G 49 : Midnight

93K 9.7K 1.1K
                                    

Cheseli terdiam sejenak, pandangnya fokus pada mata biru milik Gamma.

Keduanya saling menatap.

Perlahan-lahan Cheseli mengangguk, tidak tahu apa alasannya, dia mengangguk, entah terbawa suasana atau apa yang jelas jawaban itu membuat Gamma tersenyum.

Tanpa menunggu lama bibir keduanya saling menyentuh.

Itu adalah ciuman pertama mereka berdua.

Kedua mata Cheseli membelak, dia terlalu terkejut untuk menutup matanya.

Dia melihat Gamma yang memejamkan matanya dan mengikuti tindakannya.

Rasanya seperti mimpi.

Bibir Gamma kering dan kaku.

Tubuh keduanya terasa aneh.

Aliran darah mengalir dengan cepat.

Panas, padahal AC nya menyala.

Seluruh bagian tubuh mereka terasa sangat sensitif dan meminta untuk disentuh.

Tubuh mereka terbakar, jiwa mereka mengalir, dan seluruh indra di tubuh mereka menyala.

Entah siapa yang mulai yang jelas bibir yang kering menjadi basah.

Kedua tangan Gamma bergerak gelisah, dia menyentuh punggung, perut, dan leher Cheseli bergantian.

Kedua tangan Cheseli tidak bisa digerakkan, bertengger kaku di leher laki-laki itu.

Tanpa mereka sadari posisi tidur mereka berubah total.

Mereka berhenti untuk mengambil nafas, tatapan keduanya sangat dalam, mereka bisa melihat pantulan wajah masing-masing, Cheseli di mata Gamma dan Gamma di mata Cheseli.

"So pretty..." lirih Gamma ia menyibak rambut Cheseli yang menempel di kedua pipinya.

Cheseli memalingkan wajahnya, saat ini dia pasti terlihat aneh.

"Cheli..." Gamma kembali merunduk, dia menarik piyama tidur milik Cheseli.

Mata Gamma berembun, nafasnya memburu, ujung matanya memerah, jari-jarinya bergetar ketika menyelusuri belakang telinga Cheseli, leher, dan berhenti di atas dadanya, disana masih tersisa bekas yang ia buat, samar-samar.

Gamma tertawa kecil.

Cheseli memejamkan matanya, dia mengigit bibirnya dengan kuat.

"Kak Gamma..." Cheseli berusaha mendorong, namun Gamma menarik tangannya ke atas dan menahan di kedua sisi wajahnya.

"Jangan..." lirih Cheseli.

Rasanya aneh, aneh, aneh, aneh, aneh, dia tidak suka.

"Berhenti, aku mohon..." Cheseli menangis, dia terlalu takut.

Kesadaran Gamma kembali, dia menatap Cheseli, mata gadis itu basah.

Cheseli mengigit bibirnya dan menutupi wajahnya, dia menangis. "Jangan kayak gitu, aku takut, aku engga suka." Rasanya aneh, insting Cheseli mengatakan padanya untuk berhenti atau akan terjadi sesuatu yang berbahaya.

Dia merasa seperti Gamma akan memakannya hidup-hidup.

"Rasanya aneh...." Cheseli menangis keras, bukannya merasa bersalah Gamma malah merasa itu lucu.

Lucu dan menggemaskan.

Dia menarik tubuh Cheseli dan memeluknya erat. "Sorry." Sepertinya dia sudah kelewatan.

Cheseli memukul dada Gamma dengan kuat. "Kalau kakak gitu lagi aku engga mau tidur sama kakak."

Oh tidak! Gamma engga mau itu!

Gamma (The End)Where stories live. Discover now