Dua Puluh

133 7 0
                                    

"Oh siswi baru." ucap Berlin dengan santai, Ia segera meninggalkan kerumunan itu dengan cepat, Ia dapat melihat wanita baru itu sepertinya sedikit tomboy, dari penampilannya saja terlihat jika wanita itu adalah seorang gadis tomboy dengan paras yang cantik tentunya.

***
Berlin segera memasuki kelas, Ia duduk di sebelah Katrin yang sedang berbicang-bincang pada Rika dan Feby.

"Selamat pagi teman-teman!" teriak Berlin tepat di hadapan ketiga temannya itu.

"Pagi Berlin. Lu kenapa sih? Kayaknya bahagia banget." ucap Katrin sembari mengelus dadanya terkejut, Ia heran pada Berlin yang biasanya tetap diam jika sudah datang malah berubah dengan cepat.

"Tau tuh! Kaget kan gua." ucap Rika dengan ekspresi wajah kesalnya.

"Hehehe... Maaf yah, aku juga gak tahu kenapa bisa gini." balas Berlin sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Eh! Lu duduk dulu deh, ada yang mau gua kasih tau." ucap Feby serius.

"Apa?" tanya Berlin yang sudah mengambil posisi dududknya.

"Lu liat gak, siswi baru yang di luar?" tanya Feby dengan suara yang mengecil, Ia takut jika teman sekelasnya mendengar gosipan mereka.

"Iya, aku liat kok. Emang kenapa?" tanya Berlin dengan heran, Ia tidak paham apa maksud dari perkataan Feby barusan.

"Jadi gini Ber, kita-kita sempat dengar di sekolah kita ini ada salah satu anggota geng baru yang sedang di cari-cari sama geng yang lainnya, tapi kita gak tau, siapa orangnya. Apa mungkin orang itu siswi baru itu?" jelas Katrin dengan serius, ya isu kedatangan geng baru itu sudah terdengar pada seluruh penghuni sekolah, jangankan siswa siswinya, gurupun sudah mengetahuinya.

"Anggota geng baru?" ucap Berlin dengan suara yang mengecil, Ia mencoba berpikir sejenak, lalu beralih menatap teman-temannya dengan ekspresi wajah yang bingung.

"Iya Berlin. Dan didengar-dengar anggota Zyan juga sedang mencari tahu siapa orang itu." timpal Rika dengan cepat.

"Apa kita perlu mencari tahunya juga?" tanya Berlin dengan polosnya.

"Yaelah Berlin. Yang ada kalau lu ikut bisa-bisa lu yang dijadiin korban lagi." balas Feby sembari menoel hidung Berlin gemes, Feby berpikir mana bisa seorang Berlin ikut dalam hal seperti itu, sedangkan dari penampilannya saja orang sudah tau, bahwa Berlin tidak memiliki bakat untuk membela diri.

"Ih! Kalian remehin aku." ucap Berlin dengan kesal, Ia tidak menyangka bahwa setiap orang yang bertemu padanya selalu saja menganggapnya tidak bisa mengikuti hal-hal yang seperti itu.

"Bukan gitu Berlin, cuman gimana yah?" timpal Katrin dengan bingung, Ia tidak tau apa yang akan Ia ucapkan agar Berlin tidak berfikir bahwa dirinya disangka orang yang manja.

"Yaudah deh! Aku gak ikut. Lagian aku mana bisa dalam hal-hal seperti itu." ucap Berlin dengan sedih, Ia tahu apa yang dimaksud dengan teman-temannya itu, tetapi Ia tidak mau memperpanjang obrolan yang tidak masuk akal ini.
Dengan cepat Berlin langsung memutar bangkunya menghadap depan, dan tidak lama dari itu gurupun datang.

"Yah! Ilu sih. Tuh ngambekkan." ucap Rika pada Feby dengan suara yang dikecilkan agar Berlin tidak mendengarnya lagi.

"Lah, kok jadi gua?" balas Feby sembari menunjuk dirinya sendiri.

Setelah melihat guru memasuki kelas, Feby, Katrin dan Rika langsung terdiam dan memutar tubuh mereka menghadap depan.

***
Kedatangan siswi baru membuat penghuni sekolah heboh, tidak hanya itu saja, geng Xorpio juga sudah mendengarnya.

Mengagumi Gangster SekolahWhere stories live. Discover now