32

710 86 16
                                    

"Hiks... Ndaaa... Hiks... Ayaaa... Hiks..."

Jimin yang baru terbangun langsung keluar kamar mencari orangtuanya. Semalam masih tidur di sampingnya, tapi kenapa sekarang tidak ada? Pikirnya.

"Baaaaang.... Ciciiiii... Hiks... Ndaaa... Hiks... Huwaaaa!!!" tangisnya pecah ketika orang yang dia cari tidak ada semua.

Terduduk di ruang tengah dengan boneka bebek yang dipeluknya erat. Takut ditinggal juga.

"Ya ampun... Dada di sini... Sssh... Maaf ya, tadi ditinggal ke depan," Kakek langsung menggendong Jimin dan mengusap punggungnya agar tenang.

"Nda ana? Hiks..."

"Bunda pergi sebentar ke pasar. Mandi yuk, biar nanti kalo Bunda pulang udah ganteng," bujuknya.

"Hiks... Anteng?" tanyanya penasaran.

"Iya, ganteng kaya' Dada," kata Kakek sambil membersihkan pipi Jimin yang basah.

"Hiks... Hehehe... Jiji anteng, Dada anteng."

Dengan segala bujuk rayu, Kakek pun memandikan Jimin. Tidak lupa mainan bebek karet kesayangannya juga ikut mandi.

"Eh, siapa ini yang digendong Dada? Kok ganteng banget."

"Hehehe... Jiji anteng!" dia pun senang mendengar pujian dari Neneknya.

"Sini sama Nana dulu, biar Dada mandi dulu. Hii... Masih bau," Nenek gantian menggendong Jimin.

"Hiiii... Dada auuu, Jiji anteng."

"Huuu... Biar Jimin ketularan bau," Kakek dengam isengnya mencium pipi si kecil.

"Aaaaaa! Jiji au! Huwaaaa!"

"Hah, kan nangis lagi. Cepet mandi sana," suruh Nenek "Cup cup... Kalo nangis gak jadi ganteng lho. Yuk, mam dulu sambil nunggu Dada."

Setelah selesai sarapan, mereka mengajak Jimin jalan-jalan ke kebun. Tujuannya agar si kecil tidak mencari orangtua dan saudaranya.

Ide Kakek ternyata cukup ampuh dengan hasil sampai menjelang sore Jimin tidak menanyakan dimana Bundanya.

Dirinya sibuk dengan membantu Neneknya memilih apel yang sekarang sedang memilih apel mana yang akan mereka jual.

"Jimin ngapain di sini? Masuk yuk, mam," Kakek menghampiri Jimin yang sedang duduk sendirian di teras depan.

"Anti aja. Unggu Nda."

Kakek hanya bisa melihat Jimin dengan tatapan sendu.

"Nunggu Bundanya di dalam aja ya. Kasian bebeknya udah laper tu mau mam," bujuk Kakek dengan menunjuk boneka bebek.

"Ebek apel ya?" tanyanya ke si bebek sambil menganggukkan kepalanya.

Beberapa menit membujuk, akhirnya Jimin mau masuk ke dalam untuk makan malam.

Tapi siapa yang tahu, kegiatan sorenya sekarang adalah selalu duduk manis di teras depan. Menunggu orangtua dan saudaranya datang menjemput.

.
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
.

Di tempat lain...

"Jimin mana, Ayah?"

"Bunda... Adek mana?"

"Gembul mana, Ayah? Kok gak keliatan?"

Dan...

"JIJI ANA?! HIKS... JIJI!!! JIJI!!!"

FRATRES MEI [My Brothers]Where stories live. Discover now