Chapter 16 - Perdebatan Sengit

73 27 3
                                    

Di ruang VIP yang semula tenang menjadi terasa tegang dan semakin mencekam seiring dengan sengitnya perdebatan yang tengah berlangsung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di ruang VIP yang semula tenang menjadi terasa tegang dan semakin mencekam seiring dengan sengitnya perdebatan yang tengah berlangsung. Raden Mas Tjondrolukito, ayah dari Masen, duduk di satu ujung ruangan dengan wajah yang memancarkan kekecewaan dan kebingungan yang mendalam. Di seberangnya, Ayu Ratu Indra Dewi, ibu dari Masen, duduk dengan ekspresi yang penuh ketegangan, mencari penjelasan yang memadai.

"Dalam hubungan, kejujuran adalah segalanya. Shifia, tunangan Masen, seharusnya memberitahu segalanya dengan jelas," desis Raden Mas dengan nada tajam, memecah keheningan yang terasa begitu berat.

Ayu Ratu menambahkan, "Memang, kenapa Shifia tidak menjelaskan secara rinci? Bukankah ini persoalan besar yang harus dipahami semua pihak?"

Masen, duduk di tengah-tengah mereka masih sambil berpegang pada infus yang berdiri di sampingnya, mencoba menemukan kata-kata yang tepat. Ia tahu, menjelaskan bahwa Shifia tidak bisa memiliki anak karena rahimnya telah diangkat adalah hal yang sensitif. Namun, dia juga mencintai Nevara dan tidak ingin dia disalahkan atas sesuatu yang bukan salahnya.

"Saya sudah bicara dengan Shifia. Memang kami memiliki masalah, tapi bukan seperti yang kalian duga," ucap Masen, berusaha mempertahankan ketenangannya.

Nevara yang duduk di seberang Masen mendapat tatapan curiga menerpa dirinya sejak tadi, hal itu tentu saja menusuk hati. Wajahnya semakin muram saat mendengar perkataan orang tua Masen.

"Jujur saja! Jadi ini dia, penyebab putusnya kalian?" ujar Ayu Ratu dengan nada yang penuh kebencian. Nevara mencoba untuk membela diri, tapi kata-kata kesal dan tuduhan yang dilemparkan membuatnya terdiam.

Namun, sebelum situasi semakin memanas, Richard tiba-tiba muncul dengan membawa makanan. "Mungkin sebaiknya kita semua tenang sejenak. Mari makan bersama dan bicarakan ini dengan kepala dingin," kata Richard, mencoba menenangkan suasana. Tadinya dua bungkus nasi yang disiapkan untuk Nevara dan Richard tidak jadi dimakan. Ia berikan kepada kedua orang tua Masen dan meminta izin untuk pergi bersama Nevara.

Richard membawa Nevara pergi dari situasi yang sulit, ke taman rumah sakit yang indah. Nevara menangis dalam hati, merasakan betapa sulitnya situasi ini. Richard mencoba menghiburnya, berusaha memberikan kekuatan untuk tidak tenggelam dalam kesedihan.

"Dengarkan, jangan biarkan perkataan mereka menghancurkanmu. Kau adalah perempuan kuat dan berharga, Nevara. Kau tidak bersalah atas ini," ujar Richard dengan lembut.

Nevara mencoba tersenyum. Walaupun situasi sulit, ada kehangatan dalam pertemanan ini, sesuatu yang membuatnya merasa didukung. "Terima kasih, Richard. Kita akan melewati ini bersama-sama kan?" suara dari mulut Nevara untuk menguatkan hati.

*****

Sementara itu, di dalam, percakapan sengit masih terus berlanjut, Masen merasa menjadi seorang pengecut karena tidak membela Nevara. Hatinya semakin hancur saat melihat Nevara disalahkan tanpa alasan yang jelas.

Hopeless Romantic [PRE ORDER NOW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang