Chapter 19 - Berakhir Menyedihkan

72 25 3
                                    

ada bagian di chapter sebelumnya yang aku revisi. jadi back dulu aja biar nyambung.

Tidak pernah terbayangkan bahwa Nevara malah meneteskan air mata di sela-sela ciumannya dengan Richard

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak pernah terbayangkan bahwa Nevara malah meneteskan air mata di sela-sela ciumannya dengan Richard. Nevara merasa ini bukan hal yang baik. Ia tak mencintai Richard makannya dia merasa dilecehkan sekarang. Jika Nevara mencintai pria itu mungkin ia akan merasa ada kupu-kupu yang beterbangan di perutnya. Tapi ia tidak merasakan itu sama sekali.

Richard yang merasakan tangannya yang sedang menangkup pipi Nevara basah seketika menghentikan aksinya. Ia bingung dan merasa bersalah saat melihat mata Nevara yang mengeluarkan kilat kecewa terhadapnya. Saat itu juga Nevara menampar pipi kiri Richard dengan keras. Tanpa banyak kata, ia langsung mengambil tas selempangnya yang ada di sofa dan meninggalkan Richard yang merasa kesakitan.

Nevara mengusap air matanya karena kini ia sedang berada di Lorong apartemen. Otomatis ia akan sangat malu jika harus terlihat menyedihkan di depan orang banyak. Kemudian ia menoleh sekilas kearah unit apartemen Richard. Nampaknya pria itu tidak mengikutinya. Kemudian ia tekan bel yang ada di hadapannya. Ia berencana untuk makan diluar saja. Ia jadi kesal, ia yang masak tapi ia tidak kebagian untuk makan.

Suara bunyi pintu lift terbuka membuatnya tidak menundukkan kepala lagi. Saat pintu terbuka ia terkejut ternyata Masen ada disana. Ia tiba-tiba teringat kembali bahwa pria itu tadi seharusnya masuk ke apartemen Richard. Masen pun sama terkejutnya dengan Nevara. Ia kira ia tidak akan melihat Wanita itu. Ia takut akan sebuah kemungkinan bahwa mereka mungkin akan berakhir di ranjang yang sama. Tapi tampaknya Tuhan berkata lain. Ia bisa melihat bekas air mata yang ada di ujung mata Wanita itu. Berarti dia tidak menikmati ciuman tersebut. Seharusnya pria itu senang Nevara ada di hadapannya tapi dia sudah terlanjur cemburu.

Seharusnya kotak besi yang ditumpangi kini tidak naik dulu ke lantai atas. Tapi langsung ke lantai lobi dan membawanya keluar dari kejadian yang memuakkan barusan. Jika masen memiliki hak, sudah diluncurkan bogem mentah kepada pipi Richard dan menarik Nevara bersamanya. Tapi ia hanya pengecut yang lari begitu saja. Ia tersadar bahwa dimanapun ia berada dia hanya akan menjadi yang kedua.

Masen tidak siap untuk berdekatan dengan Nevara untuk saat ini. Kemudian ia tekan tombol untuk menutup pintu. Tapi Nevara menahan pintu itu menggunakan tangannya. Ia menatap Masen dengan tatapan yang tak bisa Masen artikan. Wanita itu seperti meminta tolong agar ia bisa membawanya. Masen alihkan pandangannya sehingga tatapan mereka tertutup. Tiba-tiba saja sekelompok remaja juga ingin masuk ke dalam lift yang membuat Masen dan Nevara berada di sudut Lift saling berhimpitan dan berhadap-hadapan.

Masen menengadahkan kepalanya saat merasa Nevara menabrak dadanya. Nevara merasa pipinya panas karena terjebak dengan Masen dalam keadaan seperti ini. Apalagi mereka ada di lantai 10 kemungkinan akan ada beberapa menit untuk mereka menempel seperti ini. Mereka mungkin akan bisa mendengar detak jantung masing-masing. Tapi tak bisa, keenam remaja laki-laki yang baru saja masuk sepertinya tidak peduli kepada mereka dan asyik bermain-main. Mereka saling mendorong dan mengakibatkan Lift sedikit oleng. Seketika dengan refleks ia memeluk Nevara agar tetap aman bersamanya.

