G 12 : Question

170K 15.9K 273
                                    

Cheseli berjalan mendekati pintu kamarnya, dengan sisa debaran ia berusaha untuk tenang, memegang gagang pintu dengan sesekali manarik dan menghembuskan nafas, Cheseli sedang berusaha untuk menghentikan segala macam pemikirannya.

Setelah tenang, Cheseli mulai memutar kunci dan membuka sedikit pintunya, kepala Cheseli nimbul sedikit, ia bisa melihat Gamma dengan Hoodie Abu-abunya dari sini.

Gamma dengan tidak sabaran mendorong pintu kamar Cheseli hingga terbuka sempurna, Cheseli gelagapan dan Gamma langsung menutup dan memutar kembali kunci kamar Cheseli.

"Kakak marah?" Itulah yang Cheseli tangkap dari raut wajah Gamma.

Gamma menatap gadis itu lekat-lekat, ia mendekati Cheseli dengan aura yang tidak enak.

Cheseli berjalan mundur, Gamma terus mendekatinya dan dia terus menjauh hingga akhirnya Cheseli terduduk di kursi meja belajarnya sendiri.

Gamma memegang kedua sisi kursi, ia mengurung Cheseli diantara kedua lengannya.

"Jangan marah, aku engga sengaja...."

"Diam." titah Gamma.

Cheseli menutup rapat mulutnya sembari mengangguk mengerti.

"Ngapain tadi, hm?"

Cheseli memejamkan matanya, ia tidak bisa menatap mata biru gelap milik Gamma. "Aku cuma..."

"Cuma?"

"Hmmmm...." Cheseli malu.

"Apa?"

Cheseli mengigit bibirnya.

Gamma melihatnya, ia juga ikut mengigit bibir bagian bawahnya.

"Aku penasaran sama pergaulan kakak, jadi aku ngintip!" seru Cheseli, wajahnya berubah menjadi tomat.

Lama Gamma tidak bersuara, Cheseli sedikit mengintip dan terkejut dengan jarak wajah mereka yang sangat dekat, refleks ia menutupi wajah Gamma dengan tangan kecilnya.

Gamma tertegun, dia tersenyum miring dan menjilat telapak tangan Cheseli.

"Hei!" Cheseli langsung menarik tangannya, dia menatap Gamma tidak percaya.

"Kak Gamma kok jadi gini?" Cheseli bertanya canggung.

Gamma memajukan wajahnya, ia menyandarkan kepalanya di bahu gadis itu. "Engga suka?" bisiknya.

Cheseli syok.

Images-nya tentang Gamma selama ini hancur berkeping-keping.

"B-ukan gitu!" Cheseli tidak bisa bergerak, ia duduk dengan tegak, aroma Gamma membuatnya mabuk.

"Cheli..." Panggil Gamma.

"I-ya?"

"Elus."

"A-panya?"

"Kepala."

Tangan Cheseli bergetar, perlahan-lahan ia meletakkan tangannya di atas kepala Gamma dan mengelusnya perlahan-lahan.

"Begini?"

"Hm," gumam Gamma.

"Kakak engga pegal?" Pasti sakit dengan posisi seperti ini, dia membungkuk.

"Pegal."

"Duduk dong."

Gamma menurut, ia duduk di lantai, kepalanya ia sandarkan di pangkuan Cheseli.

Gadis itu Speechless.

Kak Gamma mabuk yah? Batin Cheseli.

Meksipun merasa enggan dan aneh, ia tetap mengelus kepala Gamma dengan lembut.

Gamma (The End)Where stories live. Discover now