Chapter 4 - Berlabuh di Aetheria Park

131 35 0
                                    

Di pagi yang cerah, ketika mentari baru mulai menyembul di langit, seorang wanita muda melangkah dengan langkah mantap di atas trotoar yang terawat dengan indah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di pagi yang cerah, ketika mentari baru mulai menyembul di langit, seorang wanita muda melangkah dengan langkah mantap di atas trotoar yang terawat dengan indah. Raut wajahnya penuh dengan kombinasi antara keteguhan dan kehati-hatian, seolah-olah dia sedang memasuki dunia yang baru dan belum dikenalnya sebelumnya. Windyanita Coolidge Nevara kini telah memutuskan langkah yang baru. Setelah bertemu dengan temannya yang bernama Sagita kemarin, ia mendapatkan sebuah pencerahan.

Kini Nevara menjadi seorang guru seni budaya dengan bakat luar biasa yang dulu sempat terpendam dalam bidang melukis dan seni visual. Setelah melakukan berbagai rangkaian tes untuk menjadi seorang guru. Kini ia tiba di sebuah kota yang sepenuhnya berbeda dari tempat kelahirannya, mencari peluang baru dan awal yang fresh dalam kehidupannya.

Aetheria Park, kota yang ia pilih sebagai tempat berlabuhnya, adalah sebuah kota terencana yang megah dengan bangunan-bangunan modern yang menjulang tinggi. Pohon-pohon hijau dan taman-taman indah menambah pesona kota ini. Bagi Nevara, kota ini adalah simbol baru dari harapan dan perubahan. Dia ingin melupakan masa lalunya yang pahit dan memulai lembaran baru dalam buku kehidupannya.

Saat memasuki area sekolah internasional bernama Global Ascendence School, tempat di mana dia akan memulai pekerjaannya sebagai guru seni, Nevara merasa campuran antara gugup dan bersemangat. Gedung-gedung megah sekolah ini mengingatkannya pada potensi baru yang akan dia eksplorasi dalam mengajar dan berinteraksi dengan murid-murid dari berbagai belahan dunia.

Setidaknya ditempat baru ia bisa melupakan perasaan tidak diterima di keluarganya. Seiring berjalannya waktu, rasa cinta yang cacat yang dia rasakan dari keluarganya membentuk ketakutan philophobia di dalam hatinya. Ketika kebahagiaan keluarga dirusak oleh pernikahan yang buruk, orang tuanya memilih untuk kabur dan menjalani bisnis mereka sendiri.

Dalam pelukan Aetheria Park, Nevara merasa bahwa mungkin, hanya mungkin, dia bisa menemukan kebahagiaan yang sejati. Tapi dia tahu bahwa perjalanan ini tidak akan mudah, karena masa lalunya masih menghantuinya dan ketakutan philophobia-nya selalu mengintainya dari balik bayang-bayang masa lalu.

Dengan tekad yang kuat dan harapan yang gemilang, Nevara melangkah lebih jauh ke dalam sekolah yang akan menjadi tempat baru untuk membangun impian dan melepaskan beban masa lalunya.

*****

Penampilan Nevara kini memancarkan aura kecantikan yang khas, meskipun ada sentuhan keanggunan yang selalu dia bawa bersamanya. Rambut cokelat gelapnya jatuh dengan lembut di sepanjang bahunya, menciptakan kontras cantik dengan kulitnya yang berwarna sedikit pucat. Matanya yang tajam dan cerdas, terbungkus oleh bulu mata lentik yang memberikan pandangan tajam yang tak terlupakan. Senyuman lembutnya seperti permata yang tersembunyi, hanya muncul saat momen yang tepat, menyinari wajahnya dengan cahaya hangat.

Saat ini, Nevara memilih untuk mengenakan gaun berwarna biru gelap yang elegan, mengalir dengan lembut mengikuti garis tubuhnya. Gaun itu memiliki sentuhan seni dalam detail renda yang halus, menciptakan kesan anggun dan feminin. Tidak seperti sebelumnya, dia tampak lebih percaya diri dengan penampilannya, menggambarkan perubahan yang mendalam dalam dirinya.

Sekarang, dengan langkahnya yang mantap di Aetheria Park, Nevara memutuskan untuk membebaskan dirinya dari bayang-bayang masa lalu dan mencari cinta sejati yang pernah ia harapkan. Meskipun dia membawa luka dalam hatinya, penampilannya yang anggun dan kecantikannya yang khas adalah refleksi dari perjuangan dan pertumbuhannya.

