembali ke arah piring. Lainnya mulai membuka tas dan mengucapkan terimakasih ke Ayah.

"Eee... Ayah, punya Jimin kok gak ada ya? Ketinggalan?" Bang Seokjin berusaha bertanya sesopan mungkin.

"Dia udah punya ba-"

"Ini punya Jimin!" langsung saja gue potong.

Tangan gue yang membawa tas kecil sudah terulur ke arah Jimin. Menatap matanya menyuruh 'cepetan ambil!'

"Buat gue?" tanyanya.

"Iya, ini gue beli sendiri pake duit hasil teater kemarin."

"Gue gak papa kok, Jis," katanya pelan.

"Hiks... Gue khusus beliin buat saudara kandung gue yang udah bareng dari jaman masih diperut Bunda! Hiks... Gak papa Ayah gak beliin lu, gue yang bakal beliin! Hiks..."

FRATRES MEI [My Brothers]Where stories live. Discover now