G 52 : Jian

126K 14.3K 776
                                    

Mereka jalan-jalan ke taman hiburan, Gamma yang merencanakan semuanya dibantu oleh Cheseli. Sebenernya agak memalukan untuk pergi ke tempat seperti ini sembari membawa anak kecil, untungnya karena ini tempat umum orang-orang lebih sibuk dengan diri sendiri daripada orang lain.

"Aku mau naik Kuda pusing!" Jian aktif sekali sejak masuk ke tempat ini, di kepalanya sudah terpasang bandana bertelinga Anjing.

Dalam hati Cheseli yah memang mirip anjing, tukang penjilat sama kayak ibunya.

Gamma mengarahkan ponselnya pada Cheseli, gadis itu sedang berdiri sembari memakan es krim nya, dia lucu sekali dengan bandana bertelinga kucing itu.

"Hah, kakak foto aku diam-diam yah?" Cheseli menatap Gamma galak.

Gamma tertawa geli.

"Kak Gamma mau naik Kuda!" Tidak mendapatkan respon dari Gamma, Jian kembali memanggil.

"Iya, ayo naik." Gamma membawanya pergi.

"Berapa orang?" tanya penjaga wahana.

"Dua..."

"Tiga!" seru Cheseli. "Tiga orang."

Gamma meliriknya. "Kamu sama Jian aja."

Cheseli menggelengkan kepalanya. "Selagi disini ayo ikut main, kak Gamma jangan malu-malu gitu."

"Kak Gamma ikut juga!" ajak Jian.

Gamma dengan terpaksa mengikuti, dia duduk sembari memegangi Jian, Cheseli tidak mau menyentuh bocah itu.

Cheseli tertawa senang, dia memotret Gamma yang sedang memegangi Jian dengan wajah datar tanpa senyuman, sepertinya dia tidak suka taman bermain.

Jian dan Cheseli tiba-tiba saling tatap.

Keduanya melotot ngeri dan saling menjulurkan lidah.

Gamma tertawa melihatnya.

"Kak Gamma pakai ini!" Cheseli memilih sebuah Topi dan menggunakannya pada Gamma. "Jadi lebih cantik."

Gamma cemberut, dia ingin membuka Topi berwarna hitam yang Cheseli beli.

"Jangan! Aku bercanda! Kakak tambah ganteng!" Gamma ngambekan.

Mereka menaiki banyak wahana, meksipun enggan Gamma mengikut keduanya dengan sigap. Dia seperti seorang ayah yang merawat dua anak, sejak tadi Cheseli dan Jian selalu berkelahi secara tiba-tiba, mereka berdua memperebutkan perhatian Gamma, sekali lagi Gamma merasa senang, dibutuhkan oleh seseorang ternyata rasanya sebahagia ini.

"Ah!" Cheseli mendesah lelah, ia duduk di salah satu bangku di taman hiburan. "Capek kak, istirahat dulu." Mereka sudah berkeliling selama satu jam lebih.

"Jian lapar kak Gamma." Jian sejak tadi selalu berada di gendongan Gamma, bocah berumur 4 tahun itu tidak mau pergi.

Gamma melirik jam tangannya, ternyata sudah tengah hari, mereka harus makan siang.

"Cheli, mau makan apa?" tanya Gamma.

"Jian yang mau makan bukan pe-kak Cheli." Dia mengganti panggilannya untuk Cheseli ketika gadis itu menatapnya, seram, Jian takut.

"Ikut dia aja kak, aku capek berantem sama bocah." Cheseli akan mengalah kali ini.

"Mau makan apa?" tanya Gamma pada Jian.

"Daging, Jian suka Daging." Eh bocah tahu aja makanan enak.

"Bagus juga selera lo," Cheseli memuji kali ini, karena ia juga ingin makan daging.

Gamma membawa kedua bocah itu ke restoran terdekat, dia memilih tempat yang direkomendasikan banyak orang di internet, sebuah restoran mewah yang terletak di atas sebuah Hotel.

Gamma (The End)Where stories live. Discover now