G 53 : Almost Die

131K 14.7K 814
                                    

Sejak bergabung dengan Kyūdō Cheseli, Nuri dan Amel sering pulang larut malam. Mereka ikut latihan dengan baik, tak disangka ternyata Kyūdō lebih menarik dari yang mereka kira. Belajar dari dasar, mematuhi aba-aba, dan mendaratkan anak panah pada target memberikan rasa puas pada diri mereka sendiri.

Baru seminggu ikut dan mereka betah, termasuk Amel yang katanya cinta kasur.

"Rekor gue tambah satu!" seru Amel, saat ini mereka bertiga sedang duduk halte dekat Gerbang sekolah, mereka menunggu jemputan masing-masing. Nuri menunggu Supirnya, Amel menunggu Andrew dan Cheseli menunggu Gamma selesai merapikan ruangan Kyūdō.

Sebenernya Gamma menyuruh untuk menunggu di ruang ekskul saja, tapi Cheseli tidak enak dengan Nuri dan Amel, beberapa hari ini dia kurang menghabiskan waktu bersama mereka.

Sebagian besar waktunya dihabiskan bersama Gamma.

"Gue juga nambah satu." Cheseli ikut bercerita.

Amel meliriknya. "Iya lah, lo diajari kak Gamma Face to Face pakai peluk-pelukan segala lagi." Dia tidak akan lupa dengan kebucinan Cheseli dan Gamma di ruang ekskul.

Pipi Cheseli memerah. "Gue engga mau, kak Gamma yang nyosor-nyosor." ujarnya.

"Nih lagi satu, kenak mental diajarin Crush yang super galak." Amel melirik Nuri yang sudah lelah mental.

Selama seminggu ini ia meminta Eric untuk mengajarinya secara pribadi. Nuri kira laki-laki itu akan mengajarinya seperti Gamma mengajari Cheseli, peluk-pelukan, cium-cium dikit eh rupanya tidak, selama seminggu ia diceramahi habis-habisan.

Eric mulutnya sangat pedas, dia juga mengatakan Nuri lemot, bodoh, lemah, kayak Cicak.

Kenapa harus Cicak? Engga ada hewan yang lebih cantik gitu? Marmut atau Kelinci?

"Aku mau keluar." gumam Nuri, wajahnya terlihat menua. "Nyerah! Nyerah! Mustahil kak Eric lirik aku! Dia cinta mati sama Kyūdō!" Nuri menjambak rambutnya sendiri. "Kalau gini terus, mental aku hancur!" Di maki-maki oleh seseorang yang kita sukai Damage nya sakit sekali.

"Eh jangan dong, baru juga seminggu." Cheseli jelas tidak setuju.

"Eleh, bilang aja lo suka dimodusin kak Gamma!" seru Amel.

Cheseli cengengesan.

Ketika gadis itu terdiam ketika secara tiba-tiba dua orang laki-laki dari SMA lain berjalan mendekati mereka dengan wajah penuh emosi. Awalnya mereka tidak memperdulikan hal itu, namun salah satunya secara kasar menarik lengan Cheseli, gadis itu hampir jatuh ke Aspal.

"Woi lo apa-apaan?!" Amel berseru keras. "Lepasin teman gue."

"Lo cewek si bangsat Viggo kan?!" bentak laki-laki yang menarik Cheseli.

Eh?

Cheseli memberontak, ia menarik lengannya. "Gue bukan cewek Viggo."

"Lepasin teman gue!" Amel ingin menarik Cheseli namun laki-laki yang satunya menahan kedua tangannya.

"Amel! Cheli!" Nuri bangkit, naas muncul seorang lagi dengan seragam yang sama.

"Dimana si Viggo bangsat?! Lo engga usah bohong, gue tahu lo cewek Viggo! Panggil dia kemari! Suruh tanggung jawab! Dia ngerusak adik gue!" Dia membentak Cheseli dengan keras.

Kesal, Cheseli menendang selangkangan laki-laki itu dengan keras.

"Bangsat!" Dia langsung mengumpat, melepas Cheseli dan memegangi masa depannya.

"Gue bukan cewek Viggo! Lo salah orang, gue engga akan mau sama bekas orang!" jerit Cheseli.

"Cheli!" Amel menjerit keras, laki-laki itu bangkit dan mencekik leher Cheseli.

Gamma (The End)Where stories live. Discover now