Rupanya para pemuda itu keluar di lantai 5. Seketika lift menjadi hening dan mereka tersadar kemudian saling berjauhan karena takut ada orang lain lagi yang akan masuk lift. Tidak mau jika berada dalam situasi yang canggung Masen yang akan melangkahkan diri keluar lift dan ingin melalui jalan tangga saja ditahan oleh tangan Nevara yang menarik kemejanya. Pintu Kembali tertutup dan kini menyisakan mereka berdua. Masen memunggungi Nevara, ia kini berada lebih depan dari Wanita itu.

"Apa yang kamu lihat tadi ga seperti apa yang kamu bayangkan," suara Perempuan itu pelan karena Masen yakin bahwa Nevara menahan tangisnya. Ia ingin membawa Wanita itu ke dalam dekapannya namun egonya mengatakan untuk bersikap tega terhadap Wanita itu. Masen tetap mengabaikan Nevara dengan diamnya. Ini adalah jalan terbaik daripada ia harus meledakkan emosinya

Nevara tahu betul bahwa Masen tidak akan peduli terhadap apa yang ia lihat tadi. Tapi entah mengapa ia ingin sekali menjelaskan hal tersebut kepada pria itu. Tapi saat ia akan membuka suara, suara perut Masen menginterupsi. Sontak saja hal itu membuat tawa kecil dari mulut Nevara. Hancur sudah suasana perang dingin di antara mereka. Masen berdehem untuk meminimalisir rasa malunya. Rupanya Lift sudah berada di lantai satu. Pintu otomatis terbuka dan Nevara menggenggam tangan masen untuk ia bawa keluar dari sangkar besi tersebut.

"Ayo dinner! Aku yang traktir," kini posisinya Nevara yang berada di depan Masen. Tapi Masen menghentakkan tangannya sampai tautan mereka terlepas. Nevara yang merasakan hal itu jadi kebingungan dan bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Apakah ia melakukan kesalahan terhadap Masen sampai pria itu begitu marah padanya.

"Aku ga bisa. Please stay away from me now. Sorry, aku lagi ga dalam mood yang baik buat kita bisa makan bareng. Mungkin lain kali." Masen menghembuskan nafasnya kasar. Ia tahu bahwa dengan perilakunya tadi adalah kategori yang cukup kasar. Lalu ia melangkahkan kakinya keluar dari apartemen. Mungkin berenang di tempat biasa akan mengusir emosinya yang bisa sewaktu-waktu meledak.

"Aku minta maaf," Nevara berkata lirih. Tentu saja Masen sudah tak dapat lagi mendengarnya. Lalu, Nevara memutuskan untuk pergi ke sebuah club malam. Walau seumur-umur ia tidak pernah menginjakkan kakinya di tempat jahanam seperti itu.

*****

Richard terduduk dilantai sambal bersandar rumah yang harusnya ramai dengan canda dan tawanya dengan Nevara kini hening seperti di kuburan. Ia tidak tahu bahwa tindakan impulsif itu akan terlihat bodoh. Alih-alih terlihat menang justru ia menjadi loser. Ia kemudian tertawa masam karena melihat dapurnya yang masih terlihat berantakan. Jangan lupakan bahwa makanan yang Nevara masak belum sempat Wanita itu santap. Ia bingung, jika kejadiannya sudah seperti ini. Bagaimana ia bisa menghadapi Nevara saat di tempat kerja. Pria itu kemudian bangkit dan melihat sebuah benda asing yang bukan miliknya. Nampaknya Nevara meninggalkan handphonenya yang sedang di charge di dekat televisi. Ia menghela nafas kasar. Haruskah ia menyusul Nevara sekarang dalam keadaan seperti ini. Sudahlah, jika Wanita itu sadar mungkin ia akan Kembali ketempat Richard.

*****

Setelah selesai acara berenangnya selama dua jam dan sudah membilas diri dan membuka loker penyimpanan. Ia kemudian mengernyit heran, rupanya ia mendapatkan 10 panggilan tak terjawab dari Shifia sejak 15 menit yang lalu. Lantas Masen menghubungi Wanita itu. Setelah sulit dihubungi justru Wanita itu kini tiba-tiba menghubunginya. Bahkan belum mendapat dering ketiga Wanita itu sudah mengangkatnya. Tapi anehnya saudara di seberang sana terlalu bising.

"Nevara mabuk Sen! Bisa jemput ke sini?"

"Nevara mabuk Sen! Bisa jemput ke sini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hopeless Romantic [PRE ORDER NOW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang