Crepe yang tertukar part 2

777 151 13
                                    

Bena membawa baki kosong sembari cengar-cengir membuat Kama terheran. Pria itu menarik bangku di samping Kama.

"Urang punya cerita seru," ucap Bena tanpa diminta.

Kama menoleh pelan, menunggu cerita Bena yang kembali memamerkan cengirannya. Kadang dia sering tak tahan melihat wajah Bena yang mengemaskan itu. Terutama ketika Bena keasyikan menggaruk-garuk rambut hingga berdiri ke segala arah.

"Perempuan nu kamari tea," Bena membuka ceritanya; perempuan yang waktu itu. "Dia datang lagi, kayaknya nyariin Ripki."

"Ripki? Siapa itu?"

"Itu Teh, pria yang suka datang jam sepuluh sambil baca buku. Yang waktu itu Teteh salah ngasih pesanan crepe-nya."

Kama tergelak pelan. "Sok tahu kamu. Dia nanya nama pria itu?"

Bena mengeleng cepat. "Enggak tapi dari nada-nada seperti itu. Kayak nyari-nyari. Terus pesan latte dan chese cream crepe.  Mirip yang dipesan Ripki. Tuh lihat,  dia ngeliatin ke arah luar melulu. Jam datangnya juga sama kayak waktu  itu datang ke sini," ucap Bena beranalisa.

Kama melirik ke arah perempuan yang duduk di meja tiga. Perempuan itu duduk persis di meja yang ditempati  bersama teman-temannya tempo hari. Sekarang dia datang sendirian dan mulai membuka iPad. Matanya beberapa kali menatap keluar macam sedang menunggu sesuatu.

"Yeuh, sebentar lagi si Ripki datang. Kita tunggu aja," ucap Bena melirik ke arah jam.

Pria yang ditunggu datang beberapa menit kemudian. Dia duduk di meja tujuh dengan pesanan yang sama dari hari sebelumnya; ice lemon tea dan cream cheese crepe. Dia langsung mengeluarkan buku dan tenggelam dalam bacaannya. Pria itu sama sekali tidak sadar ada mata-mata yang menatapnya begitu intens.

Ketika mengantarkan pesanan cream cheese crepe, Bena sengaja membawa juga pesanan latte  untuk perempuan di meja tiga. Dia meletakkan latte  di meja Ripki  dan buru-buru menukarnya lagi.

" Punten salah naro, " seloroh Bena dengan agak keras

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

" Punten salah naro, " seloroh Bena dengan agak keras.

Kedua customer itu mau tak mau saling bertatapan. Bena menukar menu itu  dalam gerakan selambat mungkin. Dari jauh Kama tak bisa menahan tawa. Untung saja Jo sedang sibuk di dapur, dia tidak melihat kebadungan Bena. Setelah Bena meletakkan latte, perempuan itu memberikan senyum tipis. Tidak hanya pada Bena tetapi juga pada Ripki yang membuat pria itu terkaget dan buru-buru kembali pada bukunya. 

"Dasar belegug," keluh Bena ketika kembali duduk di samping Kama; dasar bodoh. Bena membayangkan setelah saling bertatapan harusnya Ripki berinisiatif membuka percakapan atau setidaknya membalas senyuman.

"Gaulnya sama komputer dan buku melulu," omel Bena lagi.

Sebagai adik kelas Bena cukup mengenal Ripki. Mereka belajar di SMA  yang sama. Ketika Bena baru masuk, Ripki sudah duduk di kelas dua belas dan  sudah jadi ketua OSIS. Pria itu termasuk kakak kelas idaman para siswa perempuan. Ketika lulus langsung diterima di ITB jurusan teknik informatika. Setelah lulus langsung mendirikan perusahaan software bersama teman-teman kuliahnya.

Nocturnal Tale: Love Story Short CollectionМесто, где живут истории. Откройте их для себя