Namun, harus dicatat bahwa Nevara bisa tinggal di Aetheria Park bukan karena pemberian kakek dan neneknya. Sebagai seorang guru di Global Ascendence School, sekolah tersebut mewajibkan para pegawainya tinggal di apartemen yang berada di dalam kompleks sekolah. Hal ini membuat Nevara memiliki ruang untuk bernafas dan membangun kemandirian, meskipun tetap membawa luka dari masa lalunya.

*****

Saat berangkat sekolah ia melihat anak-anak diantar oleh kedua orang tuanya, hal itu membuat ia sedikit iri. Ia tidak pernah merasakan hal yang seperti itu saat kecil. Jadi, meskipun Aetheria Park begitu indah, kecantikannya hanya menjadi latar belakang bagi kerinduan yang mendalam di dalam hati Nevara. Di tengah gemerlapnya kota terencana ini, ada kekosongan yang tak tergantikan, suatu rasa rindu yang melanda saat dia melihat keluarga-keluarga yang bersatu, orang tua yang mengasuh anak-anak mereka dengan penuh kasih sayang. Nevara merindukan sosok ayah dan ibu yang sudah lama meninggalkannya, meninggalkan dirinya dalam kegelapan yang pahit.

Pernahkah dia tahu bagaimana kabar mereka? Bagaimana perasaan mereka padanya? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu terus menghantui Nevara, menciptakan luka baru yang sama dalam hatinya. Dia tumbuh tanpa tahu bagaimana rasanya memiliki ayah dan ibu yang ada di sisi, tanpa kasih sayang yang seharusnya dia terima.

Saat duduk sendirian di jendela apartemennya di malam hari, dengan cahaya kota yang gemerlap di bawahnya, Nevara seringkali membiarkan air mata mengalir tanpa henti. Dia merasa seperti ada bagian dari dirinya yang hilang, sepotong kisah yang takkan pernah selesai. Kenangan pahit dari masa lalunya terkadang datang dalam mimpi-mimpi buruk, mengingatkannya pada rasa tidak diinginkan dan diabaikan yang pernah dia rasakan.

Tetapi Nevara tidak pernah membiarkan kerinduannya mematikan semangatnya. Dia tahu bahwa dia harus memulai babak baru dalam hidupnya, menjalani perubahan yang dia pilih untuk dirinya sendiri. Keinginannya untuk meraih cinta sejati dan harapan yang lebih baik adalah api yang membara di dalam dirinya. Dalam Aetheria Park yang megah ini, dia ingin menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan yang selama ini menghantuinya.

Namun, dalam perjalanan pencariannya, Nevara juga belajar menerima bahwa keluarga tidak selalu harus berarti darah daging. Teman-teman dan orang-orang yang dia temui di Aetheria Park mulai mengisi kekosongan dalam hatinya. Mereka mendukung dan memahami, menciptakan lingkungan yang hangat di sekitarnya. Dan meskipun rindu akan orang tua biologisnya tidak pernah benar-benar sirna, Nevara menyadari bahwa dia memiliki kesempatan untuk membangun keluarga baru yang bisa memberinya kasih sayang dan pengertian yang dia cari selama ini.

Dalam perjuangan dan pertumbuhannya di Aetheria Park, Nevara akan menemukan arti sejati dari keluarga, cinta, dan harapan. Meskipun luka masa lalunya masih menganga dalam hatinya, dia tidak lagi merasa sendirian. Dalam keindahan kota yang megah ini, dia akan menemukan jawaban-jawaban yang dia cari, dan mungkin, dia akan menemukan cinta sejati yang akan mengisi setiap kerinduannya.

Ada satu hal yang menarik perhatian Nevara yang sedang menikmati pemandangan sekolah. Ada sosok yang nampak tak asing lagi baginya. Disudut parkiran sana ada seorang pria yang sedang menaiki motor dan hendak memakai helm. Sontak saja dengan refleks dia mempercepat langkahnya menuju pria berkaos polo dibalut jaket jeans dan celana chino. Tapi saat ia sudah mendekat motor tersebut mulai melaju secara perlahan. Tidak mau berlari dan berpacu dengan mesin beroda dua, ia putuskan untuk berteriak dan melempar sepatunya ke pada punggung pria tersebut.

"Masen!"

"Masen!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Hopeless Romantic [PRE ORDER NOW]Where stories live. Discover now