Rayuan Crème Brûlée Part 1

606 83 15
                                    




Remi meletakkan empat wadah makan anak bulunya di teras dan langsung diserbu. Sambil berjongkok merekam ulah binatang peliharaannya untuk Instastory. Sebuah rutinitas pagi Remi sebelum berangkat ke kantor.
"Enggak bosan-bosan, Bang," ucap Ezra yang baru selesai mandi.

Ezra yang kuliah di UNPAR merupakan adik sepupu Remi. Mereka tinggal bersama di rumah kontrakan di daerah Pramuka. Selain dihuni oleh manusia, rumah ini dihuni juga oleh kaki empat. Satu anjing bernama Wiskey, tiga kucing yaitu Piko, Bailey dan Vodka, serta satu kura-kura bernama Rafael. Remi yang lebih sering mengurus walau kadang-kadang Ezra juga ikut membantu memberi makan dan memandikan.

             "Enggak pernah bosan lah," sahut Remi dengan bangga macam orang tua yang memamerkan kehebatan anak-anaknya di media sosial.

"Biar dilihat sama gebetan lo, ya," seloroh Ezra dengan suara jahil.

"Ngarang aja!" omel Remi sambil bangkit berdiri.

Erza menatap kakak sepupunya yang sedang bersiap. Kawasaki sudah dipanaskan di teras. Remi merapikan dasi dan memakai jaket kulit. Suitnya sudah dimasukkan dalam garmen bag. Pria itu mengelap-elap helm sebelum siap digunakan.

"Bang, kapan ke kafe lagi?" tanya Ezra. 

"Kafe?"

"Tempat gebetan lo,"cetus Ezra.

"Petitet Étoile maksudnya?"tanya Remi.

             " Iya, udah lama kayaknya Abang enggak nongkrong di situ. Pulang kantor langsung balik ke rumah," jawab Ezra.

Remi terdiam. Sejak peristiwa Valentine's Day di Petite Étoile Remi belum berani memunculkan wajahnya di boulangerie. Bukan apa-apa dia merasa tidak enak saja pada Jo. Entah mengapa dia bisa sebegitu nekat sampai mencium perempuan itu. Jo tidak marah tetapi juga tidak berkomentar apa-apa. Membuat Remi bertanya-tanya sampai sekarang. (Note: kisah lengkapnya ada di cerita Valentine's Day Spesial di Karya Karsa, ya)

"Lagi sibuk aja, belum sempat," ucap Remi berkelit.

             "Hah! Lagi sibuk?" Ezra berseru tidak percaya. "Pagi-pagi aja di telepon lo langsung ngibrit ke sana."

"Berisik lo!" omel Remi menoyor kepala Ezra.

             "Habis Abang ngeles gitu banget. Minggu ini ada rencana ke Petite Etoile enggak?" tanya Ezra masih penasaran.

"Belum tahu. Gue kemungkinan lembur, ada meeting sama Pak Theo," jawab Remi.

           "Lembur sampai jam berapa? Enggak sampai pagi kan? Kita bisa ke sana dong," ucap Ezra penuh semangat.

Remi menatap Ezra dengan heran. Selama ini adik sepupunya ini tidak pernah  menunjukkan ketertarikan nongkrong di Petite Étoile. Padahal cukup sering Remi mengajaknya.

"Kenapa? Tumben banget," tanya Remi.

Ezra tersipu. Selama ini dia tidak pernah tertarik karena jam buka Petite Étoile yang aneh itu. Namun sekarang dia berubah pikiran. Ezra sedang punya rencana untuk PDKT dengan satu adik kelas. Dia butuh bantuan tangan ajaib Jo yang mampu mewujudkan kisah cinta lewat makanan yang dibuat.  Remi sering bercerita di Petite Étoile bisa menyiapkan pula menu yang tidak ada dalam daftar. Ezra terkagum ketika mendengar cerita Jo yang membuatkan secara khusus Clafoutis untuk Remi. Ezra sangat membutuhkan itu.

"Mendadak pengin aja. Makanan yang Abang bawa dari situ enak-enak, gue penasaran."

Remi tersenyum senang. Salah satu tujuan ikut mempormosikan Petite Étoile tercapai sudah. Dia sering membawa roti dan pastry dari boulangerie itu ke rumah atau ke kantor agar semakin banyak orang yang datang ke sana.

Nocturnal Tale: Love Story Short CollectionWhere stories live. Discover now