Chapter 14 - Kemesraan

99 25 4
                                    

 "Pasien mengalami gangguan pembekuan darah sepertinya untuk hari ini harus menjalani rawat inap

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

 "Pasien mengalami gangguan pembekuan darah sepertinya untuk hari ini harus menjalani rawat inap."

Penuturan dokter UGD yang hari ini sedang berjaga itu terngiang-ngiang di kepala Nevara. Kini Nevara sedang duduk di samping Masen yang sedang tertidur pasca diperiksa oleh dokter. Kini tangan masen sudah tertancap infusan. Melihat pria yang ada di hadapannya membuat ia kasihan. Apakah ia harus menelpon keluarga Masen dan meminta mereka untuk menjaganya. Tapi mendengar percakapan Masen dan sang ayah membuat ia jadi ragu. Sepertinya hubungan mereka memang sedang tidak baik-baik saja.

Richard menepuk pundak Nevara yang sedang melamun. "Kamu...aku panggil-panggil gak nyaut-nyaut. Kenapa sih? Mending makan dulu yuk, aku bawa bubur buat kamu. Kamu belum sarapan, ini sudah jam 9 lewat. Nanti jadi break lunch namanya kalau lewat dari jam 10."

Nevara mendesah pasrah, ia sampai lupa kalau dia sendiri belum makan sedari pagi. "Buat jagain orang sakit juga perlu tenaga tau." Richard buka bungkusan plastik yang didalamnya ada sterofoam berwarna putih beserta sendoknya. "Kamu jangan ikut lemes dong. Abis kita makan nanti aku balik lagi buat bawain kamu baju, soalnya kamu pasti belum mandikan?" pantas saja Nevara merasa pagi ini ada yang kurang. Nampaknya ia juga melupakan acara bersih-bersih diri.

Nevara dan Richard kini duduk berhadap-hadapan di bangku besi yang disediakan rumah sakit di sebuah lorong dekat dengan UGD. takut jika Masen terbangun dan mencari mereka.

Sedari tadi perkataan Richard tidak dijawab oleh Nevara dan saat makan pun ia hanya mengaduk-ngaduk buburnya. "Kamu aku suapin ya? Atau perlu aku beliin yang lain? Jangan-jangan kamu ga suka ya kalau aku taruh kacang dan seledri di bubur kamu?"

"Nggak usah aku bisa sendiri. Bubur aja udah cukup. Aku gak keberatan mau pake sosis sekalipun di bubur ini. Aku cuma kepikiran aja sama penyakit masen. Kalau darah kita beku bukannya bahaya banget yah?"

Richard ingin egois sebenarnya. Kenapa sedang berdua dengannya saja ia masih kepikiran Masen. Tpi mau bagaimana lagi, keadaan Masen memang sedang memprihatinkan sekarang. Kalau ia bilang tidak usah dipikirkan, ia yakin Nevara akan semakin membenci dirinya. Nevara bisa menganggapnya tidak berprikemanusiaan. Bisa makan berdua dengan keadaan belum mandi dan di tempat ramai seperti rumah sakit saja sudah syukur. Walau keadaan seperti ini tentu saja diluar ekspektasinya.

"Kita berdoa saja supaya dia cepet sembuh. Kamu jangan banyak pikiran nanti ikutan sakit. Sekarang makannya dihabisin. Soalnya Masen juga belum kita kasih makan dia harus minum obatkah," styrofoam tempat Richard makan bahkan sudah bersih. "Aku juga mau mandi dulu kayanya di tempat kemah jadi mungkin agak lama buat balik lagi. Nanti aku sekalian beliin makan siang, kamu mau makan apa?"

Nevara hanya menggelengkan kepala, "Gimana kamu aja," sedikit jeda diantara mereka karena menunggu Nevara menyelesaikan acara makannya yang cukup santai itu. Lalu Nevara tutup tempat makannya dan melihat ke arah RIchard. "Makasih banyak yah," dengan melihat senyum yang tersungging di bibir Nevara rasanya jantung Richard bertalu-talu tak karuan.

Hopeless Romantic [PRE ORDER NOW]Where stories live. Discover now