Gara-gara Soupé à l'oignon part 3

395 59 11
                                    


Bena masih bingung dengan situasi di Petite Étoile. Kama terus mendesak Bena membuat soupé à l'oignon karena yakin pengunjung akan suka. Ketika Bena meminta pendapat Remi, temannya yang belegug itu malah balik bertanya, 'Feeling kamu gimana? Orang sekali-kali harus berani ambil risiko.'

"Ben, aku mau pesan bahan baku bikin sup. Tolong cek dulu," ucap Kama seraya menunjukan kertas di tangan. "Kita bikin sekitar 15 porsi. Kalau pun enggak laku nanti bisa kita berdua yang habisin. Bisa kan ya?" tanya Kama dengan nada manis tapi penuh pemaksaan.

Kama sudah menghitung baik-baik. Mulai dari budget sampai harga jual. Andai setengahnya saja yang laku, mereka tetap balik modal. Momennya pun pas. Tadi pagi tanpa sengaja mencuri dengar Jo yang harus bertemu sepupunya yang datang ke Bandung.

"Benar semua, kan, Ben?" Kama, menyenggol Bena.

"Eh, kumaha (gimana), Teh?" Bena terhenyak dari lamunan.

"Kamu lagi puasa jadi enggak konsen ya," goda Kama.

Bena tertawa kagok. Tangannya memain-mainkan ponsel. Dia harus mengambil keputusan cepat. Dia butuh dukungan moral dari Remi. Tangannya secepat kilat mengirim pesan. Urang mau bikin onion soup. Kalau nanti dimarahin Teh Jo dan sampai dipecat, maneh bantuan ya, tulis Bena. Remi hanya membalas dengan emoji tertawa dan tangan yang terkepal.

"Jadi ini urang yang bikin, Teh? " tanya Bena sedikit tersendat.

"Kamu dong. Aku cuma bisa bantuin. Mumpung Jo keluar seharian, kita bisa kebut bikin."

Bena mengiyakan dengan pasrah. 

****

Sebenarnya membuat soupe à l'oignon itu gampang. Bahan dasarnya hanya bawang bombai di-caramelized dan dicampur keju. Yang bikin Bena mulas adalah proses pembuatannya. Sepanjang memasak dia bolak-balik melirik ke arah pintu dapur, menajamkan kuping kalau terdengar suara mobil Jo masuk atau ada suara langkah orang. Khawatir mereka ketangkap basah. Lebih dari itu, sekarang bulan Ramadan. Tidak seharusnya dia melakukan tindakan seperti ini kan?

'Jo balik menjelang Petite Étoile buka. Kita punya banyak waktu," Kama menenangkan Bena.

"I-iya Teh, hariwang (khawatir)," ucap Bena.

Kama menepuk-nepuk bahu Bena, memberi semangat. Lalu berucap,"Kalau Jo marah aku yang tanggung jawab. Ini aku yang minta, kamu cuma menjalankan tugas."

Bena mengangguk sambil komat-kamit berdoa dalam hati.

Kama tidak menunjukkan raut khawatir sedikit pun. Dia bersemangat membantu Bena; mengaduk-aduk bawang yang tercampur kuah kaldu dan menambahkan garam dan lada. Setelah berubah cokelat, Bena memblender sampai halus dan ditambahkan keju.

Sebelum dipanggang selama 45 menit, Bena mengusulkan sup yang matang dimasukkan ke ramekin kecil agar lebih mudah dijual satuan. Dibandingkan menggunakan panci, cara itu juga meminimalisir ketahuan.

Soupe à l'oignon yang matang, mereka sembunyikan di lemari.

Jo datang ketika sisa-sisa membuat sup sudah dibereskan. Bosnya itu tidak bertanya apa-apa atau menunjukkan raut wajah curiga tatkala melihat Bena dan Kama sibuk di dapur. Bena sengaja memanggang  baguette dan tarte au fraise untuk menghilangkan aroma bawang dan keju dari sup yang keluar dari oven.

Petite Etoile beroperasi seperti biasa.

Hidangan sup tidak ditulis dalam papan menu di depan pintu. Saat melayani pengunjung, Kama dan Bena menawarkan pengunjung dari meja ke meja. Kalau ada yang ingin makanan berat, tersedia soupe l'oignon.

Nocturnal Tale: Love Story Short CollectionWhere stories live. Discover now