Chapter 13 - Pindah Tidur

92 25 2
                                    

 Mungkin banyak yang menduga-duga jika kini Masen dan Nevara sudah berada di dalam tenda tidur berdampingan, saling berpelukan sambil mengagumi wajah masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 Mungkin banyak yang menduga-duga jika kini Masen dan Nevara sudah berada di dalam tenda tidur berdampingan, saling berpelukan sambil mengagumi wajah masing-masing. Maka kalian semua salah besar. Kini Nevara berada di tendanya. Bukan tanpa alasan Masen menawarinya untuk berbagi tenda. Pria itu melihat bahwa tenda nevara tidak berfungsi resletingnya sehingga tendanya tidak bisa tertutup rapat. Jadi jika sudah begitu kemungkinan ada binatang masuk dan angin di malam hari juga akan membuat Nevara kedinginan dan tidak aman.

Sebenarnya Nevara tidak peduli jika harus berbagi tenda dengan Masen tapi ada yang mengganggu perasaan. Beberapa menit yang lalu ia sudah mendekati tenda Masen dan membawa perlengkapan tidurnya. Tapi telinganya sayup-sayup mendengar sebuah percakapan Masen dengan seseorang. Ia memang tidak mendengarkan secara utuh obrolan antara Ayah dan anak itu tapi rasanya entah mengapa ia merasa bahwa alangkah lebih baiknya Masen sendiri terlebih dahulu.

Saat akan memejamkan mata. Ia melihat sosok itu ada didepan mata dan masuk ke dalam tendanya dengan membawa dua cup susu hangat. Ia tersenyum seraya membuka sepatunya dan mengambil posisi duduk di tenda yang sudah Nevara padamkan lampu senternya. Nevara tidak mengatakan apapun tapi ia mengambil posisi duduk agar pria itu bisa duduk dengan nyaman.

"Aku tau kamu tadi sudah ke tendaku. Kenapa malah balik lagi?" lalu ia menyeruput susu rasa vanila yang ada di gelas plastik tersebut namun pandangannya tetap tertuju pada Nevara yang sedang meniup-niup gelasnya agar kepulan asap itu menghilang. Gadis itu sadar jika sedang diperhatikan. Lalu ia membalas menatap Masen.

"Saya ga mau jadi pelampiasan kamu. Kamu barusan habis dimarahi Ayah kamukan? Jadi...saya biarin kamu sendiri dulu. Takutnya kamu jadi emosi terus—"

"Bisa ga nyimpulin apa-apa dulu?"

"Maaf."

"Buat? Kamu yang udah nguping pembicaraan saya atau—"

"Iya pokoknya itulah! Kamu balik lagi ke tenda nanti ada yang liat jadi rumor baru lagi!" Nevara jadi merasa malu sendiri karena telah ketahuan menguping.

"Kamu tau ga, kenapa aku bisa tau kamu ke tenda? ada ikat rambut kamu yang jatuh di depan tendaku," Masen memberikan ikat rambut yang terdapat motif beruang teddy bear. Nevara tahu jika sebenarnya Masen sedang mengalihkan pembicaraan. Tapi Nevara abaikan saja dan hanya mengangguk lalu menerima ikat rambut itu dan mengucapkan terimakasih.

"Yuk ke tendaku. Ini sudah jam 11 malam. Makin larut makin bikin kamu menggigil loh..." ini baru hari pertama tapi rasanya sudah sial.

Nevara bingung, karena tidak ada teman kerjanya yang peka akan kesulitan yang sedang ia alami. Walaupun ia pindah ke tenda para murid rasanya sudah sangat sesak. Maka apa boleh buat jika ia harus menerima pertolongan dari Masen. Ia bawa perlengkapan tidurnya. Masen yang melihat itu jadi senyum-senyum sendiri. Setidaknya hubungan mereka harus berprogres bukan?

Nevara berjalan terlebih dahulu, Masen mengikuti dari belakang. Tapi saat sudah sampai mereka dikejutkan dengan sosok Richard yang sudah bersedekap dada berhiaskan senyum yang menyeringai membuat mereka seolah membeku

Hopeless Romantic [PRE ORDER NOW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang