G 27 - Since the Beginning

159K 15.5K 337
                                    

Gamma marah, sangat marah. Ia menatap semua orang dengan tajam. Suasana berubah, aura yang Gamma pancarkan sangat mengerikan, suara-suara yang tadinya menyemangati Cheseli menghilang begitu saja, mereka terintimidasi oleh laki-laki itu.

"Siapa?" tanya Gamma, berusaha tenang.

Tidak ada yang jawab.

Hening.

"Jawab!" bentak Gamma, dia menendang meja kaca yang ada dihadapannya hingga pecah.

"Kyaaa!" Para gadis tentu saja langsung menjerit heboh, mereka ketakutan saat ini.

"Gamma!" Lanzo mendekatinya, namun tatapan membunuh Gamma mengurungkan niatnya.

Gamma tidak bisa didekati.

Dia sangat marah saat ini.

Cheseli kembali cikukan, dia menatap Gamma yang terlihat sangat marah. "Kenapa marah? Kak Gamma, jangan marah, Cheli minta maaf."

Gamma mengepalkan kedua tangannya kesal, tanpa banyak bicara dia segera menggendong Cheseli dan membawanya pergi dari ruangan itu.

Sialan.

Dia lengah kali ini.

"Kak Gamma jalannya pelan-pelan! Perut aku sakit!" Cheseli mengadu, perutnya terasa seperti dipelintir.

Gamma membawa Cheseli ke mobilnya, untunglah hari ini dia membawa mobilnya.

"Cheli, hei!" Gamma menepuk-nepuk pipi gadis itu, merah sekali seperti kembaran tomat.

Cheseli cegukan kembali, dia tiba-tiba membuka kancing atas seragamnya.

Gamma melotot ngeri.

"Panas, kak Gamma, panas." Dia membuka seragamnya dan melemparnya asal.

Laki-laki itu menghela nafas, ternyata Cheseli menggunakan kaos dalam. "Diam." Ia mengikat Cheseli dengan seatbelt Mobil.

Cheseli mengangguk mengerti.

Gamma segera pergi ke swalayan terdekat. Ia membeli air mineral dingin, obat sakit perut, Onigiri isi Tuna entah untuk apa engga tahu yang penting firasat Gamma mengatakan ia harus membeli itu. Setelah selesai dia segera kembali ke mobilnya dan terkejut karena tidak melihat keberadaan Cheseli.

Dimana gadis itu?!

"Kak Gamma, mau muntah."

Gamma berjalan mengelilingi mobilnya, Cheseli sedang berjongkok di pinggir jalan, ia berbicara dengan tiang listrik yang kebetulan ada disitu.

"Kak Gamma..." Dia memeluk tiang listrik dan menganggap itu Gamma.

Kalau saja gadis itu tidak mabuk mungkin Gamma akan tertawa terbahak-bahak.

"Sini." Gamma menarik lengan Cheseli, seberapa banyak kadar alkohol di minuman gadis ini? Kenapa ia bisa sampai seperti ini?

Cheseli cemberut, kedua matanya berkaca-kaca. "Perut aku sakit, mau muntah, tenggorokan rasanya engga enak, perih!" Dia mengadu pada Gamma.

Sialan.

Gamma membuka air mineral yang tadi ia beli dan memberikannya pada Cheseli. "Udah makan?"

Cheseli menggelengkan kepalanya, dia meneguk air mineral itu sampai tinggal setengah.

Melihat Cheseli yang tidak ingin pindah, Gamma ikut duduk di sampingnya. Mereka lucu sekali, si gadis jongkok sembari memeluk tiang dan si laki-laki duduk menemani dengan sabar.

"Makan." Gamma memberikan satu Onigiri pada Cheseli, perut gadis itu pasti terkejut dengan alkohol, makanya sakit.

"Engga mau." Cheseli menggelengkan kepalanya.

Gamma (The End)Where stories live. Discover now