G 9 : Cool as Ice

188K 17.3K 166
                                    

Cheseli menatap formulir pendaftaran ekskul dalam diam, pikirannya bercaban-cabang saat diam tangan kanannya tergerak dan secara tidak terduga ia menulis Kyūdō disana, tangannya berkerja lebih cepat dari otaknya.

"Jangan nyusahin orang Cheli." Cheseli meremukkan kertas itu, dia tidak boleh membuat orang lain repot.

"Cheseli ke kantin yuk?" Mona datang.

Secepat kilat Cheseli menyimpan sampah itu di saku Rok-nya. "Gue nungguin Nuri sama Amel."

Mona menunjuk depan pintu kelas. "Mereka dah nunggu."

Nuri melambaikan tangan dari pintu kelas tembus pandang.

"Akhirnya kita ke kantin bareng lagi!" Nuri memeluk lengan Cheseli tepat setelah gadis itu keluar dari kelasnya. "Kemarin aku nyobain Sushi di kantin kan, rasanya enak banget, terutama kecap asinnya! 11 12 sama yang biasa kita makan di Mall waktu SMP dulu."

Cheseli terkekeh pelan. "Yaudah nanti gue pesan Sushi nya." Nuri pasti bercerita untuk menyuruhnya mencoba.

"Nuri lo kalau jalan lihat ke depan, jangan ke Cheli muluh." tegur Amel, di berjalan di belakang bersama Mona, sejak tadi ia kesal sendiri karena selalu menyelamatkan Nuri dari tembok sekolah.

"Maaf, maaf, hehehe." Nuri cengengesan. "Aku kan kangen Cheli, udah lama kita engga gini, kan sebelumnya kita sibuk belajar untuk ujian sampai engga ada waktu ketemu, kemarin juga sibuk MOS." Dia merunduk sedih.

Nuri adalah gadis yang tidak bisa membaca situasi dan terlalu polos.

"Jadi gimana? Ekskul lo?"

Cheseli menggelengkan kepalanya. "Engga ikut."

Amel menatap Cheseli. "Ikut aja, kan kak Gamma anggota, kalau kenapa-kenapa dia bisa ngurus, bukan orang lain."

Itu hal yang paling Cheseli hindari.

"Eh ada apa tuh?" Memasuki kantin mereka sedikit penasaran dengan kerumunan orang yang terjadi di pojokan kantin.

Dahi Cheseli mengernyit. "Entah, mau lihat?"

"Mau!" Nuri langsung menarik lengan Cheseli.

"Kami nyari meja," kata Amel, dia tidak paling malas ke kerumunan seperti itu, kurang kerjaan.

Nuri menarik Cheseli dengan tidak sabaran, sangking fokusnya dengan kerumunan ia tidak melupakan keberadaan Cheseli hingga membuat gadis itu beberapa kali harus minta maaf karena tidak sengaja menubruk orang lain.

"Eh, Cheli itu kak Gamma." Nuri menyampaikan apa yang ia lihat.

Refleks Cheseli menolah, ia sedikit kaget melihat pemandangan di depannya.

Gamma sedang duduk bersama teman-temannya yang lain, laki-laki itu fokus membaca novel dan seorang gadis tidak dikenal berdiri di samping mejanya, dia terlihat malu-malu dengan pipi merona merah, gelagatnya juga aneh dan melihat Bed namanya yang berwenang merah, itu artinya dia adalah murid kelas 10 seperti mereka.

"Kak Gamma..." Dia memanggil Gamma dengan suara yang manis.

Gamma meletakkan novel yang ia baca di atas meja, dia melirik gadis tidak dikenal itu dengan raut wajah datar.

Cheseli tersentak.

Raut wajah Gamma entah kenapa terlihat sangat asing.

Itu berbeda, berbeda dengan yang biasanya Cheseli lihat selama ini.

Meskipun Gamma selalu menatapnya dengan pandangan kosong dan datar, Cheseli tidak akan pernah sakit hati.

Tapi ini.....

Gamma (The End)Where stories live. Discover now