Chapter 20 - Derita Baru

54 24 0
                                    



Suasana di dalam klub malam itu begitu bersemangat

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Suasana di dalam klub malam itu begitu bersemangat. Sorot lampu-lampu yang berkilauan berpadu dengan dentuman bass yang menggelegar, menciptakan aura kegembiraan di seluruh ruangan. Tarian liar dan tawa riuh mengisi udara. Orang-orang berdandan glamor, menari, dan bersenang-senang seolah dunia mereka adalah sebuah pesta yang takkan berakhir.

Tetapi di antara keramaian yang riuh itu, Nevara merasa kesepian. Dia duduk di sudut bar, memegang segelas tequila, yang sekarang sudah hampir kosong. Ekspresinya terlihat kesal dan kecewa. Dia datang ke klub ini dalam upaya untuk melupakan kebingungannya dengan hiburan, tetapi alkohol hanya membuatnya semakin frustasi.

Mabuk, Nevara meracau sendiri, bicara tanpa arti, dan kadang-kadang tertawa terbahak-bahak di antara tetesan musik yang keras. Tatapan orang-orang yang tengah berpesta bergeser padanya, memandangnya dengan campuran antara simpati dan kekaguman. Mereka tahu ada cerita di balik penampilan glamor Nevara yang tercerabut.

Namun, di tengah kekacauan itu, Shifia yang juga ada di klub bersama teman-temannya dan memutuskan menghampiri Nevara. Terlebih lagi ia melihat Nevara yang pergi ke sini sendirian. Ia takut Nevara akan diganggu karena sudah banyak pasang mata para pria hidung belang yang mengincarnya. Shifia, dengan kebijaksanaan dan hati yang baik, ingin memastikan bahwa Nevara aman. Dia tidak datang dengan niat untuk menghakimi atau mencemooh.

Saat Shifia mendekati Nevara yang mabuk, dia melihat teman barunya itu melirik dengan mata berkabut. "Nevara, bagaimana keadaanmu?" tanya Shifia dengan lembut.

Nevara memalingkan wajah mabuknya ke arah Shifia. "Oh, kau. Apa yang kau lakukan di sini?"

Shifia mendekat, mencoba berbicara dengan tenang. "Aku datang karena khawatir padamu. Ini bukan tempat yang tepat untukmu sekarang. Ayo, kita pulang."

Nevara mengejek. "Pulang? Ke mana? Masen tidak peduli."

Shifia merasa iba melihat Nevara yang rapuh. Dia tahu bahwa ini adalah akibat dari perseteruan antara Masen dan Richard yang semakin memburuk. Dia mengambil ponselnya dan menghubungi Masen. "Masen, kamu harus datang sekarang. Nevara mabuk."

Masen yang mendengar kabar itu segera meninggalkan tempatnya. Dia merasa cemburu dan bersalah karena telah mengabaikan Nevara. Kedatangannya ke klub itu adalah tanda bahwa dia ingin memperbaiki hubungannya dengan Nevara.

Sementara mereka menunggu Masen, Shifia berusaha meredakan Nevara yang semakin mabuk. Dia membisikkan kata-kata penenang dan berusaha menghibur temannya yang sedang hancur. Nevara, meskipun dalam keadaan mabuk, merasa tersentuh dengan perhatian Shifia.

Akhirnya, Masen tiba di klub itu. Dia melihat Nevara yang mabuk dan hancur, dan perasaan bersalahnya semakin memuncak. Dia mendekati Nevara dan berbicara dengan lembut. "Nevara, maafkan aku. Aku tidak seharusnya mengabaikanmu. Aku ingin kau tahu, aku mencintaimu."

Hopeless Romantic [PRE ORDER NOW]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora